Chapter 9

5 1 6
                                    


" Aku akan belajar banyak hal supaya aku bisa membaginya dengan mu dan cukup hanya kita berdua, sehingga nanti kita bisa membaginya pula dengan anak-anak kita, "

(Muhammad Al-Baihaqi Attar Alfatih)

"Aku menyukai ilmu yang kamu miliki,"

( Nurun Al-Nurin )

Bagaimana mungkin jantungnya saat ini terus berdebar-debar karna menunggu laki-laki bernama Baihaqi itu? Nurin melamun, diam diatas brangkar rumah sakit dengan slang infus di tangan kanannya yang terus mengalirkan cairan bening untuk memberi tubuhnya penjunjang nutrisi. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya, dan tidak pernah ada pula laki-laki yang datang padanya dan mengutarakan cinta kecuali Baihaqi. Laki-laki itu bilang bahwa dia mencintainya, sementara Nurin bertanya-tanya apa yang membuat Baihaqi jatuh cinta terhadapnya?

Seumur-umur, bahkan ketika masih sekolah Nurin belum pernah pacaran dengan siapapun. Tidak pernah ada laki-laki yang mendekatinya sampai terkadang membuat Nurin merasa menjadi wanita paling jelek di dunia. Bagimana tidak, ia selalu melihat bagaimana mereka memiliki hubungan yang manis dan lucu,terlihat sangat menyenangkan. Rata-rata dari mereka enggan mungkin karna Nurin terkenal sebagai gadis yang cukup pendiam, dingin dan seolah tidak membutuhkan mereka (cowok) untuk beberapa hal yang kebanyakan wanita kesulitan melakukannya. Kecuali satu, mas-mas tempat PKL-nya dulu. Waktu itu Nurin kaget sekali ketika temannya mengatakan bahwa ia disukai oleh karyawan disana. Nurin tidak percaya sampai hari demi hari karyawan itu terus berupaya dekat dengannya. Saat mendapat shiff malam, karyawan itu akan memaksa untuk mengantarnya pulang dengan dalih bahwa Nurin perempuan dan dia khawatir. Sungguh, mereka pernah menerangi gelapnya jalan bersama-sama. ( Cieee manis ye). Hal itu sempat membuatnya tersentuh, ia mulai tidak lagi keras kepala saat hendak di buntuti dari belakang saat pulang.

Sampai ia dekat dengan karyawati yang alim, suatu saat wanita itu menangis karena di bentak oleh karyawan yang akhir-akhir ini peduli padanya. Ternyata mereka adalah tetangga. Dan ia juga mulai melihat bagaimana kelakuan karyawan itu terhadap PSG lain selain dirinya. Satu kata, dia macam buaya cabul yang menjijikkan. Entahlah, semua hal buruk soal karyawan itu tiba-tiba muncul saat dalam hatinya ada rasa suka. Sepertinya matanya baru saja terbuka. Tidak benar-benar jatuh cinta, hanya suka diberi perhatian saja, rasanya seperti dekat dengan seorang Ayah dan Kakak yang sangat sayang dan peduli padanya. Untuk menghilangkan rasa tidak suka ketika melihat karyawan itu yang humble pada PSG lain, Nurin menanamkan dalam hatinya suatu motto dimana ia tidak akan pernah mencari kasih sayang seorang Ayah dari laki-laki manapun. Hanya karna Nurin tidak mendapat kasih sayang, kelembutan hati, kebaikan dan kepedulian dari Ayahnya, itu tidak akan pernah membuatnya akan mencari pengganti kasih sayang itu dari laki-laki manapun. Biarlah jika memang ia tidak mendapatkannya, itu lebih baik dari pada ia menggantungkan kebahagiaan dengan sebatas memiliki seorang laki-laki.

Melihat bagimana ibunya diperlakukan buruk oleh seorang laki-laki,yang padahal laki-laki itu adalah suaminya sekaligus bapak dari anak-anaknya menjadikan Nurin amat menjaga dirinya dari cinta. Jika dulu ia sedih karna jomblo, sekarang ia justru merasa tenang karena itu. Jadi mari dengar penjelasan Baihaqi, laki-laki itu menepati ucapannya untuk kembali dan menyanggupi pertanyaan Mbak Cika.

Saat pertama kali tubuh tinggi tegab itu terlihat dari kaca pintu, lalu suara halusnya ketika mengucapkan salam terdengar sampai saat Nurin bisa melihat Baihaqi yang rapi dengan jubah putih sehingga membuat matanya merasa sejuk, jantungnya berpacu semakin hebat!

"Sesuai janji saya tadi, saya akan mempresentasikan hasil riset saya kenapa saya mencintai—"

Apa tidak ada pilihan kata yang lebih bagus? Kenapa terdengar seperti pembukaan presentasi makalah yang kerap dikomentari gurunya dulu? Nurin nyaris tertawa mendengar ucapan Baihaqi itu. Tampangnya berwibawa, alim lagi keliatannya, tapi rada sontoloyo!

My Sontoloyo Imam [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang