❦ Kebahagiaan dirasakan oleh orang-orang yang bisa merasa puas pada dirinya ❦
Seorang gadis cantik berambut sebahu yang duduk dengan angkuhnya sembari menyilangkan kaki saat ini menatap puas pada perempuan yang sibuk menangis sembari membersihkan sepatu miliknya. dirinya terlihat begitu menikmati permainan menyenangkan ini, membuat seseorang bertekuk lutut padanya bahkan bila perlu mereka menjilat kaki nya.
Gadis itu bersenandung dengan merdunya serta jemari Emily dengan teliti mengoleskan cat kuku berwarna merah menyala pada kuku-kuku lentiknya. Ia begitu fokus, sesekali menggigit bibir bawahnya saat berusaha merapikan garis-garis di pinggir kuku. matanya terpaku pada jari-jarinya, seolah dunia di luar sana tidak lagi ada.
Gerakan tangannya yang perlahan dan hati-hati menunjukkan betapa ia menikmati ritual mewarnai kuku ini. Sesekali ia mengibaskan tangan, berusaha mempercepat pengeringan cat, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya dengan penuh konsentrasi.
Emily tampak begitu tenang dan terfokus. raut wajahnya yang semula tegang perlahan-lahan melunak, tergantikan oleh ekspresi damai dan puas. Ia tersenyum kecil saat melihat hasil karyanya, seolah merasa bangga dengan kuku-kuku indah yang kini menghiasi jemarinya.
Tapi tunggu rasanya ada yang kurang Emily menatap cat kuku itu silih berganti dengan perempuan yang sibuk membersihkan sepatunya, Emily tahu sekarang ia harus apa dengan gerakan kasar gadis itu menangkup dagu mahasiswi yang sedang fokus membersihkan sepatu miliknya dan membuatnya mendongak menatap matanya.
Dengan senyum manisnya Emily mengoleskan cat kuku itu secara vertikal di pipi mulus gadis yang saat ini menatapnya shock. tak hanya itu dibagian keningnya Emily menuliskan sebuah kata yaitu Loser.
"Damn! so beautiful," ujarnya bangga menatap hasil karyanya.
"Sepertinya Aku memang pandai dalam seni abstrak," lanjutnya dengan tersenyum puas bahkan sangat puas namun, selang beberapa detik kemudian raut wajahnya berubah menjadi raut yang kental akan permusuhan.
"Kau sudah melakukan kesalahan yang sangat besar dengan bertindak ingin merebut posisiku," geram Emily pada gadis dihadapan nya yang masih terdiam kaku.
"Tidak ada siapapun yang bisa merebut posisi ini dariku," tekannya meremas erat bahu gadis itu.
"Dan kau sudah mengambil tindakan yang salah maka bersiaplah menerima konsekuensinya," ujarnya tersenyum sangat manis.
Emily adalah gadis berparas cantik dengan rambut sebahu gadis itu dikenal dengan kepintaran dan gaya bahasanya yang selalu menggunakan bahasa formal namun sangat cocok dengannya yang merupakan kelas atas.
semua orang tahu siapa Emily gadis dengan peringkat tertinggi di University War. Ikon dari Universitas ini sehingga hal itu menyebabkan banyak yang tak ingin berurusan dengannya karena merupakan si peringkat tertinggi hierarki.
jemari lentik miliknya sibuk mencari sesuatu di iPad yang berharga fantastis itu dirinya tersenyum puas saat apa yang dia inginkan sudah didapatkan, inilah hal yang paling luar biasa menurut nya saat menjadi peringkat tertinggi semua ada dalam genggaman nya. gadis berambut sebahu itu pergi meninggalkan perempuan yang sudah ditindasnya setelah selesai mengerjakan sesuatu.
bunyi suara notifikasi membuat fokus mahasiswi yang masih meratapi nasibnya itu teralihkan pada panel pemberitahuan di gawai miliknya, handphone itu jatuh dari genggaman nya saat membaca notifikasi didalamnya.
aplikasi yang bernama Hierarki itu adalah aplikasi wajib untuk semua mahasiswa disini dan penggunanya pasti sangat banyak namun berita tentang nya benar-benar akan menghancurkan nya.
rahasianya terbongkar rahasia bahwa dia adalah anak dari koruptor yang menyebabkan kerugian sekitar satu juta dollar. dirinya pasti akan dibully habis-habisan tidak hanya itu mental psikologisnya akan dihancurkan sehancur-hancurnya.
Emily memandang layar ipad nya nilai gadis tadi semakin menurun dan menurun tidak hanya itu banyak ulasan negatif di profil miliknya. inilah puncak permainan triangle hierarki dimana pemegang A+ dapat dengan mudah mengetahui rahasia dari orang yang di incarnya memang benar aplikasi yang mereka instal itu seperti bom waktu yang tersembunyi.
Nilai disini tidak hanya tergantung pada hasil ujian untuk triangle hierarki, namun berdasarkan voting positif dari mahasiswa lainnya. tapi satu hal yang pasti saat seseorang berada di triangle hierarki maka tidak ada seorangpun yang akan memberikan ulasan negatif.
Entah siapa yang menciptakan sistem ini namun yang jelas Emily menyukainya sangat menyukainya. walaupun orang yang dipilih untuk dibongkar rahasianya terbatas namun Emily akan memanfaatkan hal itu sebaik mungkin.
mempermainkan orang lain adalah hal yang sangat menyenangkan untuk Emily tidak hanya itu raut keputusasaan adalah mimik wajah terindah yang ia lihat. gadis itu sangat angkuh dan sombong.
untuk para senior di sini saat aplikasi Hierarki tak hentinya mengeluarkan notifikasi maka pasti ada yang sedang tidak baik-baik saja. namun untuk mahasiswa baru hal ini sangat tak lazim. rentetan pertanyaan serta pernyataan tertanam dalam benak mereka, apa yang sebenarnya terjadi.
Helena dengan Ayanha saat ini sibuk menscrol layar tablet mereka untuk mengetahui hal yang terjadi, kening mereka mengernyit bingung saat ada satu fropil yang bertanda merah bukankah itu artinya bahwa nilainya sangat hancur.
"Ay, lihat yang fropil nya warna merah itu kenapa kira-kira?," tanya Helena menunjuk pada tablet miliknya yang menampilkan fropil dari orang itu.
"Emm. aku tidak yakin tapi seperti nya orang itu sedang dalam masalah ," jawab Ayanha, tidak mungkin saja pikirnya jika fropil orang itu tiba-tiba bertanda merah pasti ada yang salah di sini.
"Lihat, lihat nilainya semakin turun ditambah banyak rating negatif dari mahasiswa lainnya," pekik Helena heboh yang sedari tadi terus menatap layar ipad itu.
"Kenapa orang-orang sangat mudah mencari masalah, seharusnya mereka semua bersyukur karena lolos ke Universitas ini." pungkas Helena.
"Kita enggak tahu masalah orang lain seperti apa jadi jangan cepat
Menyimpulkan sesuatu," nasehat Ayanha."Ayanha open your eyes, satu pertanyaan penting. kira-kira kamu akan berbuat masalah atau tidak di Universitas ini? atau aku misalnya kira-kira aku akan berbuat masalah di sini?," tanya Helena menatap lekat mata Ayanha namun hanya dibalas gelengan oleh Ayanha.
"Oke, jadi aku ataupun kamu tidak akan berbuat masalah apapun di sini. alasannya apa sehingga kamu tidak akan berbuat masalah di sini?," tanya Helena sekali lagi yang membuat Ayanha nampak berpikir kritis.
Ayanha nampak memikirkan jawabannya dengan ragu ia menjawab.
"Eee... itu karena aku sudah berusaha untuk diterima di Universitas ini dan kesempatan ini tidak akan ku sia-siakan yang satu-satunya kesempatan yang menurut ku sangat berharga," jawab Ayanha lumayan ragu.Helena menjentikkan jarinya.
"Nah itu jawabannya. orang yang tidak mengerti betapa berharganya kesempatan untuk diterima di Universitas ini akan bertindak ceroboh dan tidak menghargai probabilitas yang ada," jelas Helena yang membuat Ayanha mengangguk mengerti."Ohhh....jadi dia tidak menghargai keberadaannya di Universitas ini makanya dia ceroboh," ucap Ayanha manggut-manggut mengerti.
"Iya Ayanha, jadi jangan pernah membuat masalah di Universitas ini atau kita akan benar-benar berakhir," ujar Helena terhenti karena menggerakkan tangannya ke arah leher dengan posisi horizontal lalu berkata seolah 'kamu,aku,end'.
Ayanha menelan saliva susah payah apakah sebegitu berbahaya kah jika ada masalah sedikit saja yang ia perbuat di sini. "Harus jadi anak yang baik," pungkas Ayanha sedangkan Helena tersenyum puas.
______TBC______
![](https://img.wattpad.com/cover/358641030-288-k101844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
University War
Fanfiction𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝚑𝚒𝚐𝚑 𝚜𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕. 𝙳𝚒𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝙷𝚒𝚐𝚑 𝚂𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚊𝚑𝚞𝚕𝚞. 𝓤𝓷𝓲𝓿𝓮𝓻𝓼𝓲𝓽𝔂 𝓦𝓪𝓻 Hari pertama memasuki universitas Ayanha mendapatkan banyak hal-hal...