Selamat membaca sayang-sayangnya bunny💗
'BRAK!"
Zean menutup pintu mobil dengan kasar, ia masih emosi ia orang yang sangat susah terbawa emosi, namun kalau sudah emosi sangat susah untuk merendamkan emosinya itu.
Ia masuk kedalam mansionnya tanpa memperdulikan para Bodyguard yang menyapanya, ia membuka kamarnya, kosong. Pertama kali yang ia lihat adalah kamarnya yang kosong, dimana wanitanya itu?ia melempar jasnya dengan asal, lalu ia berjalan kearah lift untuk turun kelantai dasar.
"Dimana istri saya?" Tanya Zean the point kearah maid yang kebetulan lewat saat ia baru saja keluar dari lift.
Maid itu menoleh, ia terkejut saat melihat keberadaan tuannya yang tiba-tiba.
"Jawab kenapa diam saja!dimana istri saya?" Tanyanya dengan menaikkan suaranya satu oktaf.
"Di-didapur tuan" ucapnya terbata-bata karena takut.
Dengan cepat Zean berjalan kearah dapur untuk menemui istrinya itu, ia melihat kearah Dira yang tengah sibuk didepan kompor, wanita itu memang sangat sulit untuk dibilangin, sudah dilarang untuk memasak tetap saja dia memasak pikirnya.
Ia melangkahkan kakinya mendekat kearah Dira membuat para maid yang beradab didapur menunduk hormat.
"Eh" ceplos Dira terkejut saat ada yang memeluknya dari belakang.
"Kenapa berada disini hm?"
"Ya masak lah ngapain lagi?" sahut Dira.
"Kan sudah aku bilangin kamu gak usah masak" ucapnya dengan nada lembut, entah hilang kemana emosinya tadi.
"Aku lagi pengen masak by"
"Hm"
"Lanjutkan saja pekerjaan kalian, jangan hiraukan saya yang berada disini" titahnya kearah para maid membuat mereka semua mengangguk patuh.
"Tumben banget pulang cepat" timpal Dira.
"Emang gak boleh?" Tanya Zean seraya memainkan rambut Dira.
"Bukannya gak boleh, heran aja gitu biasanya kamu pulang sore banget apalagi semenjak Oliv selalu datang kekantor kamu, mau magrib baru pulang atau gak sampai larut malam"
"Tadi Oliv gak Dateng kekantor ya?makanya kamu gak betah"
"Mana ada kaya gitu" sahut Zean cepat.
"Kalau gak kaya gitu ya kaya gini" sahut Dira ngelantur.
"Sayang, aku gak pernah betah kalau ada dia dikantor malah aku risih, kerjaan aku banyak banget dikantor makanya aku selalu pulang kesorean" jelas Zean.
"Hm" gumam Dira menanggapi.
"Sudah matang belum?aku mau makan masakan kamu" tanya Zean, lalu ia mengeratkan pelukannya seraya menyembunyikan wajahnya diceruk leher perempuan itu.
"Lepas dulu by, malu dilihat para maid" ucap Dira pelan.
"Kaya gini aja dulu, aku lagi capek" sahutnya.
"Capek kenapa?kamu sakit?" Tanya Dira.
Zean menggeleng "masalah berkas"
Dira mengerutkan keningnya "berkas?"
Zean mengangguk "iya berkas perusahaan aku hilang, terus tadi aku marah-marah dikantor soalnya berkas itu penting banget"
"Kenapa jadi marah-marah?kenapa gak dibicarain dulu secara baik-baik?"
"Karena kerjaan mereka gak ada yang becusnya, masa berkas sepenting itu bisa hilang" sahutnya, lalu ia mencium-ciumin leher Dira.
Dira menggelengkan kepalanya "memang kamu naronya dimana jadi sampai hilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold CEO Is My HUSBAND (on going)
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] . Bukan lapak untuk plagiat ya:) Cerita ini murni dari pikiran saya sendiri>< . ________________________ . Selamat membaca,semoga suka. . ------------ 26 Agustus 2023 ________________________