Ikhlas tapi rindu (End)

1.8K 155 38
                                    

"Jan, apa kabar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jan, apa kabar?"

suara berat itu menyapa Janu yang sedang duduk melamun memandangi kebun teh di hadapannya.

"Loh? Pak Sadi disini? Maaf ya, Pak. Kita belum sempet ke rumah untuk kemas barang."

Padahal barang mereka sudah dikemas sebelum pergi ke Bandung.
Janu, kehilangan memangnya sesakit itu, ya?

Pak Sadi mendekat menyimpan teh hangat di atas nakas. Lengan Janu ditepuk. "Minum, enak itu masih hangat," ucap Pak Sadi.

"Ciwidey emang selalu sedingin ini, Pak. Saya udah biasa," katanya. "Tuh liat selimut Hanan sampe tebel banget. Dia gak kuat dingin."

Pak Sadi memutar kepalanya, matanya ikut melihat yang ditunjukkan oleh Janu padanya.

"He'em... dingin ya disini. Tapi, Nak -"

"Hanan sudah gak disini, yang kamu lihat itu hanya tumpukan selimut."

Janu melirik tak suka, tangannya ikut terkepal kuat di bawah kursi.

"Janu... Hanan gak akan suka lihat kamu begini..."

Pranggg

Gelas berisi teh hangat itu Janu lempar sampai pecah berserakan. Suara itu sontak membuat saudara yang lain menghampiri kamar Janu.

Kala pikirannya terus menyangkal untuk membuat luka baru soal kehilangan, tapi hatinya terus berdoa agar ikhlas bisa ia kemukakan.

Villa yang mereka sewa tidak begitu luas, namun cukup untuk sekedar beristirahat setelah perjalanan jauh yang mereka tempuh dari Jakarta.

"Jan, kenapa?" Bang Eja buru-buru hampiri adiknya yang sudah emosi dengan nafas bergemuruh.

"Hanan masih ada kan, Bang? Gue bahkan tidur sama dia semalem!"

Bang Eja mengusap punggung Janu. "Jan, istighfar..."

"JANGAN HALU TERUS!" bentak Jerry tepat ditelinga Janu.

Hati Janu seketika patah kala mendengar itu.

"Jer! Kan lu tau Hanan operasinya berhasil kemarin! Dia udah sembuh! Hanan ada kok. Bentar gue panggilin. Kita kan ke Ciwidey mau ziarah ke ibu sama Abah aja. Hanan juga mau banget makan surabi gula di alun-alu."

Bahkan Janu tidak tahu alasan mereka pergi ke Ciwidey kemarin malam. Mungkin pamitan dari Mas Malik dan Bang Windu yang akan kembali belajar di negeri orang pun tidak dihiraukan.

Perihal Sandwich(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang