Rupanya Sadam memang tidak main-main dengan perkataannya. Pagi ini ia bersedia mengantar Sara ke butik. Hari pertama Sara masuk kerja pasca menikah dengan Sadam. Sebenarnya Sara sudah menduga Kimberly pasti bakal rese setelah sahabatnya berstatus istri orang. Begitu pula karyawan yang lain. Itulah alasan Sara tidak mau diantar Sadam, tetapi suaminya lebih ngotot dari apa yang Sara kira.Biarlah Sadam bertindak seperti seorang suami. Lalu, kemarin apa katanya? Dia suka direpotkan dan meminta Sara melibatkannya dalam kondisi apa pun? How sweet. Namun, Sara malas menunjukkan rasa kagumnya. Ia patuh saja saat Sadam sudah siap-siap pagi ini dan mengantar Sara ke tempat kerja.
"Emangnya harus, ya, kamu dandan kayak gini? Mau ke butik, dandannya cantik banget," komentar Sadam sesaat sebelum tiba di D'Amore.
Bisa nggak sih, pagi-pagi jangan bikin gue salting? Alih-alih menyuarakannya dengan lantang, Sara memilih berdecak sesaat. Lalu, kembali fokus memperbaiki lipstik di bibirnya. Alat makeup Sara kini berserakan di atas dashboard mobil. Untung ia memakai pouch kecil, jadi tidak terlalu berantakan.
"Serius. Kamu dandan cantik begini ntar dilirik klien cowok," kata Sadam. Lagi-lagi menggoda sang istri.
"Diam, dong. Kamu fokus aja nyetirnya. Nanti eyeliner aku rusak."
"Lagian ngapain pakai eyeliner di jalan begini."
Sara lagi-lagi berdecak. Mendadak saja pagi itu suaminya jadi cerewet. "Aku udah pro. Lihat! Nggak berantakan."
"Harus banget dipakai sambil mangap-mangap gitu?" tanya Sadam saat Sara beralih mengaplikasikan maskara di bulu mata lentiknya.
"Kamu nggak paham. Berisik, deh."
Sang suami tidak berkomentar lagi. Merasa penampilannya sempurna, Sara memeriksa di cermin kecil, lalu tersenyum lebar. Ia tahu sejak tadi Sadam sesekali melirik dirinya dengan heran. Mobil Sadam benar-benar berhenti di depan bangunan D'Amore. Beberapa pekerja yang terlihat di luar memperhatikan mereka. Bikin Sara tidak ingin keluar karena malu.
Padahal sebelumnya ia sering diantar Sadam, tetapi berbeda cerita sekarang. Mereka sudah resmi menjadi suami-istri. Bayangkan saja senyuman para pekerjaan dan Kimberly yang akan menggodanya. Sara seketika bergidik sekaligus menahan diri untuk tidak salah tingkah.
"Nanti aku kabari kalau pulang," kata Sara setelah mengumpulkan keberanian untuk turun dari mobil.
"Sebentar." Sadam menahan pergelangan tangan Sara. "Kamu lebih bagus pakai make up natural gitu. Diganti ya, ya?"
"Ya Allah, masih aja." Sara ingin sekali mencakar wajah suaminya. "Nggak bisa. Ini aja udah natural banget. Makin natural, makin susah ngaturnya. Aku mau meeting dengan Genta sekarang. Aku nggak mau terlambat atau dia bakal ngambek. Nyari orang buat kerjasama susah, Sadam. Apalagi brand-ku adalah brand baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Pasutri√
Romansa[Finished only on KaryaKarsa] Kata mereka hidup Sadam terlalu kaku. Sejak mendapat luka dari kekasih masa lalu, rasa-rasanya ia enggak ingin menjatuhkan hati lagi pada wanita manapun. Berangkat dari hal itulah akhirnya Sadam menerima tawaran sang pa...