HAI SEMUANYA👋👋👋
*
*
*
Gimana kabar kalian hari ini???
*
*
*
Jangan lupa VOTE dan COMMENT sebanyak-banyaknya ya, kalau bisa per paragraf kalian comment in deh biar aku tambah semangat nulisnya.... Okay?☺️☺️☺️
*
*
*
Mesha keluar dari kamarnya dengan memakai pakaian yang ditentukan oleh Aydan kemarin. Celana jeans panjang dan atasan hoodie berwarna putih, tidak lupa dengan rambut yang selalu ia kuncir. Tak banyak yang Mesha bawa, cuma tas punggung hitam yang menemaninya selama sekolah.
Mesha berjalan menuju kamar Tara, menilik apakah sang kakak sudah bersiap di sana. Dan ia melihat Tara sudah berpakaian selaras dengannya, memakai kaos berwarna putih dan celana jeans hitam.
“Udah siap, Bang?” tanya Mesha sembari membenahi kerah sang kakak yang kurang rapi.
“Ki.. Kita... Mau... Ke... Kemana?” tanya Tara.
Mesha tersenyum, memegang tangan sang Tara dan menatapnya lekat. “Kita akan pergi ke tempat yang menakjubkan, Bang.” ujar Mesha dan ditanggapi dengan senyuman sumringah dari sang kakak.
“Kita akan jalan-jalan.” ujar Mesha.
Tara senang. Ya, dia sangat senang. Mendengar bahwa dia akan pergi jalan-jalan membuatnya sangat bahagia, karena selama ini ia sama sekali tidak pernah pergi jalan-jalan sekali pun. Tara berjingkrak-jingkrak dengan senyuman yang tidak lepas dari wajahnya, dan Mesha seperti terkena arus listrik yang membuatnya ikut senang juga.
*
Mesha dan Tara sudah siap dan menunggu Aydan untuk menjemput mereka. Tak lama, sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan gerbang rumahnya, dan kaca mobil perlahan menampakkan sosok laki-laki yang sudah ditunggunya sedari tadi.
“Hai, Sha!” teriak Aydan yang melambai-lambaikan tangannya seperti anak kecil dengan kegirangan.
Mesha menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Aydan itu.Aydan keluar dari mobil dan menghampiri Mesha. Aydan tersenyum melihat Mesha dan Tara yang memakai baju dengan warna senada itu. Aydan mencium punggung tangan Tara seperti kakaknya sendiri.
Mesha yang melihat itu sedikit terkejut, namun dalam hatinya ia bahagia. Relung hatinya yang selama ini seperti terperangkap pada manusia-manusia yang tidak mau menerima dirinya dan kakaknya, kini sedikit demi sedikit mulai terbuka. Tak diduga, senyuman kecil nampak terlihat di wajah Mesha walaupun hanya sekilas.
“Pagi, Bang.”
“Pa... Pagi.”
“Wah, ratu cantik dan abang ganteng udah siap nih jalan-jalannya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Hujan
Fiksi Remaja"Alam raya tidak akan membiarkannya menjadi sebatang bunga yang kuncup di musim panas. Tidak. Selama aku masih berada di sisinya" Aydan Balin Pratama~ "Takdir terlalu bermain-main denganku hingga tidak ada kata bahagia dalam kampus hidupku" Ara Mesh...