maaf(31)

189 19 0
                                    











"Maaf" Junkyu memekuk Jeno

Jeno menggeleng karena ini bukan salah junkyu bahkan jika junkyu tidak pergi saat itu mungkin Jeno akan sangat hancur sekarang.

"Tidak, mas bahagia karena kamu masih hidup karena setelah itu mas sempat mendengar kabar kamu mati di tangan Jay, mas rasanya tidak sanggup lagi untuk hidup tapi Asahi dan mark terus membantu mas" Junkyu memeluk Jeno meeasa beruntung memiliki orang-orang seperti mereka di sampingnya.

Junkyu yang merasa ada yang kurang memilih undur diri untuk menemui haruto karena bagaimana pun ini semua salah junkyu. Junkyu mengetuk pintu haruto namun haruto tidak menggubris junkyu. Junkyu menghela napas dan tetap mengetuk namun masih sama tidak ada jawaban. Sedangkan di dalam haruto menutup telinganya dengan earphones nya. Cukup lama junkyu mengetuk pintu hingga akhirnya junkyu menyerah dan memilih pergi meninggalkan haruto.
















Pagi-pagi sekali junkyu sudah bangun bersama dengan sunoo yang sudah berada di dapur. Junkyu tersenyum melihat sunoo yang begitu telaten dalam hal masakan.

Junkyu meminta semua maid untuk pergi meninggalkan mereka berdua di dapur. Mereka memasak makanan kesukaan semua orang.

Usai memasak sunoo dan junkyu pergi ke kamar si kembar dan membangunkan mereka, junkyu menyiapkan pakaian dan sunoo memandikan mereka. Pembagian tugas itu sudah mereka lakukan selama mereka tinggal bersama.

Semua itu tidak lepas dari pandangan haruto yang sudah bangun dan tidak sengaja melihat bagaimana junkyu dan sunoo dalam menjaga ketiga adiknya. Haruto hanya menatap datar hingga seseorang menepuk pundak nya.

"Apa yang ruto lakukan" Haruto menoleh dan menatap renjun yang berada di sampingnya. Haruto berbalik membelakangi kamar si kembar.

"Hanya kebetulan lewat dan melihat perusak suasana sudah kembali" Mendengar itu renjun merasa sesak karena haruto begitu membenci junkyu, tanpa mereka sadari junkyu dan yang lain juga mendengar hal itu. Junkyu terdiam mematung sedangkan sunoo menutup telinga Rora.

Renjun menatap junkyu yang terlihat sedih bahkan air matanya sudah menggenang di pelupuk mata junkyu, junkyu tersenyum dan menghapus cepat air matanya.

"Maaf jika aku menjadi perusak suasana rumah kalian" Ujar junkyu membuat haruto terkejut terlihat dari tubuhnya yang memegang.

Haruto berbalik melihat junkyu yang tersenyum masam dan mengalihkan pandangan nya dari haruto ke arah sunoo "ddeuno hari ini bunda bisa menitipkan ketiga adik mu bersamamu, bunda akan pergi mengurus sekolahmu hmm" Sunoo mengangguk kaku dan melihat punggung junkyu yang pergi meninggalkan mereka.

Sunoo menatap haruto dan tersenyum tipis "jangan sakiti bunda lagi bang" Ujar sunoo meninggalkan haruto dan renjun.

"Kau siapa ha, kau tidak berhak berbicara seperti itu, kau tidak tahu apa-apa" Teriak haruto merasa kesal dengan apa yang di katakan sunoo. Sunoo berhenti dan menatap ketiga adiknya.

"Sayang, kalian turun dulu ya abam harus berbicara dengan abam haruto dan abam injun" Ketiga adiknya mengangguk dan di bantu oleh maid.

Merasa ketiga adiknya sudah pergi, sunoo berbalik menatap renjun dan haruto, senyum yang biasa selalu terlihat di wajah sunoo kini berubah menjadi tatapan tajam dan penuh amarah.

"Saya berhak berbicara disini karena saya anak bunda junkyu, saya yang menemaninya selama 3 tahun ini, saya yang tahu seberapa tersakiti nya bunda junkyu selama ini, kau benar bahwa bunda egois dengan meninggalkan kalian tapi asal kalian tahu jika bunda tidak bertindak egois maka kalian tidak akan pernah bisa bertemu dengan si kembar, bahkan setelah bunda pergi pun dua anaknya tetap meninggalkan nya" Ujar sunoo datar dan itu di dengar oleh Jeno yang sedang mencari junkyu.

"Kau tahu bahkan setelah kehilangan kedua anaknya dia tetap meratapi kepergian nya karena telah mengingkari janjinya kepada mu bahkan dia menyakiti dirinya setelah si kembar lahir dengan menahan lapar selama 1 minggu lamanya" Lagi sunoo mengatakan apa yang ia saksikan selama ia tinggal dengan junkyu.

"Kau enak masih bisa berlindung di tempat yang hangat sedangkan bunda dia berbulan-bulan tidur di rumah yang hampir hancur dan makan dari makanan sisa, sekarang kau bilang bunda perusak suasana, sialan" Teriak sunoo di akhir mendorong haruto hingga mundur beberapa langkah.

Air mata yang sedari di tahan sunoo kini mengalir begitu saja "jika saya tahu perlakuan ini yang akan kau berikan kepada bunda, saya tidak akan membiarkan bunda kembali bahkan ketiga adik saya mungkin akan setuju dengan itu" Ujar sunoo menunjuk haruto melampiaskan amarahnya.

Sunoo berbalik "jika kau merasa bunda tidak di butuhkan lagi, saya izin membawa bunda kembali" Sunoo meninggalkan mereka bertiga, renjun menghela napas dan menatap haruto kecewa.

Renjun pergi begitu juga dengan Jeno, baik Jeno ataupun renjun tidak akan bisa berbuat apapun karena kembalinya junkyu itu tergantung haruto. Jika haruto menerima junkyu maka junkyu akan tinggal namun jika haruto tidak menerima junkyu maka baik Jeno ataupun renjun tidak bisa menahannya meski mereka ingin.





Jam berlalu begitu cepat sekarang sudah saatnya mereka makan malam namun ada yang kurang karena ada kursi kosong yaitu tempat duduk junkyu, Jeno menghela napas begitu juga dengan renjun. Renjun meski dokter ia selalu menyempatkan diri untuk makan malam bersama apalagi semenjak junkyu pergi.

"Abam una ana" Tanya Rora ketika tidak mendapati junkyu disana. Sunoo yang di tanya merasa bingung dan memilih untuk menghubungi junkyu dan beruntung junkyu mengaktifkan ponselnya.

"Hallo bun, Rora ingin bicara" Ujar sunoo ketika junkyu sudah mengangkatnya.

Sunoo me loudspeaker dan memberikan ponselnya kepada Rora.

"Una ana" Tanya anak manis itu ketika sunoo sudah memberikan ponsel kepadanya. Terdengar suara kekehan di sebrang sana.

"Huhu apa anak bunda ini sudah merindukan bundanya hmm" Canda junkyu

"Iih una, ola anya enal loh" Kesal Rora membust junkyu tertawa disebrang sana.

"Oke maaf sayang, bunda lagi di sebuah apartemen, sebentar lagi bunda kembali menjemput kalian hmm, kita akan tinggal di sini nanti" Sadar atau tidak ucapan junkyu itu membuat semua orang disana terdiam termasuk haruto yang tadinya tidak peduli kini acara makannya terhenti.

"Enapa una, apa una indak uka inggal ama dydy" Tanya Junghwan.

Junkyu terdiam dan menghela napas "tidak sayang, bunda bahagia karena bunda bisa tinggal bersama suami bunda tapi bunda juga harus menjaga perasaan seseorang agar ia tidak merasa terganggu, bukankah benar apa yang bunda katakan" Tanya junkyu.

"Hmm una enal, abam kan kut una kalena abam anya isa idup engan una, anpa una abam idak isa idup" Kali ini sakuya yang berbicara.

Tawa pelan junkyu terdengar disana "jagoan bunda dan juga princess bunda sangat baik, maafkan bunda ya sayang karena harus memisahkan kalian lagi dengan daddy kalian, tapi jika kalian ingin bersama daddy maka biar bunda dan abang sunoo yang pindah hmm, oh ya sayang bunda tutup dulu ya, bunda akan pulang" Panggilan berakhir dengan sunoo yang mengambil kembali ponselnya dan menyiapkan makanan untuk si kembar karena biasanya junkyu yang menyiapkan untuk mereka.

Junghwan, sakuya dan Rora makan dengan lahap sedangkan renjun dan Jeno hanya bisa makan dalam diam. Untuk haruto dia seperti tidak peduli dengan apa yang di katakan junkyu.



Thanks you guys. See you next chapter.

Hidup Baru JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang