Liburan~

734 113 2
                                    

Suara klakson saling sahut membuat kepala Jafar pening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara klakson saling sahut membuat kepala Jafar pening. Ia sudah dua kali minum Antimo agar tidak mabuk perjalanan. Headset sudah dipasang untuk mengalihkan perhatiannya pada rasa mual yang sudah mendominasi.

Libur tahun Baru memang selalu begini. Rasanya jadi sangat salah karena memilih hari yang mepet untuk bisa sampai di Pangandaran sebelum jam dua belas malam.

“Jaf, muntahin deh. Gue oke kalo lu muntah disini,” ujar Bidi pasrah.

“Aku masih bisa tahan,” katanya. 

Sedang Jerry sibuk memakaikan minyak angin serta sedikit memijat punggung Jafar agar lebih nyaman.

Rencana awal mereka yang akan memakai dua mobil dibatalkan, sebab mereka tidak mau kalau harus saling tunggu nantinya. 

Rasanya mobil elf putih dengan logo travel umroh milik Pak Sadi masih belum ada pergerakan dari dua jam yang lalu.

“Pegel gak? Mau gantian nyetir sama gue?” 

“Aman, Win. Gue udah biasa nyetir mobil gini kalo liburan bareng temen kampus dulu.” Mas Malik menjawab sembari mengarahkan pandangannya pada lampu-lampu mobil yang mulai memenuhi jalan.

Sudah pukul 20.00, tetapi mereka hanya jalan merayap sebab padat kendaraan tanpa celah. 

“Ah, kayaknya mah kita gak bisa masuk tol ini, Bang.” 

“Jangankan ke Pangandaran, masuk tol aja udah begini. Harusnya kita jalan dari H-2 gak sih Mas?” kata Bang Eja. 

“Mas?”

Masih belum ada sahutan. Bang Windu yang melihat itu langsung menggoyangkan lengan Mas Malik.

“Adik lu lagi ngajak ngobrol itu,”katanya.

“Eh, kenapa, Ja?” Mas Malik mengubah posisinya menghadap ke kursi belakang.

“Ngantuk?” Mas Malik menggeleng.

“Pindah deh, gue aja yang nyetir,” suruh Bang Eja sambil membuka pintu mobil. 

Terlihat Janu dan Cahyo yang berlari tergesa ke arah mobil setelah sempat mampir ke warung nasi untuk membeli makan dan teh hangat. Mereka menyeret Mas Malik dan Bang Eja ke pinggir jalan.

Empat orang yang sedang berada diluar mobil terlihat berbincang serius di pinggir jalan. Wajah mereka tampak panik, dan sedikit bingung. Janu terus menunjuk jarinya ke arah warung nasi.

Perihal Sandwich(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang