PART INI SPESIAL BUAT AKU:)
***
"Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya,"
(QS. Al-Muddassir 74: Ayat 11)
***
Sungguh telah hilang cahaya pada wajahnya yang redup
Sungguh telah hilang lentera pada netranya yang sayu
Sungguh telah hilang gempita suaranya dari setiap rungu
Sungguh telah hilang senyumnya yang mungkin akan semanis madu
Sungguh telah hilang apa-apa yang menjadikan dia hidup selayaknya kamuKamu mendapatinya sebagai manusia yang batu
Manusia yang selalu membisu sepanjang waktu
Manusia yang tidak pernah ada senyum di wajahnya yang muram setiap kamu berlalu
Manusia yang tatkala kamu menilainya, maka kamu hanya dibuat keliruBukankah kamu bisa melihat betapa teduh mata itu saat menatapmu?
Bukankah kamu melihat bagaimana telinganya selalu mendengar segala ocehanmu?
Bukankah kamu melihat bagaimana tangannya yang tersayat-sayat berusaha membantumu?
Tidakkah kamu melihat betapa ia adalah manusia yang seharusnya kamu manusiakan pula?Yang kamu akan menatapnya dengan indah, bukan menatapnya selayaknya sebuah mata pisau supaya mata itu bergetar lalu berkaca-kaca
Sungguh, bukankah kamu juga manusia?
Merupakan sajak Puisi dari Zenoka untuk Nurin.
..
Ketika ia merasa telah hilang semua dari dirinya. Yaitu kebahagian yang berupa senyuman, tawa, rasa senang, serta ketertarikan untuk hidup namun ia tidak menyadari bahwa tidak pernah hilang kelembutan hati itu darinya. Sampai pada hatinya itulah terdapat setitik iman yang tak pernah Allah cabut darinya, Allah menjaga cahaya pada hati itu untuknya dan dengan setitik iman itulah Allah telah menuntunnya untuk kembali kepada-Nya. Hatinya yang telah terkoyak sehingga hampir-hampir ia tidak mempercayai adanya kebahagiaan, akan tetapi hati itu nyatanya tidak pernah mati. Setitik iman di dalamnya itu yang kemudian menyelamatkan Nurin dari dirinya sendiri, sehingga ia tak pernah bersungguh-sungguh membunuh dirinya sendiri. Sampai akhirnya ia merasakan sendiri betapa Allah ialah dzat yang Ar-Rohman dan Ar-Rohim. Yang maha pengasih lagi maha penyayang terhadap hamba-Nya yang lemah.
Allahu Akbar
Dzat yang telah dengan hidayah serta rahmat-Nya menjadikan hati Nurin penuh oleh cahaya sehingga menuntun akalnya untuk menysukuri pertolongan Allah SWT sehingga ia dapat merenunginya dan mengambil pelajaran dari sana.
Seperti yang Baihaqi katakan, Nurin hanya sedikit tersesat, dan kini Allah telah menjemputnya sendiri dengan hidayah dari-Nya. Niscaya dengan itu In Syaa Allah tidak akan dapat di bengkokkan oleh siapapun, termasuk oleh cinta yang membutakan dan menggiurkan. Wanita itu lebih memilih cinta yang di ridhoi oleh Allah SWT, dimana dengan cinta itu ia hanya akan semakin dekat dengan-Nya. Nurin memilih untuk menjauh darinya karena cintanya, begitu pula dengan Baihaqi. Ia akan menjauh dari Nurin karena cintanya pada wanita itu. Baihaqi tidak sekali-kali berharap pada manusia, termasuk pada Nurin yang ia cintai. Melainkan ia hanya berharap kepada Dzat yang pada-Nya apabila kita berharap, kita tidak akan pernah kecewa. Alih-alih ia berharap Nurin tidak berpaling darinya, Baihaqi memilih senantiasa berdoa agar Allah berkenan mengikat hati mereka berdua sehingga tidak akan pernah bisa dipisahkan oleh selain maut saja. Dan apabila harus berpisah pasti akan kembali lagi.
Hati wanita itu kini dipenuhi oleh cahaya (cahaya iman) sehingga Baihaqi semakin mencintainya.
"Ya Allah, Engkau tau aku begitu mencintainya. Engkau pun tau aku begitu berharap bahwasanya Engkau menjadikan dia sebagai pasangan hamba."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sontoloyo Imam [LENGKAP]
RomanceROMANSA - SPIRITUAL Buruan baca sebelum Chapter-nya tidak lengkap lagi🥳 Ini klise, tapi Baihaqi yakin wanita yang ia tabrak sampai 3 kali itu adalah jodohnya sebab wanita bernama Nurin itu bisa menjawab jokes bapak-bapak darinya. Muhammad Al-Baiha...