Surprise!✨

1.2K 179 4
                                    

“SURPRISE!!!!” 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“SURPRISE!!!!” 

“Yey! Anan pulanggg…” 

Balon-balon bertuliskan selamat datang ikut memeriahkan kedatangan Hanan. Suara berisik dari saudaranya yang lain seakan menghipnotis. Dia… ternyata sangat dinantikan kehadirannya. 

“Kenapa pake kue segala?” tanya Hanan menatap kue yang diselimuti dengan cream putih di sekelilingnya.

“Biar bisa kayak gini,” ucap Jafar yang menorehkan cream kue itu pada pipi Hanan. 

Semua ikut berlarian mengejar satu sama lain untuk saling menempelkan cream kue pada wajah atau bagian mana saja yang bisa digapai. 

“Tolong tangkep Hanan!!!!” teriak Janu berlarian ke ruang tv.

“Udah, Jan… nyerah saya…” kata Hanan dengan nafas terengah-engah membuat Janu ngerem mendadak. 

Sedangkan dari arah belakang Cahyo dan Jerry sudah siap menangkap badan Hanan yang goyah kebelakang. 

“Hayooo… mau kemana?!” ucap mereka bersamaan sembari memeluk pinggang Hanan agar tidak terjatuh. 

Reflek Hanan memegangi dadanya. “Astaghfirullah, kaget…” ucapnya pelan.

“Udah.. udah… Ayo, makan!” seru Bang Eja yang baru selesai menaruh tempat nasi beserta lauknya diatas meja.

“Jaf, tuh ayam bakar pesenan kamu.” Bang Eja menunjuk ke arah ayam itu dengan ujung dagunya. “thank you, Abang….” ucap Jafar.

Rasanya sudah lama mereka tidak makan malam full team seperti ini. Suasana tiba-tiba hening kalau menu makannya kesukaan mereka.

“Abah mana?”

“Makan, Nan.”

“Jer,”

Jerry memberikan bombastis side eyes pada Hanan. “Diem, atau jatah sayap ayam lu itu gua kasih kucing?” 

Mendengar itu membuat Hanan mengunci mulutnya rapat-rapat.

“Aku mau tidur bareng Anan,” ucap Cahyo sambil berjalan ke arah dapur untuk mencuci bekas piring kotornya. Dibelakangnya Jafar mengekori, ikut mengantri di tempat cucian piring.

“Aku juga mau, Yo…” katanya sambil menopang dagu di pundak Cahyo.

“Mau apa?” 

“Tidur sama Anan,” sahut Jafar cepat.  “Anan! Boleh ‘kan kalau aku juga mau tidur bareng?” 

Hanan tersenyum hangat, lalu mengangguk pelan pada Jafar sebagai jawaban. 

Selesai makan, kedua adik bungsu mereka sibuk memindahkan bantal ke kamar Hanan. Mereka sudah meminta izin untuk malam ini tidur di kamar dengan kasur king size itu. 

Hanan posisinya di tengah-tengah. Pinggangnya sudah penuh dililit oleh tangan kedua adiknya. 

“Lu gak risih ketempelan dua makhluk halus?” Bang Eja menatap dari pintu kamar.

Perihal Sandwich(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang