24

4.9K 81 22
                                    

Hi, hi, loyal readers, thank you for waiting patiently for me. I really love the main sentence, love sekebonn🤏🏻 love you, thanks guys, I hope you don't get bored with the story💗💗💗

Translate sendiri yaww wahahaa

______________________________________
Happy reading

"Ada apa ini?" Tanya seseorang yang baru saja memasuki area dapur.

"Tu-tuan" ucap maid itu terbata-bata seraya menunduk.

Dira membalikkan badannya "eh pak Zean" sapanya dengan tersenyum kikkuk.

"Ngapain kamu disini?" Tanya Zean.

"Saya lagi bantuin bibi masak, tadinya saya mau kekamar tapi saya gak tau pinnya jadilah saya disini bantuin bibi"

Zean mengangkat sebelah alisnya "jari kamu kenapa jadi berdarah hm?" Tanya Zean saat ia melihat jari Dira yang berdarah.

Dira melihat kearah jarinya yang terus mengeluarkan darah, padahal sudah ia bersihkan dengan air tadi.

"Ah ini pak, tadi saya potong sayuran eh tangannya juga ikut nimbrung jadilah kaya gini" jelasnya seraya mengangkat jarinya yang luka "baguskan pak karya saya? Ini bukan salah bibi ya pak, ini murni keinginan saya sendiri untuk membantu bibi"

"Ikut saya" titah Zean tiba-tiba, lalu menarik pelan tangan Dira untuk mengikutinya.

Zean memencet nomer pin yang ada di sana "pinnya tanggal pernikahan kita"

Dira manggut-manggut, lalu ia masuk kedalam dengan tangan yang masih ditarik oleh lelaki itu.

"Ngapain pak?" Tanya Dira saat melihat Zean yang sedang mencari sesuatu.

Zean berjalan kearah Dira yang tengah duduk di sofa dengan kotak p3k ditangannya.

Zean duduk disamping Dira lalu mengambil tangannya yang luka untuk ia obati.

Dira mengerutkan keningnya "luka kecil kaya gini aja diobatin" Celetuknya.

"Lain kali hati-hati" peringat Zean.

"Hm"

"Kalo gak bisa masak jangan sok-sokan ingin ngebantuin" Zean memberikan hansaplast dijari Dira.

"saya bisa masak ya pak" sahut Dira cepat.

"Hm"

"Sudah belum pak?"

"Sudah"

Dira menatap jarinya yang dibaluti plester luka "luka sekecil ini aja harus diobatin" gumamnya.

Zean mengangkat sebelah alisnya "kamu mau tanganmu infeksi dan tidak sembuh-sembuh?"

"Gak lah"

"Itu tahu" ucapnya, lalu ia berjalan kearah kamar mandi.

••••••••

"Pak"

"Hm"

"Bapak kenapa sih kerja mulu?" Dira mendudukkan dirinya diatas kasur ia baru saja selesai dengan rutinitasnya "gak cape apa?" Dira menyentuh dahi lelaki itu normal batinnya.

Zean menoleh kearah Dira sekilas "kamu kenapa skincare mulu? Memang ada perubahannya?" Tanya Zean balik.

Dira mendelik "yakan wajah itu butuh perawatan pak, biar tetap keliatan awet muda. Jadi nanti kalo bapak ko'id saya masih awet muda masih bisa nikah lagi wheheh" dira menyengir lebar.

"Beli skincare kamu kan pakai uang, makanya saya kerja" ucap Zean yang masih fokus dengan laptopnya.

"Ealah si bapak, idaman para wanita sekali"

The Cold CEO Is My HUSBAND (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang