Renjun ikut lari di ikuti ke empat teman Haruto. Sekolah yang memang mengenal Haruto dan ke empat temannya menatap tidak mengerti banyak yang bergosip dari hal baik dan buruk tentang Haruto tidak jarang mereka mencerca tindakan Haruto yang kekanakan menurut mereka.
"Dasar pick me"
"Cool tapi sayang cengeng"
"Dasar banci"
"Kasian Haruto"
"Hiks jangan hancur lagi Haruto"
Berbagai macam kata-kata terdengar di telinga Renjun dan Haruto tentu saja karena mereka tidak berbicara berbisik melainkan terdengar jelas dalam memojokkan Haruto. Haruto abai yang Haruto pikirkan sekarang hanya Junkyu, Junkyu dan Junkyu.
Ingin sekali Renjun berteriak dan menutup mulut mereka tapi Renjun tidak bisa karena Haruto dalam keadaan kalut jika Renjun meladeni mereka maka Haruto akan nekat pulang sendiri dan itu akan bahaya untuk Haruto.
"Diam anjing" teriak Jeongwoo muak dengan semua bisikan itu. Renjun menghela napas setidaknya ada teman Haruto yang bisa menangani hal itu. Jeongwoo menatap mereka jengah dan mendorong pemuda yang memang menjadi musuh bebuyutan Haruto.
"Kalau Lo nggak tau apa yang terjadi setidaknya diam, jangan asal ngomong dan merusak mental orang anjing" ujar Jeongwoo menggebu.
"Teman kalian aja yang lemah" ujar pemuda tadi membuat Jeongwoo ingin memukul namun terhenti ketika pemuda itu sudah tersungkur karena Jaehyuk yang muak dan memukul lebih dulu.
"Lo semua diam jangan ada yang ikut campur dan Lo" Jaehyuk menarik kra baju anak yang tadi di pukul nya
Bugh
Sekali lagi Jaehyuk memukul pemuda itu namun tidak melepaskan kra baju pemuda tersebut
"Jangan ganggu Haruto kalau Lo masih sayang nyawa Lo, sekali lagi gue dengar Lo menjatuhkan Haruto, Lo berurusan dengan gue" ujar Jaehyuk mendorong pemuda tersebut dan pergi di susul tiga temannya. Semua orang terdiam bahkan guru tidak ada yang berani menolong karena mereka tahu siapa Haruto, Jaehyuk dan Jeongwoo.
Haruto sampai di mansion bahkan sambutan yang di lakukan maid dan bodyguard di mansion tidak di hiraukan Haruto yang ada di kepala Haruto hanya Junkyu.
"Bunda" teriak Haruto membuka kamar Jeno dan Junkyu. Junkyu terkejut melihat Haruto yang teriak seperti itu bahkan Jeno hanya menahan datar sang anak. Dada Haruto naik turun menandakan bahwa ia habis berlari. Renjun yang berada di belakang Haruto menghela napas.
Haruto berlari ke arah Junkyu dan memeluk Junkyu tidak peduli dengan Jeno yang sudah menjauh dari kasur. Junkyu tersenyum dan membalas pelukan Haruto meski masih lemah tapi Junkyu tetap membalas pelukan Haruto.
Junkyu mengelus lembut punggung sang anak sambung namun mata Junkyu melebar ketika merasakan pundaknya basah. Ah Junkyu tahu Haruto menangis dalam diam.
" Shtt kenapa sih, bunda disini cerita sama bunda" Haruto semakin mengeratkan pelukannya. Junkyu menghela napas dan mengelus lembut punggung sang anak sambung. Sakit rasanya melihat anak yang begitu pendiam dan dingin kini menangis di pelukannya.
Cukup lama Haruto menangis bahkan ke empat temannya datang Haruto masih menangis. Junkyu tidak melepaskan pelukannya dari Haruto begitu juga dengan Haruto bahkan bisa Junkyu rasakan bajunya sudah basah.
"Coba lihat bunda" Junkyu mendorong tubuh bongsor sang anak dan menangkup wajah Haruto. Dapat Junkyu lihat lingkar hitam di mata Haruto, wajah pucat dan kusut "kenapa anak ganteng bunda kacau sekali hmm" tanya lembut Junkyu meski Junkyu sudah mendengar semuanya dari Jeno tapi Junkyu masih belum percaya hingga kini menatap sendiri bagaimana kondisi sang anak.
Haruto menunduk mencium tangan Junkyu yang masih menangkup wajahnya. Haruto ingin memeluk Junkyu lagi namun kra baju bagian belakangnya di tarik dan pelaku nya adalah Jeno.
"Sudah cukup anak nakal, bunda mu masih lemah" ujar Jeno datar namun tidak di gubris Haruto. Haruto malah kembali memeluk Junkyu membuat Junkyu tersenyum dan mengangguk melihat Jeno. Haruto yang mendapatkan pembelaan dari Junkyu melihat ke arah Jeno dan menjulurkan lidahnya membuat Jeno mendengus sedangkan Renjun dan teman Haruto tersenyum haru melihat Haruto sudah kembali
"Bunda jangan pergi" ucapan Haruto mampu membuat semua terdiam termasuk Junkyu. Ingat Jeno sudah menceritakan semuanya begitu juga dengan Junkyu yang mengatakan apa yang terjadi kepada ia bisa masuk ke dalam kolam berenang.
Junkyu mendorong pelan pundak Haruto dan mencium pipi Haruto kiri dan kanan membuat Jeno merenggut tidak suka. Padahal sejak tadi ia yang menjaga Junkyu tapi tidak mendapatkan kecupan apapun.
"Maafin bunda ya, bunda tidak akan meninggalkan haru, njun Hyung dan Daddy Jeno, bunda janji ini yang terakhir kalinya bunda terbaring di sini oke" Haruto mengangguk seperti anak kecil. Junkyu tersenyum mengusak rambut Haruto dan merapikan kembali rambut Haruto.
"Nah kalau seperti ini anak bunda kan ganteng lagi, perhatikan diri mu haru jangan seperti tadi" Haruto mengangguk dan menidurkan tubuhnya di pangkuan Junkyu lebih tepatnya Haruto menjadikan paha Junkyu bantalnya.
Jeno yang melihat itu ingin menarik kra baju Haruto namun di hentikan Junkyu "biarkan haru mas, dia kelelahan" ujar lembut Junkyu namun di balas dengan delikan tidak suka dari Jeno.
"Bukan hanya dia aku pun tidak tidur kau pilih kasih" ujar Jeno membuat Renjun terkejut melihat daddy-nya merajuk. Junkyu tersenyum dan menarik tangan Jeno untuk duduk di samping nya karena Haruto tidur di sisi bagian kirinya.
"Mas juga boleh tidur bersama haru, sini" lembut Junkyu yang langsung membuat Jeno tersenyum puas dan memeluk pinggang Junkyu dan tidur di sebelah Junkyu. Junkyu tersenyum dan mengelus lembut kepala kedua laki-laki di depan dan sampingnya itu.
Junkyu melihat kearah pintu dan tersenyum melihat ada Renjun dan ke empat teman Haruto "injun masuk, ajak temannya" ujar Junkyu namun di balas delikan oleh Renjun.
"Mereka bukan teman ku" ujar Renjun berjalan kearah Junkyu dan duduk di sebelah daddy nya. Junkyu tersenyum dan menatap ke empat pemuda yang menatap kaku Junkyu. Ah Junkyu mengerti mereka pasti ragu karena Haruto dan Renjun memanggil nya bunda.
"Kalian teman haru, masuklah haru sedang tidur, anggap aja rumah sendiri" ke empat pemuda itu masuk dan duduk di sofa yang ada di kamar Jeno dan Junkyu.
Bersambung
Thanks you
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup Baru Junkyu
Randompemuda yang baru menginjak usia 17 tahun harus menikah dengan duda anak 2 yang anak keduanya berumur sama dengan pemuda tersebut. Di usia 17 tahun harus menjadi seorang istri dan ibu sekaligus, entah apa yang di pikirkan keluarga pemuda tersebut hi...