SEPEDA KAYUH

305 46 236
                                    

HAI SEMUANYA👋👋👋

Gimana kabar kalian hari ini???
*
*
*
Semoga selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan ya🤗🤗🤗

*
*
*
Ini adalah bab pertama dari 'Bila Hujan'. Oh iya, diusahakan untuk FOLLOW akun wattpad penulis ya biar kalian nggak ketinggalan update-an terbaru😉😉😉

*
*
*

Jangan lupa VOTE dan COMMENT sebanyak-banyaknya ya, kalau bisa per paragraf kalian comment in deh biar aku tambah semangat nulisnya.... Okay?☺️☺️☺️
*
*
*

Kalian udah siap nggak terjun dalam dunia Mesha dan Aydan???????
*
*
*

Kalian udah siap capek lihat perjuangan Aydan masuk dalam dunia Mesha yang gelap???
*
*
*

OKAYYY, LET'S GET IT!!!🎉🎉🎉
*
*
*

       “Bang, Ara berangkat dulu ya.”

Ara Mesha Yassika. Perempuan kuat dengan segala jurus penangkal kesedihan yang dimilikinya. Baru menginjak kelas sebelas di sebuah SMA yang lumayan jauh dari rumahnya. Perempuan paling kuat karena ia hanya hidup bersama kakak yang mengidap Down Syndrom.   

Down syndrome merupakan kondisi keterbelakangan fisik dan mental akibat perkembangan kromosom 21 yang tidak normal. Oleh karena itu, orang yang mengidap Down Syndrome memiliki tingkat kecerdasan yang rendah, dan kelainan fisik yang khas. Itu lah mengapa, Mesha lumayan berat untuk meninggalkan satu-satunya manusia yang ia miliki di bumi.

       Tara, kakak Mesha berjalan mendekat ke arah adiknya pelan, mengusap rambut Mesha yang masih sedikit basah. Mesha menatap sang kakak dengan berkaca-kaca. Melihat mata Tara adalah pemandangan paling indah yang selalu tak ingin Mesha alihkan pada hal apa pun di dunia. Menampakkan senyum kepada kakaknya adalah hal wajib baginya ketika di depan sang kakak, dengan begitu tidak akan menambah pikiran kakaknya terhadapnya.

“Nanti Ara langsung pulang kok. Oh ya, Abang jangan lupa makan ya... Ara udah siapin makanannya di meja makan.” Tambah Mesha meskipun hanya dijawab anggukan mengerti oleh sang kakak.

       Mesha mencium tangan sang kakak, dan keluar dengan melangkah ragu dari sana. Matanya menatap sang kakak dari pintu rumahnya yang kokoh itu, seperti tatapan terakhir yang masih dan sanggup ia lihat ketika melihat keadaan sang kakak.
Langkahnya beranjak dari sana. Menapaki setiap aspal yang mengarah untuk menunggu bis datang. Sepuluh menit tak ada hasil apa-apa. Tangan kirinya terangkat untuk melihat berapa lama lagi waktu yang dimilikinya agar tetap bisa masuk sekolah.

06.35.

     Hari yang paling menyebalkan. Kenapa harus hari ini? Kenapa semesta tidak memberiku bis untuk bisa aku tumpangi? Padahal hari ini adalah hari pertama di bulan Juni. Mesha menghembuskan napas panjang dengan mata yang masih celingukan menanti bis di pagi ini.
      
       Terlihat kaki Mesha yang sudah gemetaran karena takut hari ini adalah hari pertama ia telat. Jika itu terjadi, ia bahkan tidak mau memaafkan dirinya sendiri.
Namun, tiba-tiba dan entah kekuatan dari mana, Mesha melihat laki-laki yang memakai seragam yang sama dengannya menaiki sepeda kayuh dan melewatinya dengan tenang.
Kaki Mesha terangkat dan berlari kencang mengejar laki-laki dengan sepeda kayuhnya itu.

Bila HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang