Ada yang salah

1K 124 9
                                    

Please, dengerin lagunya juga, ya!

Sebatang benda kecil kembali dikeluarkan dari bungkusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebatang benda kecil kembali dikeluarkan dari bungkusnya. Benda itu diapit pada jemari mulus milik Janu. Matanya terpejam menikmati nikotin yang merilekskan tubuh dan pikirannya.

Disebelahnya ada laki-laki juga yang baru memantik api ke arah rokoknya. Rokok yang terlihat mahal itu sudah habis di batang ketiganya.

Kepulan asap keluar mengepul lalu hilang terbawa angin kencang. 

“Sejak kapan kalian ngerokok?”

Suara mengagetkan itu membuat ketiganya menoleh. Satu diantara mereka buru-buru menjatuhkan rokok ke bawah kakinya, kemudian menginjaknya hingga padam.

Hanan terbatuk keras. Janu yang mendengarnya pun langsung mematikan sumbu rokok itu ke asbak buatannya.

“Kenapa belum tidur?”

Kini giliran Mas Malik yang bertanya pada Hanan. Bukannya pergi, Hanan malah menarik kursi untuk duduk bersama mereka.

“Mas lagi pusing? Atau lagi capek?” Hanan bertanya dengan nada pelan.

“Kita udah lama begini, Nan.” Janu langsung menjawab tanpa basa-basi seakan paham dengan pertanyaan Hanan yang penasaran.

“Kalian bebas mau ngapain, asal jangan bawa Jafar.”

Amarah Hanan naik ke ubun-ubun saat melihat Jafar juga ikut menikmati rokok itu.

“Anan… maaf…” 

Mata Hanan tetap lurus kedepan. “Kamu memang sudah besar, Jaf. Tapi tolong jangan punya kecanduan yang salah.”

“— cukup saya yang kecanduan obat-obatan dan punya hobi aneh keluar masuk rumah sakit. Kamu, kalian jangan…” 

Ucapan Hanan terdengar tidak main-main.

Sisi lain Hanan yang jarang terlihat. Rasanya kalau sudah ngomong serius begini mereka jadi sangat merasa bersalah.

“Saya sayang sama kalian… rasanya mau marah sama diri sendiri karena udah gak sehat.”

“Jan,” 

“Iya?” Janu menatap Hanan.

“Berhenti ngerokoknya. Saya gak suka.”

Janu mengangguk. “Diusahakan…”

Lalu pandangan Hanan beralih menatap Mas Malik. “Mas?” panggilnya.

Perihal Sandwich(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang