Chapter 18.

613 54 6
                                    

Happy Reading !!!

















Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan didalam angkot, karna macetnya kota jakarta, kini mereka bertiga berjalan kaki menyusuri jalanan kampung untuk menuju rumahnya.



"Kak, kakak sadar ngga sih, kalo sekolah itu tuh sekolahnya kak Flora sama Olla" celetuk Marsha yang bertanya ke kakaknya.

"Kakak aja gatau, kok kamu tau dek" tanya balik Tian ke Marsha.

"Ihh parah banget, gitu aja gatau" jawab Marsha sambil menggeplak lengan kakaknya.

"Aduhh, kan gatau dek, itu udah lama juga, ya mungkin dah lupa lah kakak" ucap Tian sambil berjalan.

"Wahhh², parah banget sihh, gitu aja dilupain, kalo aku jadi mereka bakalan sakit hati sih, semudah itu dilupakan" timpal Marsha sambil meremas bajunya, yang memperagakan seolah-olah sedang sakit hati.

"Idihhh, gausah alay gitu, biar apa kek gitu?" ucap Tian sambil merangkul leher adeknya.

"Ahhhhhh, mamaaa, kakak loh nakal" rengek Marsha agar mamanya mau bantu.

"Biarin maa, gausah dibantu" saut Tian yang masih merangkul erat leher adeknya itu.

"Lepasin kak kasian adeknya itu" suruh mama Melody yang kasian melihat anak bungsunya itu yang suka dijahili kakaknya terus.



Tian pun melepaskan pelukannya itu, dan mereka pun melanjutkan perjalanan pulang. Sesampainya dirumah mereka pun langsung bersih² secara bergantian. Setelah semua sudah bersih, kini mereka melanjutkan aktivitas makan malam.













Disisi lain.













Kini dikediaman Pucho, lebih tepatnya dikamar, Pucho dan Aya sedang melihat-lihat raport dari Tian dan Marsha.



"Wao, bagus² ya nilai Christian, ga salah sih kalo dia memang berhak pantas memenangkan lomba kemaren itu" kagum Pucho yang melihat raport Tian.

"Adeknya juga ga kalo bagus kok pi" sambung Aya yang juga melihat-lihat raport Marsha.

"Lihat deh mi, gilaaa, semua nilai hampir perfek dari kelas 10 sampai kelas 11, nih anak memang jenius ato gimana ya, gaada loh disini nilai 7" ucap Pucho yang heran melihat raport Tian yang rata² mendapat nilai 9, bahkan ada yang 10.

"Masa sih pi, coba mami lihat jadi penasaran deh" timpal Aya yang mengambil raport Tian dan raport Marsha diberikan ke Pucho.

"Waooo, rata² bagus² semua nilainya pi, tapi disini yang paling menonjol bhs Inggris sama matematikanya yang perfect, pasti langganan jadi juara 1 terus nih disekolahnya" ucap Aya yang kagum melihat nilai² Tian.

"Iya mi, nih keluarganya ngasih makanan apa ya ke anak²nya, kok bisa pinter² gini" ucap Pucho yang masih heran, kenapa 2 adek kakak ini bisa begitu pinter².

"Ya nasi lah pi, trus apa masa menyan" jawab Aya yang memutar bola matanya malas, karna mendengar ucapan dari suaminya yang ga logik.

"Kita aja yang setiap hari sering ngasih makanan mewah, setiap hari gizi ga pernah telat, selalu kecukupan lihat tuh anak² kita, kalo Kevin sih masih bagus² aja, tapi Chika tuh kelas 11 malah makin turun nilainya, pasti ada aja ulahnya disekolah hadehhh, bikin pusing aja" ucap Pucho yang pusing melihat tingkah laku Chika yang setiap hari pasti ada aja tingkah lakunya, yang membuat guru kesal, suka mbolos pelajaran, kadang tidak masuk sekolah.

LIFE OF JOURNEY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang