Chapter 5

5 1 2
                                    

***

Menjelang sore pintu kos nya di ketuk seseorang. Nurin yang memang seharian berada di kos segera membuka pintu dan menyambut Mbak Cika. Ia segera mempersilahkan tetangga kos nya untuk masuk kedalam,duduk di ruang tamu.

"Mbak tadi belajar bikin donat, kamu mau cobain nggak?" Kata mbak Cika.

"Wah boleh mbak!" Kedua netra hitam yang sayu milik Nurin sesaat tampak terisi kehidupan.

"Donatnya enak mbak! Mbak Cika suka masak-masak ya?"

"Kalo lagi nggak ada kerjaan aja sih,"

"Enak banget! Rotinya gak bikin seret,"

"Mbak ulenin 2 jam soalnya,"

"Yang bener mbak?! Kerja keras banget dong?"

"Bercanda! Oiya nomor kamu yang mana? Mau mbak save, biar gampang kalo mau komunikasi," mbak Cika menunjukkan anggota grub kos Melati pada Nurin.

"Itu mbak yang angka terakhirnya satu kosong satu,"

"Profil nya gambar kucing ini ya?"

"Betul!"

"Ngomong-ngomong mbak asal mana?" Kepo Nurin sambil menyobek donatnya.

"Surabaya. Kamu?" Mbak Cika juga ikut makan. Mereka berbincang seperti seorang yang hidupnya enak, sore-sore ngobrol bersama tetangga sambil ngemil itu menyenangkan kan?

"Tegal,mbak. Jateng."

"Nge kos disini karna kerja atau kuliah?"

"Kabur dari rumah," Nurin nyengir lebar saat mbak Cika mendelik karna jawabannya.

"Eh saya buatin teh dulu ya,Mbak. Biar makin enak ngobrolnya," ketika Mbak Cika hendak bicara,Nurin pamit ke dapur dengan sekonyong-konyong.

Sesuai janjinya Nurin kembali dengan nampan berisi teko dan dua cangkir gelas. Dari teko kaca itu tercium wangi teh melati yang semerbak.

"Ada masalah apa kok kamu kabur dari rumah? Mbak liat-liat kamu nggak berbakat sama sekali jadi anak begajulan deh,"

"Ah! Mbak bisa aja, wajah saya memang nggak ada kriminal-kriminalnya sih."

"Jadi kamu kabur dari rumah karna apa?"

"Saya mau dijodohin sama om-om,Mbak."

"Nurin yang bener deh kalo jawab!"

"Maaf. Nurin anu kabur dari rumah karna malu mbak sama orangtua,"

"Lha emangnya kamu kenapa?" Sesaat Mbak Cika di hinggapi prasangka buruk selama menunggu jawaban dari Nurin yang malah terdiam.

"Saya gagal kerja ke Jepang,"

Untunglah praduganya salah, seketika Mbak Cika mengucap istigfar dalam relung hatinya yang sempat kotor oleh prasangka buruk terhadap Nurin.

"Mbak kenapa? Mbak pikir saya hamil diluar nikah ya?"

Tepat sekali!

"Kok kamu tau?" Mbak Cika bertanya canggung.

"Kata adik saya di rumah, tetangga-tetangga pada ngira saya kabur karna hamil. Jadi mungkin pandangan orang-orang yang lain juga sama,memangnya kenapa juga anak perempuan macam saya kabur dari rumah orangtuanya kayak begitu coba kalo nggak kebobolan? Atau kawin lari sama pacar nya karna gak direstui?"

"Astagfirullah. Jadi kamu di usir?"

Nurin menggeleng,membuat Mbak Cika mengerutkan kening, "Terus apa?"

"Saya malu banget lah pokoknya sama orangtua saya, jadi saya pilih kabur dari rumah."

"Kamu boleh cerita sama saya,Rin. In Syaa Allah saya amanah,"

My Sontoloyo Imam [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang