Hallo semuanya, selamat sore. Sore ini kalian ngapain? Apakah nungguin upnya Dimas dan Ami?
Sebelum membaca jangan lupa tekan bintang yaaa
Happy reading
***
Beberapa saat kemudian, akhirnya kami tiba juga di sebuah hotel yang akan menjadi tempat menginap semalam. Aku tercengang ketika mobil yang kami tumpangi itu memasuki sebuah hotel yang cukup mewah, bisa aku tebak kalau ini adalah hotel bintang empat. Aku langsung menatap Dimas yang seakan tidak peduli denganku, sedari tadi dia memang hanya diam saja dan itu membuatku merasa heran.
"Dim, ini kita serius nginap di hotel ini?" tanyaku yang tidak dapat menyembunyikan rasa keingintahuanku. Sedari tadi mulutku gatal ingin bertanya demikian.
"Iya, kenapa? Kamu nggak suka sama hotelnya? Mau kita cari yang lain?" tanya Dimas yang membuatku terdiam sejenak.
"Anterin aku balik ke kosan aja ya, Dim, kamu mending nginap di rumah teman kamu aja." Aku berpikir kalau menginap di hotel seperti ini pasti akan sangat mahal, setidaknya aku tahu karena beberapa kali iseng melihat informasi itu di internet. Lagipula, ini masih jam setengah sepuluh, aku yakin sekali kalau gerbang kosanku masih belum tutup.
"Kenapa? Apa gara-gara ketemu dia?" Aku mengernyit ketika mendengar pertanyaannya itu.
"Maksudnya apa, Dim?" tanyaku langsung.
"Kamu pasti tahu apa maksudku." Mendengar perkataannya jelas aku langsung emosi, aku sama sekali tidak mengerti dengan perkataannya, tetapi dia justru malah menganggap kalau seharusnya aku tahu.
"Dim, jangan buat mood aku hancur ya hari ini. Aku sama sekali nggak ngerti apa maksud kamu itu, kamu kalau ada masalah sama aku itu bilang. Jangan kayak gini, aku sama sekali nggak ngerti apa yang kamu bilang itu." Kulihat, dia justru menghela napas berat dan secara tiba-tiba membuka pintu mobil.
"Ayo, turun," ajaknya.
"Ngapain?"
"Kita akan menginap di sini, Mi," ucapnya yang membuatku langsung menatapnya horor.
"Dim, mending balik kosan aja yuk," pintaku berusaha membujuknya.
"Aku udah reservasi hotel ini dari kemarin, sayang kalau kita nggak jadi nginap di sini." Mataku langsung membola mendengar perkataannya, seniat itukah dia mengajakku menginap di hotel sampai-sampai dari kemarin dia sudah memesannya?
"Astaga, Dim, kamu seniat itu ngajak aku nginap di sini?" Dan dia langsung mengangguk, sangat jujur sekali ya menjawab pertanyaanku tanpa harus menyangkal dulu.
"Makanya ayo turun, Mi," ajaknya lagi yang membuatku mau tidak mau langsung turun dari mobil.
Saat kami memasuki lobi hotel itu, aku tercengang karena lobi hotel ini terlihat sangat mewah. Baru pertama kali ini aku memasuki hotel semewah ini. Waktu itu aku pernah ke hotel saat studytour sekolah, tetapi itu hanya hotel sederhana dan berbeda jauh sekali dengan hotel ini. Karena terus memperhatikan lobi hotel ini, aku baru sadar kalau Dimas sudah berjalan lebih dulu menuju meja resepsionis. Sontak, aku langsung segera mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Marriage
Romance"Mi, kemarin Pak Kades dan istrinya datang ke rumah. Dia ingin meminang kamu untuk menjadi istri anaknya," ucap Mama yang membuatku seketika langsung menghentikan kunyahan. "Mama kalau bercanda jangan pas lagi makan dong, nggak lucu kalau tiba-tiba...