Sampai daerah mana aja ceritanya nihh?
Apa sudah sampai planet mars ya?eumm
Jangan lupa tinggalkan jejak ya gess
Vote, coment, follow juga yaa
Semangat 🔥______________________________________
🌚🌚🌚
"Bagaimana keadaan anda?" Tanya Mahesa datar kearah Edrich."Sudah mendingan"
Mahesa mengangguk "bagaimana rasanya diperlakukan seperti itu?"
Edrich menggeleng seraya menundukkan kepalanya, ruangan mereka memang VVIP namun mereka digabung diruangan itu agar para anak buah Zean mudah dalam mengawasinya.
"Saya sungguh menyesal, mohon dimaafkan"
Mahesa mengangkat sebelah alisnya "apakah anda bisa menyembuhkan lukanya sekarang juga?"
Edrich terdiam.
"Tidak bisa kan?yasudah tidak usah minta maaf, karna itu tidak berguna"
"Ah ini ada buah untuk kalian" ucap Daisy seraya meletakkan buah-buahan itu diatas nakas disamping brankar Emily.
Emily mengubah posisinya menjadi duduk "terimakasih banyak sudah repot-repot" ucapnya seraya tersenyum manis.
"Ah ini pisaunya ketinggalan" ucap Danita.
"Seharusnya kalian tidak perlu repot-repot membawakan pisaunya juga, soalnya disini sudah ada"
"Kurang besar, ini yang pas untuk mengupas kulitmu" sahut Daisy.
Emily menjatuhkan jeruk yang ia pegang, lalu ia menggelang-gelengkan kepalanya "jangan, jangan lakukan itu, saya mohon jangan"
"Belum juga pisau ini mencium kulitmu, sudah ketakutan saja" timpal Daisy.
"Mohon maafkan saya, saya sungguh menyesal"
"Mungkin bagi kalian memaafkan itu memang tidaklah sulit benar, tinggal meng'iya'kan itu sungguh sangat ringan sekali mengucapkannya dimulut, namun bisa saja berat dihati. Maksud saya semua orang bisa mengucapkan kalimat itu, namun tidak dengan meng'iya'kannya, percayalah walau sudah dimaafkan dimulut pasti masih membekas dimemori apa yang telah kalian lakukan tanpa belas kasihan, jadi percuma saja maaf dari kalian, itu semua hanya pemanis saja dari bentuk penyesalan kalian" jelas Nathan panjang lebar.
"Mungkin kami bisa memaafkan kalian tapi tidak sekarang" ucap Mahesa "dan tentang semua kerjasama kita itu akan tetap saya putus semuanya"
"Tapi pak, kalau kita batalkan semua kerja sama kita maka kita akan mengalami kerugian yang sangat besar, jadi saya mohon jangan dibatalkan" ucap Edrich memberanikan diri untuk berbicara.
"Saya tidak gila uang, saya tidak takut rugi banyak, saya sudah berlebihan harta, menantu saya lebih berharga daripada uang itu" sahut Mahesa.
"Kami tidak bisa lama-lama berada disini, kalau begitu kami pamit semoga lekas sembuh" pamit Nathan datar.
"Loh kok pulang? bunda belum ngupas kulit mereka" protes Daisy.
"Sudah bunda, bunda gak melihat badan mereka semua? sudah penuh dengan luka, jadi gak perlu bunda kupas-kupas kulit mereka" ucap Nathan "Kita pulang ya?bunda mau check up kan sore ini?"
Daisy menghela napasnya "yasudah, kali ini kalian selamat" ucapnya lalu Nathan membawanya keluar dari ruang inap itu diikuti Zean, Dira dan juga besannya.
••••••••
"Dira nya ada didalam pak?" Tanya seseorang kearah pak satpam yang sedang berjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold CEO Is My HUSBAND (on going)
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] . Bukan lapak untuk plagiat ya:) Cerita ini murni dari pikiran saya sendiri>< . ________________________ . Selamat membaca,semoga suka. . ------------ 26 Agustus 2023 ________________________