❦ Triangle hierarki adalah musuh nyata tak kasat mata ❦
Malam semakin larut dengan langit yang semakin hitam pekat tak ada cahaya yang menghiasi malam ini. Ayanha melirik pada jam dinding nya sudah saatnya ia harus pergi. Ayanha menuruni setiap anak tangga sembari terus memutar kunci motornya di jari telunjuknya, malam ini dia akan mengikuti balapan liar dan hadiahnya lumayan pikir Ayanha, sepertinya rivalnya malam ini adalah orang kaya.
Ayanha bukannya sedang melarat atau kekurangan uang sehingga ia harus ikut dalam balap liar seperti ini, namun apa boleh dikata itu hobinya dan mungkin akan segera ia lupakan lantaran sekarang ia sudah masuk ke jenjang perkuliahan. Ayanha mengendarai motornya dengan kecepatan penuh melaju membelah jalanan yang masih cukup ramai itu.
Ayanha sebisa mungkin menyembunyikan identitasnya bahwa dia itu perempuan dan seorang mahasiswi dari Universitas ternama jika itu sampai terbongkar maka Ayanha akan di blacklist dan itu adalah mimpi buruk baginya.
Ayanha sampai di arena balapan liar walaupun ini ilegal entah mengapa tak pernah sepi peminatnya. malam ini sangat ramai pikir Ayanha, sorakan heboh terdengar saat dia telah sampai dimana lawannya sudah lebih dulu ada namun satu hal yang membuat Ayanha terkejut lawannya malam ini adalah Gerhana.
harusnya Ayanha tidak heran karena waktu itu dia juga melihat bahwa Gerhana terlibat tawuran namun tetap saja Ayanha terkejut apakah dunia sesempit ini.
Balapan akan segera dimulai baik Ayanha ataupun Gerhana sudah siap dengan posisinya. keduanya sama-sama tak mau kalah dan Ayanha sangat tertarik pada balapan nya malam ini karena sejauh ini belum pernah ada yang mengalahkannya.
Ayanha semakin menarik gas pada motornya dia sangat fokus mendengar aba-aba dan saat hitungan mundur nya selesai dengan cepat Ayanha melajukan motornya dengan kecepatan penuh.
Keduanya sama-sama tak mau kalah mereka berdua sama-sama lihai dan mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, namun karena terlalu berambisi untuk menang Ayanha tak sadar di hadapannya ada sebuah tikungan dimana dia telat mengerem motornya menyebabkan bunyi gesekan antara aspal dan motornya. dirinya oleng dan terjatuh dari motornya. tubuh Ayanha berguling-guling diatas aspal itu untungnya jalanan sedang sepi.
Gerhana menyadari bahwa rivalnya malam ini terjatuh dan dengan segera ia memutar balik motornya dan menolong orang itu yang sedang berusaha untuk bangkit.
Gerhana menyodorkan tangannya berniat menolong orang itu namun malah ditepis membuat Gerhana mengernyit bingung.
Sementara Ayanha tak mengindahkan Gerhana yang berusaha membantunya, tubuhnya seakan remuk dan dia yakin kakinya pasti sangat tergores dengan aspal itu. Ayanha berusaha berjalan menuju motornya yang terkapar di tengah jalanan namun bahunya ditepuk oleh seseorang.
"Apa ini balasan mu bahkan berterimakasih saja tidak?" ungkap Gerhana tak percaya.
Namun lagi-lagi Ayanha menepis hal itu dan dengan segera memperbaiki posisi helmnya sebisa mungkin jangan sampai ketahuan. namun sepertinya Gerhana tengah menguji kesabaran Ayanha dengan melemparkan helm miliknya sehingga mengenai punggung Ayanha, tidak tahukah dia bahwa itu menambah rasa sakit pada punggung Ayanha.
Ayanha mengambil helm itu lalu melemparkan nya pada Gerhana dengan lumayan keras tidak hanya itu emosinya sudah di ubun-ubun dan Gerhana malah memancing nya.
Sedangkan Gerhana lagi dan lagi mencegah pergerakan Ayanha dengan menahan bahunya entah mengapa dia sangat penasaran pada orang ini.
Mau tidak mau akhirnya Ayanha mengambil tangan Gerhana lalu bergerak memelintir nya namun seperti nya Gerhana tidak mau kalah dengan segera dia menyikut perut Ayanha membuat Ayanha meringis kesakitan.
perkelahian keduanya tak bisa terelakkan entah karena Gerhana yang menyebalkan atau Ayanha yang mudah terpancing.
Gerhana selalu menyerang Ayanha dengan gesit tujuannya adalah untuk membuka helm itu sementara Ayanha sudah kewalahan ditambah kecelakaan tadi membuat nya merasakan luar biasa sakit apalagi Gerhana yang kurang ajar ini yang terus menyerangnya.
Ayanha kewalahan menghadapi serangan Gerhana dirinya terjatuh tak berdaya. sedangkan Gerhana menyamaratakan posisinya dan bersiap untuk membuka helm Ayanha namun Ayanha menendang Selangkangan cowok itu menyebabkan dia mengerang kesakitan. dengan segera Ayanha bangkit dan berlari walau harus menyeret kakinya yang seperti mati rasa itu.
Namun sepertinya kemalangan berpihak pada Ayanha malam ini, dimana Gerhana menyerangnya dari belakang dan mengunci pergerakan nya, Ayanha terus memberontak namun nihil usahanya hanya sia-sia, Gerhana memanfaatkan kesempatan itu dan membuka helm orang itu dirinya dibuat mengernyit saat melihat rambut hitam halus apakah orang ini perempuan pikirnya.
Ayanha memberontak di tengah keterdiaman Gerhana itu membuat nya terlepas dari Gerhana. posisi mereka saat ini berhadapan membuat Gerhana menatap Ayanha datar. sedangkan Ayanha melempar helmnya ke Gerhana.
"Puas!" maki Ayanha rambutnya berantakan ditambah rasa sakit di sekujur tubuhnya membuat nya sangat membenci orang yang ada dihadapan nya ini.
Gerhana tersenyum miring.
"Ternyata cukup liar," ujarnya dan sungguh dia tak menyangka jika lawannya itu seorang perempuan apalagi ternyata dia adalah Ayanha.
"Bukan urusan mu dan ingat tutup mulut mu," ancam Ayanha pada Gerhana.
Gerhana menyugar rambutnya kebelakang dan terkekeh yang malah terlihat aneh dimata Ayanha.
"Sejak kapan balapan?" tanya Gerhana memandang serius Ayanha.
"Sudah aku bilang bukan urusan mu!" balas Ayanha dengan sedikit membentak Gerhana sementara Gerhana menangkup dagu gadis itu membuat Ayanha sedikit meringis.
"Sejak kapan kau memulai balapan Ayanha?," ucapnya dengan penekanan di setiap kalimatnya seraya terus menangkup dagu Ayanha dengan satu tangannya.
Ayanha tak ingin terlihat cengeng sebisa mungkin ia menahan tangisnya entah mengapa laki-laki di hadapan nya ini membuat nya tak bisa berkutik.
"Sma," balas Ayanha seadanya.
Gerhana menghempaskan dagu Ayanha kesamping dan menatap datar gadis itu.
"kerumah sakit dan obati luka mu" ucapnya membuat Ayanha mendelik sinis apa-apaan laki-laki ini tadi sangat kasar padanya dan sekarang berpura-pura sok peduli.
"Jangan pura-pura peduli," tegas Ayanha lalu mengangkat motornya untung saja motornya masih bisa ia kendarai dan dengan segera dia menaiki motor itu meninggalkan Gerhana yang memandang nya datar.
______TBC_______
KAMU SEDANG MEMBACA
University War
Fanfic𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝚑𝚒𝚐𝚑 𝚜𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕. 𝙳𝚒𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝙷𝚒𝚐𝚑 𝚂𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚊𝚑𝚞𝚕𝚞. 𝓤𝓷𝓲𝓿𝓮𝓻𝓼𝓲𝓽𝔂 𝓦𝓪𝓻 Hari pertama memasuki universitas Ayanha mendapatkan banyak hal-hal...
