SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA🤗🤗🤗
*
*
*
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT JUGA BIAR TAMBAH SEMANGAT NULISNYA OKAYYY😉😉😉😉
*
*
*
HAPPY READING GUYSS💜💜💜💜
*
*
*
*
*Untuk membuktikan kebenaran ucapan Aydan padanya, Mesha memutuskan untuk menyetujui ajakan Aydan untuk melihat kembaran bulan.
Mesha bukan anak kecil yang bisa dibohongi oleh siapa pun. Mesha juga bukan anak kecil yang percaya tentang apapun.
Satu-satunya alasan yang membuatnya ikut dengan mudah adalah karena dia ingin membuktikan bahwa sesuatu tidak akan lebih baik jika dilihat lebih dalam dan lebih dekat.Mesha ingin membuktikan bahwa ucapan Aydan salah. Dia ingin membuktikan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu yang baik jika ditelusuri, cukup melihat dan mengetahui adalah tingkat kekecewaan yang paling tinggi menurutnya.
“Sebegitu penasarannya ya, kamu mau lihat bulan dari dekat?”
“Nggak. Aku hanya punya alasan tersendiri mau ikut denganmu.” sahut Mesha tenang.
Jalanan blok rumah Mesha memang sangat sepi. Sesekali Mesha teringat akan seseorang yang pernah menolongnya ketika ia dihadang dua preman kala itu.
“Memangnya, apa alasan kamu mau ikut denganku? Kamu pasti nggak mau jauh-jauh dari ak—”
“Jangan ngelantur deh.” potong Mesha tenang. “Jangan memastikan sesuatu yang nyatanya tidak bisa kamu harapkan.”
“Tapi aku tidak akan berhenti berharap sama kamu, Sha.”
“Alasanku adalah karena aku mau kamu mengerti, bahwa sesuatu yang dilihat baik dan membuat kita penasaran, jika ditilik dan dicari tahu lebih dalam, maka akan lebih menyakitkan.”
Aydan mengerti apa maksud pembicaraan Mesha padanya. Aydan melirik Mesha yang menatap jalanan di depannya. Wanita ini penuh pertanyaan. Terlalu lama ia bertanya, hingga tidak ada satu pun celah untuknya tahu tentang segalanya. Andai kamu tahu bahwa laki-laki di sampingnya kini adalah jawaban, maka dia tidak akan menemukan yang namanya kekecewaan.
*
Aydan menghentikan langkahnya tepat di bibir sungai yang ada di depannya tepat. Mesha yang berada di belakangnya pun juga turut berhenti dan merasa kebingungan.
“Udah sampai? Dimana tempatnya?” tanya Mesha yang masih kebingungan. Matanya masih menilik setiap sudut tempat yang dipijaknya itu.
Aydan tersenyum, memundurkan langkahnya agar sejajar dengan Mesha, tangannya mengangkat dan menunjuk pada sungai yang mengalir tenang.
“Itu tempatnya.” ujar Aydan pada Mesha.
Mesha mengernyitkan kening, ia tambah kebingungan dengan jawaban Aydan barusan. Aydan yang mengetahui bahwa Mesha pasti bingung, kemudian menarik tangan Mesha agar maju beberapa langkah ke arah bibir sungai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Hujan
Teen Fiction"Alam raya tidak akan membiarkannya menjadi sebatang bunga yang kuncup di musim panas. Tidak. Selama aku masih berada di sisinya" Aydan Balin Pratama~ "Takdir terlalu bermain-main denganku hingga tidak ada kata bahagia dalam kampus hidupku" Ara Mesh...