Hari kedua outing di Bandung.Hotel yang dijadikan tempat meginap memberikan paket wisata outbond. Tempatnya memang lumayan jauh dengan hotel yang praktis berada di tengah kota. Para staff kantor naik shuttle bus ke tempat outbond.
Duduk di kursi dekat jendela, nyawa Nadya seolah- olah belum terkumpul. Matanya nyalang mengamati pemandangan yang melintas. Padahal, biasanya dia sudah ngeber ke sana ke mari. Mencari gosip paling gres. Menggunjingkan bos- bos dan affair mereka dengan para pegawai rendahan.
Samar- samar, Nadya mendengar gumaman- gumaman di sekitarnya. Namun Nadya nggak memperhatikan apa yang mereka gumamkan saat itu.
Setelah semalam si Jelangkung jadi- jadian itu mengatakan bahwa Meita ke luar hotel ditarik- tarik oleh Nic, segera saja Nadya merogoh saku hoodienya untuk mencari ponsel.
Tentu saja ia mencoba untuk menghubungi Meita. Dan ponsel sahabatnya itu mati, membuat Nadya menggeram gemas.
Andai saja dia bisa bercerita pada salah satu geng sekretaris. Yuna nggak tahu entah ke mana. Laras sama sekali nggak bisa dihubungi. Dan sepertinya, anggota geng sekretaris itu memang menolak untuk dihubungi. Sisil? Yah, mungkin bisa dicobanya nanti.
Tapi Sisil nggak begitu mengenal si Mr. Heathcliff. "Saya boleh duduk di sini?" Nadya menoleh sekilas dan mendapati sosok Nares dalam balutan Polo Shirt warna hitam dan celana jins abu- abu. Tampak sangat ganteng pagi itu. Tapi kepala Nadya terlalu pusing untuk menanggapi hal tersebut. Di otaknya, dia masih terngiang- ngiang kata- kata Meita tentang hubungannya dengan Nico.
Memang betul kata Neneknya dulu.
Jadi, sebelum berangkat ke Jakarta untuk memenuhi panggilan kerja, nenek pernah berpesan bahwa menjalin hubungan dengan atasan adalah bencana. "Kalau kamu ingin awet bekerja di tempat itu, hindari affair dengan atasan, Nadya. Affair itu hanya kesenangan sementara. Sakitnya nggak karuan. Selain kamu akan kehilangan pekerjaan kalau affairmu terbongkar, kamu juga akan kehilangan harga dirimu sebagai perempuan. Mereka, pria- pria yang punya jabatan. Kamu nggak akan punya kuasa untuk membelokkan pikiran mereka. Memaksa membuang apa yang sudah mereka punya, mereka miliki bergenerasi- generasi. "
Demi bisa bersama Reagan, Sisil harus kehilangan pekerjaannya. Laras juga kehilangan pekerjaan dan entah apa lagi karena Gatra mengincarnya. Lalu sekarang, Meita juga kehilangan kebebasannya. Dan Nadya nggak perlu menambah daftar itu sekarang.
"Ngelamunin apa sih?"
"Nggak apa- apa." Jawab Nadya kering.
"Kamu biasanya semangat banget,"
Nadya menoleh, menatap bosnya dengan raut cemberut yang nggak repot- repot disembunyikannya. "Emang semua yang pernah saya lakuin, atau saya omongin, perlu ya diingat- ingat lagi? " semburnya.
Alih- alih gentar, Nares hanya bengong melihat Nadya meledak- ledak begini. Dia akhirnya diam saja. Nadya melengos, kembali melempar pandangan ke luar jendela.
"Semalam kamu kurang tidur? Mata kamu ada lingkaran hitamnya..."
"Pak Nares kepo banget ya, sama kehidupan saya?!" bisa dibilang Nadya meraung. Gemas. Rasanya pengin banget menginjak- injak pria itu sampai gepeng. Tapi alih- alih mengeluarkan kata- kata pedas, Nadya menggeram ke arah Nares. Mendengus. Kemudian memalingkan wajah.
Dalam hati, Nares terbahak- bahak.
***
Flying fox, cable car, sampai terjun tandem paralayang dijajal oleh para staff. Pun ada yang mengunjungi perkebunan stroberi dan paprika, lalu ada yang cuma nongkrong- nongkrong di restoran. Seperti yang dilakukan Nadya. Di hadapannya ada sepiring tahu susu dan satu liter minuman susu melon. Sambil menyangga dagu, ia mengamati sekitarnya dengan malas. Hari ini dirinya pun malas berkeringat.
"Udah jauh- jauh ke sini, gratis naik wahana, kok malah ngelamun di sini sih, Nad?" Verka menarik sebuah kursi, kemudian mengempaskan bokong di atasnya. "Lagi nggak enak bodi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Materialistic
Chick-LitKarena tekanan dari ibunya, Nadya terpaksa menjalani pekerjaan ganda. Sebagai sekretaris dari Nareswara dan berkencan dengan pria- pria yang menurut ibunya mempunyai masa depan bagus. Ia kemudian mulai mengincar Rifat, yang dirasanya bisa memuaskan...