Chapter 19

2 1 0
                                    

****

Nurin selesai belajar mengaji tepat saat jam makan siang. Baihaqi mempersilahkan Nurin untuk makan terlebih dulu sementara ia akan menyelesaikan sedikit urusan di kantor.

Kantin kantor tampak ramai. Setelah mendapatkan jatah makan siangnya Nurin sibuk mencari tempat, tepat saat itu Viona yang melihatnya kebingungan melambaikan tangan. Seujurnya Nurin ragu untuk mendekat, merasa tidak enak hati karena tadi tidak membantu wanita itu.

"Na,maaf tadi..."

"Aman!" Belum juga Nurin selesai bicara, Viona segera memberi pengertian. Lantas ia berkata ,"Pak Bai udah izinin lo ke gue." Ucapnya sambil asik mengunyah selada. Ia pun mengimbuhkan lagi," Katanya lo lagi belajar ngaji. Gimana, galak nggak Pak Bai pas ngajarin? Kali aja cosplay guru killer,"

Bukannya menjawab Nurin justru melamun. Wajahnya cerah penuh kebahagiaan sebab masih teringat bagaimana Baihaqi mengajarinya membaca surah Ad-Dhuha dengan begitu telanten dan sabar. Berulang kali Nurin salah membaca, berulang kali pula Baihaqi membenahi dengan lembut. Jujur surah itu sangat susah ia lafazd kan, namun ia jadi semangat membacanya ketika tau arti dari surah itu yang mendalam.

Seolah paham Viona ikut terkekeh, "Lo gak suka selada kan?" Lantas langsung mencomot selada di piring Nurin.

"Ngomong-ngomong lo jangan salah paham soal tadi pagi. Gue sama Baihaqi sebenernya sahabatan dari kecil,"

"Memangnya ada persahabatan tanpa melibatkan perasaan diantara laki-laki dan perempuan?"

"Gue sahabatan sama dia karna naksir sama kakak tirinya, bukan sama dia. Udahlah lo jangan cemburu, nanti dia kesenengan. Lagipula gue gak mau punya imam sontoloyo macam dia!"

"Kalian kerja sama?"

"Mau gimana lagi gue dipaksa. Soalnya dia cemburu liat lo dianter jemput itu cowok,"

"Parah! Saya tadi udah patah hati lho!" celutuk Nurin begitu blak-blakan.

Mereka melanjutkan makan dengan diselingi candaan. Nurin benar-benar dalam keadaan mood yang baik. Hanya saja tak berselang lama mood wanita itu turun drastis melihat TV LED kantin menampilkan dirinya yang sedang memberikan bunga krisan kepada Baihaqi dihari pertamanya kemari.

Alhasil semua orang jadi fokus melihat layar itu dan mulai berbisik-bisik. Kebanyakan mulai menghina Nurin, memberinya stempel wanita murahan yang menggoda bos mereka agar bisa bekerja disini.

"Oh! Jadi ini yang katanya punya harga diri itu?" Sindir seorang wanita yang baru saja berbaur dengan mereka. Wanita modis itu bersedekap dada angkuh menatap Nurin.

"Dukunnya siapa,Mbak?"

"Eh! Bapaknya kan dukun, paling minta sama bapaknya!"

Reflek Nurin berdiri dari duduknya. Matanya tajam menyorot Cyna sementara tangannya mulai terangkat siap menampar wanita bermulut ular itu. Semua orang tercekat saat mengira wajah cantik Cyna benar-benar akan ditampar, namun tangan Baihaqi menahan tangan Nurin tepat pada waktunya. Suasana jadi makin mencekam saat sorot mata keduanya bertemu.

"Bapak itu sudah diguna-guna sama dia!" merasa posisinya jauh lebih beruntung dari Nurin, Cyna memanas-manasi Baihaqi dengan harapan akan dibela.

Baihaqi menatap sedih Nurin yang menarik tangannya dan menundukkan kepala.

"Siapa yang menyebarkan video itu?!" Suara Baihaqi meninggi. Semua tak berani mengangkat kepala. Nyali mereka ciut mendengar bentakan Baihaqi untuk pertama kalinya. Sekali-kali Baihaqi tidak pernah marah apalagi membentak karyawannnya.

"Minta maaflah kalian! Kalian sudah berlaku zhalim kepada Nurin tanpa tau cerita yang sesungguhnya!" Viona memeluk Nurin sementara Baihaqi membelanya dihadapan orang-orang.

My Sontoloyo Imam [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang