WARNING!
Tidak ada niat untuk SARA!
Saya mencintai agama saya dan juga menyadari serta memaklumi perbedaan yang ada.****
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:"Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 125)
Kerusuhan kelompok begal dan para karyawan pria Vyn Publisher berakhir setengah jam yang lalu dengan hasil kemenangan telak. Setelahnya semua jadi tidak fokus bekerja, para karyawan wanita terpecah menjadi dua kubu. Kubu pendukung Gilang dan pendukung Baihaqi meski pada dasarnya tetap mendukung satu kemenangan untuk mereka berdua. Pertunjukan yang Baihaqi sebut murahan nyatanya mendapat perhatian penuh dari orang-orang. Kemunculan Gilang menyita perhatian semua orang. Dia sudah menjadi idola kedua setelah Baihaqi.
Nurin meninggalkan Gilang yang tampak diperebutkan untuk mereka diobati. Ia sungguh merasa tidak enak dengan Baihaqi sehingga ia menyisih mencari pria yang menjadi prioritasnya untuk sekarang ini.
Untung saja hari ini Zahira sedang pergi ke pesantren, sehingga rasa malu Nurin tidak berkali-kali lipat.
Baru saja ia tiba di lantai empat kedua tangan Nurin terkepal disamping badan, wajahnya berubah datar mendapati Baihaqi sedang diobati oleh seorang wanita. Seolah baru sadar dari perasaan cemburu itu ia segera tersenyum tipis.
"Permisi,Pak." Rupanya Baihaqi tidak menyadari kedatangannya. Kedua orang itu menoleh kepadanya secara bersamaan. Tampak jelas jika perempuan itu adalah Viona—partner kerjanya. Tatapan kedua wanita itu bersinggungan, netra hitam Nurin yang penuh kekecewaan dan netra Viona yang penuh penyesalan.
"Tolong ketuk pintunya lebih dulu sebelum kamu masuk," ucap Baihaqi menurunkan lengan kemejanya.
"Maaf,Pak."
"Tidak apa-apa. Ada keperluan apa kamu repot-repot naik ke lantai empat hmm?"
Nurin berfikir sejenak, meremas ujung blazer hitamnya dengan perasaan campur aduk. Ia tidak bisa mengungkapkan apa yang menjadi alasannya mencari Baihaqi.
"Saya mau minta maaf,Pak atas kerusuhan barusan." Cicitnya dengan kepala menunduk.
"Tidak masalah. Kamu tidak perlu merasa bersalah, "
Nurin masih tidak berani mengangkat kepalanya. Takut hatinya makin berantakan melihat Baihaqi dan Viona, tapi ia akhirnya bicara lagi.
"Pak. Katanya kalau kita nabrak kucing itu bisa bikin kita sial,kan? Soalnya kata orang-orang pamali. Tadi kucingnya langsung mati ditempat sepertinya, saya merasa bersalah karna tidak bisa menguburnya sebagai bentuk tanggung jawab."
"Kamu mau tau solusinya?" Pancingan Baihaqi langsung Nurin makan. Wanita itu mengangguk dengan wajah begitu serius. Dalam benak, tentu Baihaqi gemas sekali, sialnya ia harus tetap begini supaya drama yang ia buat dengan memaksa Viona tidak sia-sia.
"Bacakan kucing itu Tahlil," tentu Baihaqi hanya bercanda. Viona yang receh mendengar jawaban ngawur itu tampak menahan tawanya.
"Tahlil?" ulang Nurin polos.
"Iya, Tahlil. Supaya arwah kucing itu tidak gentayangan dan dia tenang."
"Saya tidak tau bacaan Tahlil, bagaimana itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sontoloyo Imam [LENGKAP]
RomanceROMANSA - SPIRITUAL Buruan baca sebelum Chapter-nya tidak lengkap lagi🥳 Ini klise, tapi Baihaqi yakin wanita yang ia tabrak sampai 3 kali itu adalah jodohnya sebab wanita bernama Nurin itu bisa menjawab jokes bapak-bapak darinya. Muhammad Al-Baiha...