PANGERAN KODOK dan PUTRI CANTIK

115 24 9
                                    

SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA🤗🤗🤗

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT SEBANYAK-SEBANYAKNYA BIAR PENULIS TAMBAH SEMANGAT OKE👌👌👌

*
*
*

“Pada zaman dahulu, hiduplah seorang raja dan putri-putrinya yang cantik jelita. Putri termuda adalah putri yang paling cantik di antara putri-putri yang lainnya.” Aydan mulai bercerita tentang dongeng pangeran kodok dan putri cantik.

Aydan terus bercerita, ia tidak peduli Mesha akan mendengarnya atau tidak. Sembari bercerita, Sesekali Aydan melirik ke arah Mesha yang masih menutup matanya.
Aydan kembali melanjutkan ceritanya.

“Di dekat istana, terdapat hutan yang rimbun dengan pepohonan. Salah satu pohon di hutan itu memiliki daun berbentuk hati. Di bawah pohon, terdapat sumur yang jarang diketahui orang. Saat cuaca panas, hutan itu sering di datangi putri termuda. Dia sangat senang bermain di sana dengan bola emasnya. Biasanya, dia akan melempar-lemparkan bola ke atas, lalu ditangkapnya kembali.

“Suatu ketika, karena Putri kurang hati-hati, bola emas itu tergelincir tepat di tanah dekat sumur. Perlahan, bola emas itu bergulir dan jatuh tepat ke dalam sumur. Mengetahui hal itu, Putri sangat bersedih dan menangis. Namun, tiba-tiba sang putri mendengar suara aneh.

“Putri yang cantik jelita, mengapa kamu menangis?” tanya suara itu.

“Aku menangis karena bola emasku terjatuh ke dalam sumur saat aku memainkannya tadi,” jawab Putri sambil menangis tersedu-sedu.

Putri pun kebingungan. Siapa yang berbicara dengannya, padahal tak ada seorang pun di sana selain dirinya.
Putri terus melihat ke sekelilingnya. Namun, hanya ada seekor kodok di sana.

“Apakah kamu yang baru saja berbicara denganku?” tanya Putri dengan heran.

“Tenang saja, Putri. Aku akan mengambilkan bola emas itu untukmu. Tetapi, jika aku berhasil, apa yang akan kamu berikan padaku?” ucap si kodok.

“Aku akan berikan apa pun yang kamu inginkan. Mutiara, perhiasan, atau bahkan emas yang kupakai ini, dengan senang hati akan kuberikan padamu,” jawab Putri.

“Baiklah. Aku juga ingin kamu dengan senang hati menyukaiku sebagai teman bermain, dan memperbolehkanku untuk makan bersama denganmu. Tentunya dengan piring emasmu. Aku ingin minum dari satu gelas untuk kita berdua. Aku pun ingin bisa tidur di ranjang indahmu. Jika kamu berjanji akan mengabulkan semua keinginanku ini, aku akan mengambilkan bola emas itu untukmu,” kata si kodok.

“Baiklah. Aku berjanji akan melakukan semua hal yang kamu inginkan itu,” ujar Putri tanpa pikir panjang.

Setelah mendengar janji Putri, si kodok segera mengambilkan bola emas yang terjatuh. Beberapa saat kemudian, si kodok keluar dari sumur sambil membawa bola emas kesayangan Putri.

Betapa gembiranya Putri. Tapi, Putri tampaknya lupa dengan janjinya kepada si kodok. Tanpa menghiraukan si kodok, ia meninggalkan sumur begitu saja.

Keesokan harinya, saat Putri sedang makan bersama dengan Raja. Terdengar suara yang memanggil-manggil dari luar.

“Putri termuda, bukakan pintu untukku,” ucap suara tersebut.
Putri pun bergegas membuka pintu. Saat dia melihat seekor kodok di hadapannya, dia langsung menutup pintu. Dengan perasaan gelisah, Putri kembali duduk di kursinya.

“Ada apa denganmu, anakku?” tanya Raja yang melihat kecemasan di wajah Putri.

“Tidak, aku tidak apa-apa. Tadi ada kodok yang berusaha masuk,” jawab Putri dengan gugup.

Bila HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang