❦ Persetan dengan tatakrama Aku hanya ingin berkuasa ❦
Suasana hening meliputi mereka berdua dalam lift itu, mereka seperti perang Dingin tak ada yang memulai percakapan karena dua orang itu memang bersiteru sebelumnya.
Ayanha memandang jam dipergelangan tangannya entah mengapa ia merasa lift ini dipenuhi aura kegelapan.
Pintu lift akhirnya terbuka Caroline berjalan lebih dahulu, entahlah Ayanha pikir orang itu akan mengeluarkan kata-kata problematik lagi. hari sudah semakin petang lebih baik ia segera pulang dan bertemu dengan kasurnya yang posesif itu.
Ayanha memilih memesang taksi online saja karena bundanya tidak bisa menjemput nya untuk supir pribadi entahlah Ayanha rasanya tidak ingin lebih baik ia kesekolah naik motor kesayangan nya nanti. Ayanha ingin menelpon Fernando namun orang itu pasti sudah pulang karena sibuk dengan pameran lukisan beberapa hari lagi.
lebih baik dirinya bersabar sampai taksi pesanannya datang.
Beberapa menit menunggu akhirnya taksi itu datang dengan segera Ayanha naik. selama perjalanan Ayanha hanya fokus pada buku ditangannya buku tentang sejarah dunia yang disembunyikan.
dan omong-omong tentang temannya dulu di GHS hanya beberapa yang lanjut di Universitas yang sama dengannya.
Vivara dengan jurusan manajemennya serta Helena dengan jurusan psikologi, tidak beda jauh dengan David yang memilih jurusan kedokteran tapi untuk Fernando dia memiliki bakat di seni tapi memilih jurusan ekonomi.
Tentang temannya yang lain Ayanha mendengar kabar bahwa Athena saat ini berada di London bersama ibu, kakek dan neneknya dan Ayahnya masih dipenjarakan. Bintang yang menempuh pendidikan di luar negeri dan Cakra yang juga memilih universitas diluar negeri. untuk Aster dan Diego juga sepertinya akan bernasib sama menempuh pendidikan di universitas impian mereka.
Ayanha jadi semakin sadar bahwa dirinya sudah bertambah dewasa. bukan lagi anak SMA yang masih labil namun ia rasa jiwanya masih memiliki jiwa kekanak-kanakan walaupun sedikit mungkin. taksi yang Ayanha tumpangi mendadak berhenti membuat Ayanha mengerutkan kening kebingungan.
"Kenapa tiba-tiba berhenti pak?" tanya nya.
"Di depan sedang ada tawuran mba, kita harus putar balik kalau ingin selamat," ujar supir taksi itu.
Ayanha berdecak kenapa orang-orang itu menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna sama sekali.
"Tabrak saja pak," ujar Ayanha sinis. sementara supir taksi itu hanya bisa terdiam mana mungkin ia melakukan itu, bisa-bisa ia menjadi kriminal.
Ayanha keluar lalu berjalan menuju pintu depan taksi itu dan menyuruh agar supir taksi itu berpindah kesamping. Ayanha akan mengemudikan taksi itu sementara sang supir taksi sudah was-was dan segera memasang sabuk pengaman.
Ayanha menyalakan mesin mobil itu menyebabkan bunyi deruman keras, Ayanha akan cosplay jadi Lewis Hamilton, Ayanha menekan klakson dengan keras lalu Ayanha menginjak pedal gas secara kuat.
Bunyi klakson serta kecepatan mobil itu membuat mereka yang sedang tawuran itu menyingkir tak mau apabila badan mereka akan remuk jika dihantam oleh mobil itu, saat melewati mereka Ayanha menurunkan kaca mobilnya lalu mengacungkan jari tengah pada mereka semua. enak saja mereka akan menghalangi jalannya pulang sementara dirinya sudah sangat rindu dengan kasurnya.
Sementara aksi Ayanha itu tak lepas dari sepasang mata yang memandang nya datar dia adalah Gerhana, salah satu ketua geng dari mereka semua
yang sedang tawuran.
"Gila," gumamnya saat melihat yang mengacungkan jari tengah dari dalam mobil adalah Ayanha.
Lain hal dengan Ayanha yang saat ini tertawa puas dengan aksinya yang tergolong nekat, sementara sang supir taksi itu tidak berhenti untuk tahan napas melihat aksi nekat gadis disamping nya ini.
"Napas Pak," titah Ayanha yang melihat supir itu masih berpegangan erat pada pegangan mobil nya itu seraya menahan napas.
"Saya bayar 2 kali lipat pak," ujar Ayanha mengemudikan taksi itu menuju rumahnya.
Ayanha melambai pada supir taksi itu yang kian perlahan hilang dari pandangan nya, semoga saja supir itu tidak trauma pada penumpang sepertinya. Ayanha melangkah masuk kedalam rumahnya dirinya sudah sangat rindu dengan kasur kesayangannya.
Malam ini dia akan belajar untuk beberapa jam lalu lanjut membaca novel, bundanya sedang diluar kota jadi dia sendirian sekarang, hidup yang sempurna pikir Ayanha.
Ayanha menatap lamat soal di depan nya dengan cekatan Ayanha mengerjakan soal itu. soal yang berhubungan dengan hukum kekekalan energi.
Selama 3 jam Ayanha belajar nonstop selama itu juga otaknya tidak berhenti berpikir keras, jam menujukan pukul 23 malam Ayanha memutuskan untuk berhenti lalu beralih kerak buku miliknya, banyak novel yang masih tersegel Ayanha bingung harus memilih yang mana.
Malam ini Ayanha akan maraton novel dan berleha-leha sejenak untuk menghadapi hari esok yang lebih sibuk.
Rasa ngantuk mulai melanda Ayanha, katanya terasa memberat tulisan di novel itu semakin buram hingga pada akhirnya ia menjatuhkan novel itu dan terlelap.
Pagi datang dengan cepat matahari perlahan-lahan sudah semakin terik dan Ayanha saat ini sedang mengikat tali sepatunya bersiap menuju universitas. rasanya baru kemarin ia Sma namun sekarang saat ini sudah menempuh jenjang perguruan tinggi saja.
Tak mau kejadian seperti kemarin terulang Ayanha memilih untuk menaiki mobilnya sendiri, mobil Bugatti berwarna putih yang sangat Ayanha sayangi. Jadi tak heran saat ia jarang memakainya Ayanha tak mau Bugatti nya itu lecet sedikitpun.
Ayanha memarkirkan mobilnya saat telah sampai di kampus tak ada tatapan kagum yang Ayanha harapkan karena ia mengendarai Bugatti ke kampus. jawabannya satu karena banyaknya orang yang mengendarai mobil serupa degan Ayanha sehingga tidak ada yang spesial di Universitas ini apabila kamu memiliki Bugatti.
mata pelajaran Ayanha akan mulai sepuluh menit lagi dengan segera Ayanha bergegas menuju kelasnya jangan sampai dosennya datang lebih dulu daripada dirinya, bisa-bisa Ayanha akan mendapatkan nilai merah.
Mata pelajaran pertama Ayanha berlangsung secara baik tanpa kendala Ayanha juga sangat memahami penjelasan dosen tersebut dan misi kedua saat ini adalah Ayanha akan membaca buku di perpustakaan kampus ini.
Dengan segera Ayanha berjalan ke arah perpustakaan, perpustakaan disini sangat besar dan pasti nya tidak akan ada pemandangan bahwa perpustakaan itu akan sepi karena justru spot ternyaman mereka adalah perpustakaan.
Ayanha berjalan menyusuri rak demi rak yang ada entahlah ia bingung harus membaca apa, Tiba-tiba Ayanha teringat hal yang paling ia ingin tahu dan berakhirlah ia di rak ini.
Ayanha sedang mencari buku yang memuat tentang universitas ini kenapa namanya bisa seperti ini dan tentang apapun itu mengenai universitas ini. buku yang Ayanha cari sudah ada dan Ayanha memilih duduk di pojok ruangan ini yang lumayan jauh dari meja lainnya.
Ayanha membaca bagian latar belakang sekolah ini dengan serius.
Nama University War diambil dari ketatnya persaingan dalam kampus ini sehingga mereka akan melakukan hal apapun untuk mendapatkan nilai tertinggi.
serangan otak itu terus berlangsung selama beberapa tahun ini dan seakan sudah menjadi budaya bahkan saat awal berdirinya pun universitas ini sudah sangat ketat dalam hal penyeleksian.
awalnya nama universitas ini adalah University World bukan University War namun sering banyak yang memelesetkannya karena melihat situasi asli universitas itu, sehingga rektor terdahulu mengganti nama universitas ini dari University World menjadi University war walaupun masih banyak yang mengenal universitas ini sebagai University World.
Ayanha sekarang paham mengapa nama kampus ini adalah university War dan tunggu setiap tahun di kampus ini ada yang namanya pemilihan iKON kampus. yang terpilih hanya 3 orang dengan peringkat tertinggi banyak yang mengincar posisi tersebut dan ayanha jadi bertanya-tanya apa bagusnya posisi itu.
_______TBC______
KAMU SEDANG MEMBACA
University War
Фанфикшн𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝚑𝚒𝚐𝚑 𝚜𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕. 𝙳𝚒𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝙷𝚒𝚐𝚑 𝚂𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚊𝚑𝚞𝚕𝚞. 𝓤𝓷𝓲𝓿𝓮𝓻𝓼𝓲𝓽𝔂 𝓦𝓪𝓻 Hari pertama memasuki universitas Ayanha mendapatkan banyak hal-hal...
