Selesai?

1.8K 228 32
                                    

Guys tolong baca part ini sambil dengerin lagu di atas... :((

Seperti yang kau minta cover by Gebby  Saragih di ytb
Enjoy🤍

Seperti yang kau minta cover by Gebby  Saragih di ytbEnjoy🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harusnya Hanan menurut saja. Kepulangannya kali ini malah membuat gejolak amarah ikut berada dipuncak pertahanannya. Kondisi rumah sudah kacau, tumpahan cat air, robekan kanvas, dan patahan kuas miliknya sudah berantakan dilantai dalam keadaan rusak tidak berbentuk.

"Nan! Abang udah bilang jangan pulang, kenapa disini?" Bang Eja terkejut melihat adiknya hanya diam di pintu masuk.

"Ini kenapa, Bang?" tanya Hanan kebingungan.

Matanya terpejam mencoba mencerna semuanya dengan cepat. Ia baru ingat kalau semalam lupa membereskan peralatan melukisnya dari gudang. Tiba-tiba pergelangan tangannya digenggam kuat oleh seseorang. Genggaman itu sangat kencang sampai Hanan tak kuasa menahan badannya yang limbung saat di seret habis-habisan ke dalam kamar.

"Bah, sakit..." lirihnya tanpa perlawanan.

"Kamu ini nantangin saya, Nan! Kenapa masih ngelukis? Kenapa kamu gak bisa berguna kayak yang lain?! KENAPA KAMU GAK BISA BANGGAIN SAYA SEKALI SAJA, HANAN?!"

"JAWAB!" Bentakan keras itu tepat didepan wajah Hanan. Suaranya terus menggema dalam liang telinganya. Saudara Hanan yang lain terus mencoba membuka pintu kamar yang terkunci dari dalam. Tangan mereka bergantian menggedor pintu dengan brutal.

"Bang, dobrak aja pintunya." kekeuh Janu yang di kepalanya masih menggunakan helm sebab ia pun baru pulang dari kampus.

Kesal melihat anaknya hanya menangis, membuat pria berusia 57 tahun itu hilang akal. Ia mengambil satu rotan bambu dikolong kasur. Tangannya diangkat tinggi-tinggi ke atas. Bayangan saat pertama kali ia menemukan semua perlengkapan melukis milik Hanan di gudang rumahnya terbesit kembali.

Plak!

"HARUSNYA KAMU TAHU DIRI, HANAN!"

Plak!

"TUHAN SUDAH KASIH MATA KAMU CACAT! HARUSNYA KAMU GAK PERLU MEMAKSAKAN DIRI UNTUK JADI UTUH LAGI!"

Hanan tersenyum getir mendengar perkataan Abahnya barusan. "Hanan juga gak minta dilahirin kayak gini, Bah!" air matanya terus berjatuhan tidak bisa dikendalikan lagi.

"Anan juga pengen jadi anak kesayangan Abah! Anan juga mau disayang sama Abah tanpa harus jadi orang lain dulu." ucap Hanan sambil sesenggukan.

"Kemarin Abah bilang sayang sama Anan. Abah bilang Anan anak Abah. Tapi kenapa Anan selalu dibedain? Kenapa Anan gak boleh lakuin yang Anan suka?! Anan capek, Bah..."

Perihal Sandwich(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang