14

5.7K 77 16
                                    

Oke kita langsung the poin auth tidak suka yg bertele-tele whehe.
Happy reading ☠️

——————————————————
"Saya mempunyai permintaan saya harap kalian mau menurutinya" ucap Dira dengan wajah yang masih menunduk.

"Apa itu?" Tanya Daisy.
——————————————————

Dira mengangkat kepalanya melihat kearah mereka semua "saya minta pernikahannya bersifat privat hanya orang terdekat saja yang tahu"

"Kenapa?" Tanya Nathan.

Dira menghela nafasnya "Dira belum siap, ini terlalu mendadak"

"Sampai kapan diprivat?"

"Sampai Dira sudah benar-benar siap untuk di publik"

Nathan melihat kearah Mahesa "bagaimana?"

Mahesa mengangguk "kalau itu maunya kita turuti saja, yang penting pernikahan ini tetap dilaksanakan"

Nathan mengangguk lalu beralih melihat kearah putrinya "kami turuti permintaanmu" Dira mengangguk lemas, sudah dipastikan ia setelah ini tidak bisa sebebas dulu pikirnya.

"Untuk persiapan acaranya nanti kita bahas lagi" Mahesa melihat arloji jamnya "kalau begitu kami duluan ya, dan terimakasih untuk semuanya dan atas nama Zean saya meminta maaf yang sebesar-besarnya"

Nathan mengangguk seraya tersenyum "kita barengan saja kami juga ingin pulang sekarang"

Mahesa mengangguk lalu ia berdiri diikuti Nita dan juga Nathan yang ikut berdiri diikuti Daisy, mereka berjalan secara bersamaan menuju pintu keluar restaurant itu.

Kini hanya tersisa Dira dan juga Zean dimeja itu, tidak ada tanda-tanda dari keduanya untuk menyusul kedua orangtua mereka.

"Kenapa bapak diam saja daritadi?kenapa bapak tidak menolak?kenapa bapak tidak membantu saya untuk menjelaskan semuanya kepada mereka?" Tanya Dira bertubi-tubi.

Zean menatap Dira dengan tangan yang dilipat didepan dada "mereka mendengarkan penjelasan dari kamu atau tidak?tidak kan?buat apa saya jelaskan kalau tidak didengar"

Dira mendengus "ya seenggaknya bapak bantulah bukan diam saja"

Zean berdiri "yang salah disini itu kamu kenapa saya dibuat-buat" ucapnya lalu ia melangkahkan kakinya meninggalkan Dira.

Dira mendengus lalu ia ikut berdiri dan berjalan menyusul Zean yang sudah mendahuluinya beberapa langkah "enak aja salah saya yang salah itu tikus, kenapa dia masuk ke toilet yang sama dengan saya kaya gak ada toilet lain aja" sahut Dira seraya mensejajarkan langkahnya dengan Zean.

"Saya itu belum mau nikah pak, saya belum siap, dan saya juga gak mau nikah sama bapak, bapak bukan tipe saya"

"Kamu pikir saya mau menikah denganmu?tidak sama sekali"

"Kalau gak mau kenapa tadi bapak gak menolak kenapa gak ngebantah dan membantu saya untuk menjelaskan yg sebenarnya?"

"Apakah tadi kamu berhasil menolak keputusan mereka dan menjelaskan semuanya?"

Dira mengerutkan bibirnya lalu menggelengkan kepalanya kemudian ia menghela nafasnya dengan kasar "cape saya pak"

"Keputusan mereka itu tidak bisa diganggu gugat, saya tau sifat ayah saya dan mungkin sifat ayah kamu tidak jauh beda dengan ayah saya" Dira menghela nafasnya lagi.

"Pak, kenapa mereka semua menunduk saat kita melewati mereka?" Tanya Dira saat sudah keluar dari restaurant itu. Ia sedikit heran saat ia dan Zean melewati orang-orang yang berada didalam restaurant pasti mereka menunduk saat mereka berpapasan terutama para pelayannya. Ia bingung padahal awal ia masuk tidak ada tuh yang nunduk paling para pelayan pikirnya.

The Cold CEO Is My HUSBAND (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang