~ •32• ~

546 54 8
                                    

Mengingat-ingat bahwa aku akan segera mati adalah hal terpenting yang aku pernah hadapi untuk membantuku membuat pilihan besar dalam hidup.

Jangan katakan mengapa Dmitriev menyadari kamera yang ada di pita Ayanha, kamera itu sangat kecil layaknya sebuah bug. Apalagi bentuknya yang persis seperti mutiara yang tidak terlihat mencurigakan sama sekali, namun siapa sangka itu adalah sebuah kamera dan Dmitriev menyadari hal itu sedari tadi saat Ayanha fokus mengerjakan pertanyaan.

Dmitriev tentu sadar akan hal itu. Calon Pewaris IGT corporation perusahaan teknologi terbesar, sudah tentu hal seperti itu adalah makanan sehari-hari baginya. Namun pertanyaan terbesarnya adalah siapa yang meletakan kamera di aksesoris Ayanha dan apa tujuannya.

"Gadis bodoh dan ceroboh." Dmitriev merusak bug Itu. Dia memasukannya ke dalam saku kemudian kembali keruangan utama.

Mereka harus memulai perang otak lagi dan lagi. Peraturan pada tahap ini jelas akan berbeda jika mereka benar maka akan ada penambahan sepuluh point plus jumlah angka. Dan jika mereka salah maka tidak ada pengurangan point tetapi jika kedua kalinya mereka salah maka akan langsung didiskualifikasi saat itu juga.

Kembali pada posisi melingkar di mana mereka akan mendapatkan babak kedua.
Dan Rune serta Ayanha akan memperebutkan soal dan ini diurut berdasarkan jumlah peringkat sementara. Ayanha dan Rune kini berada di tengah arena dan diantara mereka terdapat bel.

Babak ini akan berkaitan dengan memori dan mereka harus mampu melalui hal ini. Soal pertama muncul, Ayanha dan Rune diberikan kesempatan menghafal 60 warna dalam  waktu kurang dari dua menit.

Keduanya sibuk menghafal dalam waktu yang sesingkat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya sibuk menghafal dalam waktu yang sesingkat itu. Sedangkan para champions yang lain melihat mereka berdua dengan serius. Mereka menjadi semakin yakin bahwa Ayanha lebih dari yang mereka pikirkan.
Terlebih saat ia menekan bel dalam waktu tidak cukup dua menit.

Sesaat Ayanha menekan bel gambar dari soal itu sudah tidak ada di layar dan kini Ayanha menyebutkan semua warna secara berurut.

"Merah, hijau, merah muda, biru, ungu, kuning, abu-abu, hitam merah, hijau, biru, kuning, merah muda, ungu, biru, hitam, biru, kuning, kuning, biru, jingga, biru tua, hijau, biru. Ungu, hitam, kuning, hijau, merah, hijau, merah muda, hitam, hijau, kuning, ungu, biru.
Hijau, jingga, biru, ungu, merah muda, merah, biru, kuning, hijau, triple purple and double blue."  Ayanha hanya mampu menyebutkan limapuluh warna saja. Namun tetap dia yang mendapatkan sepuluh point dan kini dia berada pada kotak 21.

Rune sendiri tahu kelemahannya terhadap hafalan apalagi masalah ingatan. Dia tidak menyangkal bahwa Ayanha sungguh jenius entah berapa IQ gadis berponi itu dan yang pasti Rune tidak akan heran. Rune menatap Ayanha dari samping, gadis itu menawan dengan kulit putih dan pipi yang seperti bakpao.

University WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang