Pagi-pagi sekali Junkyu sudah bangun dan menyiapkan sarapan untuk mereka semua, jangan beri tahu siapapun karena jika Jeno dan Haruto tahu maka Junkyu akan di marahi oleh dua pria itu. Junkyu menyiapkan ayam kecap manis, tumis kangkung dan ikan goreng. Sedikit sederhana dan mudah karena Junkyu masih belum pulih total.
Junkyu menata makanan di meja makan namun gerakan Junkyu terhenti ketika mendengar suara seseorang di belakangnya.
"Kau menjadi pembantu mereka" Junkyu menghela napas dan berbalik. Junkyu menatap datar Jihoon ya Jihoon sudah bangun dan memilih pergi ke dapur karena haus. Junkyu tahu betul apa maksud Jihoon karena sebelum bertemannya dengan Haruto Jihoon adalah salah satu teman Junkyu. Namun karena ada sedikit masalah membuat Jihoon dan Junkyu menjadi asing.
"Aku seorang istri dan ibu disini bukan pembantu seperti apa yang kau katakan" jawab Junkyu dan melanjutkan kegiatannya menata makanan. Jihoon mendengus dan memilih mengambil air dari dalam kulkas. Jihoon memperhatikan bagaimana Junkyu menata makanan di meja makan dengan rapi dan tersusun cantik. Memang sempurna menjadi seorang istri meski masih muda.
Haruto yang baru bangun menatap arah sampingnya tidak menemukan Jihoon namun untuk Jeongwoo ia masih tertidur pulas disana. Haruto memilih mandi dan bersiap untuk ke sekolah. Usai semua kegiatan Haruto, Haruto keluar ketika mendapati aroma yang sangat membuat lapar di pagi hari. Haruto bergegas dan benar saja makanan sudah tersaji dengan Jihoon yang sudah duduk anteng di kursi meja makan. Haruto melangkah ke ruang makan dan duduk di samping meja sang daddy dua kursi kosong antara Haruto dan Jihoon.
Junkyu kembali dari dapur dan tersenyum melihat anak sambungnya yang ganteng sudah duduk anteng di kursi miliknya. Junkyu meletakkan makanan terakhir dan mendekati Haruto, memberikan kecupan selamat pagi di kedua pipi Haruto yang tentu saja di balas Haruto yang kini mencium dahi dan kedua pipi Junkyu. Entah kenapa mencium pipi anaknya sudah menjadi kebiasaan Junkyu setelah sadar dari tidur panjangnya.
"Pagi boy, kenapa makin ganteng aja sih anak bunda hmm" ujar Junkyu menata rambut Haruto yang sedikit berantakan. Haruto tersenyum manis bahkan senyum itu jarang terlihat semenjak sang mommy pergi meninggalkan mereka.
"Ya dong anak bunda gitu Lo" ujar Haruto bangga membuat Junkyu terkekeh geli sedangkan Jihoon mengepalkan tangannya di bawah meja menatap benci interaksi ibu dan anak itu.
Cukup lama mereka menunggu hingga Jeno dan yang lain turun, jangan bilang Junkyu tidak melayani Jeno karena sebelum keluar kamar Junkyu sudah menyiapkan kebutuhan Jeno mulai dari pakaian, tas dan dokumen yang akan di bawa ke kantor.
Junkyu bangkit dan mendekati Jeno mencium kedua pipi Jeno dan menuntun Jeno ke meja makan. Renjun yang melihat itu tersenyum haru dan ikut menyusul dan duduk di sebelah Haruto tentunya dan Junkyu duduk di sebelah kanan Jeno.
"Pagi om, bunda" sapa Jeongwoo yang tentu saja di balas senyum manis oleh Junkyu dan anggukan oleh Jeno.
Junkyu dengan telaten mengambilkan makanan untuk Jeno, Haruto, Renjun dan keempat teman Haruto barulah Junkyu mengambil untuknya namun sebelum Junkyu mengambil makanan untuknya Renjun lebih dulu mengambilkan makanan untuk Junkyu membuat Junkyu tersenyum dan berterima kasih.
Pagi yang indah untuk memulai hari baru, usai makan mereka semua bangkit dan pergi keruang tamu sedangkan Junkyu membersihkan piring kotor bekas mereka makan dengan di bantu oleh Jaehyuk.
"Terima kasih" Junkyu menatap Jaehyuk sebentar dan mengangkat alisnya tidak mengerti, Jaehyuk tersenyum dan Junkyu mencuci piring.
"Terima kasih karena pernah menolong ku dan terima kasih sudah mengembalikan senyum Haruto" Junkyu menatap lekat Jaehyuk dan tersenyum ketika sekelebat ingatan masuk ke dalam kepala Junkyu, Junkyu mengangguk dan menepuk pundak Jaehyuk.
"Aku melakukan hal itu karena kau berhak bahagia" Jaehyuk mencuci tangannya dan memeluk Junkyu, ucapan terima kasih terus di ucapkan Jaehyuk dan menangis di dalam pelukan Junkyu. Junkyu mengelus lembut punggung Jaehyuk hingga tenang.
"Bahagia lah bersama mereka hmm, jangan pedulikan masa lalu mu karena aku yakin kamu memiliki masa depan yang indah" Jaehyuk mengangguk dan melepaskan pelukannya dari Junkyu ketika merasa sudah lebih tenang.
Junkyu dan Jaehyuk ke ruang tamu dan melihat enam orang menunggu mereka, Junkyu mengambil duduk di sebelah Jeno dan Jaehyuk duduk di sebelah Jeongwoo. Renjun menatap Jaehyuk dan Junkyu bergantian dan bangkit dari duduknya. Renjun mendekati Junkyu dan mencium pelan pipi Junkyu.
"Njun pergi Bun" ujar Renjun yang tentu saja di balas senyum manis oleh Junkyu, Junkyu mengelus wajah Renjun dan mengangguk.
"Hati-hati bawa mobilnya" Renjun mengangguk dan beralih ke arah Jeno dan mencium pipi Jeno seperti tadi mencium Junkyu.
"Dengar kata bunda" Renjun mengangguk dan berjalan ke arah Haruto dan mencium pipi Haruto yang tentu saja di balas juga oleh Haruto.
"Jangan lupa katakan kepada bang Lucas untuk tidak membawa Abang cantik ku ini mati bersama nya" canda Haruto yang tentu saja di balas tatapan tajam oleh Renjun yang sudah berjalan ke arah pintu mansion, Haruto tertawa terbahak-bahak melihat wajah kesal Renjun. Junkyu menggeleng dan mencubit pelan pinggang Haruto yang memang duduk di sofa sebelah Junkyu.
"Auww bunda kok haru di cubit" renggut Haruto menatap Junkyu.
"Kamu senang sekali menggoda Abang mu, lihat wajahnya merah menahan marah, jangan sering seperti itu nanti Abang mu menikah kau malah menangis di tinggal" ujar Junkyu mengelus pinggang sang anak yang tadi di cubit. Haruto mendengus dan mengangguk masih mengelus bekas cubitan Junkyu.
Jeongwoo tersenyum melihat hal itu entah kenapa jeongwoo merasa Haruto kembali hidup namun ada yang beda dengan tatapan Jihoon dan juga seseorang yang sedari tadi melihat interaksi mereka.
"Akan aku lakukan apapun untuk mu agar selalu tersenyum"
"Akan aku buat kau menangis"
Bersambung
Thanks you
![](https://img.wattpad.com/cover/364147443-288-k415531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidup Baru Junkyu
De Todopemuda yang baru menginjak usia 17 tahun harus menikah dengan duda anak 2 yang anak keduanya berumur sama dengan pemuda tersebut. Di usia 17 tahun harus menjadi seorang istri dan ibu sekaligus, entah apa yang di pikirkan keluarga pemuda tersebut hi...