06

7K 129 1
                                    

Allo guyss
Ramein yok biar gak sepi-sepi amat.
Jangan lupa vote and coment ya biar ayying lebih semangat lagi.
Harap tinggalkan jejak dan tandain kalo typo.
*
*
*
——————————–———————

Selamat membaca📖

"Tas kamu ketinggalan dikantor"

"Iya saya tau" sahut Dira yang masih kebingungan.

"Makanan kamu sudah saya bayar" ucap Aryan. Ia yakin pasti wanita sedang bingung bagaimana cara dia agar bisa membayari makanannya.

"Beneran pak?" Tanyanya sumringah.

"Hm"

"Punya teman kamu juga sudah saya bayarkan"

Clara membulatkan matanya "Serius pak?"

"Hm"

"Cepat, saya masih banyak kerjaan" ucapnya kepada Dira, lalu ia melangkahkan kakinya lebih dulu keluar dari cafe itu.

"Terimakasih banyak pak" ucap Clara sedikit berteriak.

Mira hnya diam memerhatikan temannya itu.

"Tunggu pak" ucap Dira sedikit berteriak.

Dira berdiri dari duduknya, namun tangannya tidak sengaja tersenggol meja dan mengenai luka memarnya tadi.

"Akh" ringisnya, lalu mengusap pergelangannya yang sakit tadi.

"Kenapa?" Tanya Clara panik dan langsung mengambil alih tangan Dira.

Clara membulatkan matanya melihat luka pergelangan tangan Dira "astaga tangan Lo kenapa bisa memar begini?" Tanyanya dengan nada panik.

Mendengar itu Mira pun bangun dari duduknya, lalu menghampiri Dira dan mengambil alih tangan Dira dari Clara.

Ia terus memerhatikan tangan Dira tunggu, sepertinya tidak hanya ini lukanya pikirnya. Kemudian ia melipat sedikit lengan baju Dira.

Seketika Mira membulatkan matanya terkejut saat melihat luka memar itu "Lo abis kena apasih kok besar gini memarnya, gak mungkin abis kena meja sebesar ini memarnya" ucap Mira panjang lebar kemudian menatap kearah Dira.

Clara yang mendengar itupun sontak melihat kearah pergelangan Dira lagi, benar memarnya cukup besar yang ia lihat tadi kecil karna tertutup oleh lengan bajunya "astaga, ini pasti perih" ucapnya "sudah Lo obatin?" Tanyanya seraya memerhatikan memar itu.

Dira terkekeh "lebay kalian, ini hanya luka kecil gak papa kok" Dira menarik pelan tangannya yang dipegang oleh Mira.

"Tapi dikantor gak sengaja ketumpahan kopi panas jadi gini deh"ucap Dira berbohong dengan mata yang terus memerhatikan luka memarnya.

"Astaga kok bisa,sudah di obatin belum?" Tanya Mira.

Dira mengangguk "sudah, sebelum kesini tadi gue mampir bentar ke tempat spesialis kulit makanya gue telat Dateng kesini"

Awalnya ia menolak untuk diperiksa, hanya luka kecil gini saja harus ke dokter besok juga sembuh pikirnya.

Namun, Aryan tetaplah Aryan. Mau menolakpun tatap tidak bisa, dasar kerask kepala, suka memerintah, sombong, dan juga dingin sayangnya ia tampan, gerutu Dira dalam hati.

The Cold CEO Is My HUSBAND (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang