HAI SEMUANYA👋👋👋
*
*
*
Gimana kabar kalian hari ini???
Kalian lagi bahagia, sedih, marah, atau rindu seseorang hayoo???
*
*
*
Jangan lupa VOTE dan COMMENT sebanyak-banyaknya ya, kalau bisa per paragraf kalian comment in deh biar aku tambah semangat nulisnya.... Okay?☺️☺️☺️
*
*
*Pagi yang sejuk dan nyaman untuk menyiram tanaman. Hari ini Mesha bangun sangat pagi, dan entah mengapa itu bisa terjadi. Mesha menggunakan waktu paginya itu dengan menyiram tanaman yang berada di belakang rumahnya.
Ada banyak tanaman di sana, ada cepiring, mawar, tanaman daun pucuk merah, lidah buaya, bahkan kaktus pun ada. Entah kenapa bisa ada kaktus di sana, padahal Mesha bukan lah tipe manusia yang malas menyiram tanaman, kenapa ia memilih kaktus sebagai salah satu hiasan di antara bunga-bunga yang tak kalah indah?Mesha memandangi kaktus kecil di pot mungil berwarna putih itu. Ia berjongkok dan entah mengapa pikirannya tertuju pada satu manusia yang paling ia benci namun paling ia rindukan.
Tak terasa air mata Mesha turun dengan sendirinya tanpa ia minta, padahal selama ini ia berusaha untuk tidak mau dilihat sebagai manusia yang payah.
"Ibu, ayah... kalian benar-benar jahat."
Kaktus ia tinggalkan. Beralih pada dapur dan mengambil beberapa makanan yang tersisa di kulkas. Tersisa tahu dan tempe. Tapi, Mesha tidak perlu khawatir, sang kakak adalah penikmat yang baik. Tidak pernah ada kata 'masakanmu tidak enak' yang keluar dari mulutnya.
Mesha mulai menanak nasi dan memotong tempe. Ia celupkan tempe pada air yang sudah diberi garam lalu digoreng pada wajan kecil yang berubah menjadi warna hitam. Bagaimana tidak? Wajan itu sudah empat tahun ia pakai dan tidak pernah diganti.
Setelah ia selesai memasak dan menaruh semua masakannya di meja makan, Mesha langsung ke kamar untuk berganti seragam, dan setelah itu ke kamar Tara.
Mesha melihat Tara dengan rambut yang basah baru keluar dari kamarnya.
"Wah, udah ganteng aja nih Si Abang!" ujar Mesha pada Tara dan dibalas dengan senyuman malu.
Mesha menyikut Tara sambil terkekeh pelan, "Loh loh, kok malu gitu sih, Bang?"
Mesha mengikuti kakaknya yang mengambil duduk untuk sarapan.
"Bang, nanti Ara pulangnya telat ya, soalnya bahan makanan di kulkas udah abis." ucap Mesha meminta izin.
"I..Iya." jawab Tara dengan terbata-bata.
Mesha memeluk sang kakak dan mencium pipinya penuh dengan kasih sayang. "Nggak lama kok Bang. Udah beli, langsung pulang."
Mesha berpamitan pada Tara selagi dia masih menyantap makanan.
"Mesha, berangkat dulu ya Bang. Assalamualaikum."
*
Mesha menghentikan langkahnya ketika melihat sesosok manusia dengan sepeda kayuhnya berada tepat di depan gerbang rumahnya.
"Kak Aydan?" kaget Mesha.
Aydan tersenyum. "Aydan aja."
"Oh ya, Aydan."
"Bareng sama aku, yuk." ucap Aydan tiba-tiba.
Ada banyak pertanyaan yang ada di otak Mesha saat ini, tapi ia urungkan karena ketinggalan bis adalah hal yang paling menyebalkan.
"Loh Ra, mau kemana?!" teriak Aydan ketika melihat Ara yang berjalan cepat pergi dari hadapannya.
Aydan meninggalkan sepedanya dan berlari mengejar Mesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Hujan
Novela Juvenil"Alam raya tidak akan membiarkannya menjadi sebatang bunga yang kuncup di musim panas. Tidak. Selama aku masih berada di sisinya" Aydan Balin Pratama~ "Takdir terlalu bermain-main denganku hingga tidak ada kata bahagia dalam kampus hidupku" Ara Mesh...