~ •21• ~

1.6K 135 41
                                        

Egomu terlalu tinggi sehingga aku berniat untuk mematahkannya

Mobil mewah berwarna hitam baru saja memasuki kawasan university war. mobil yang menjadi sasaran amarah seorang Ayanha. Ayanha berdiri menyandar pada motor sport hitamnya. mengunyah permen karet. rambutnya ia ikat menambah kesan badas pada dirinya. celana jeans hitam ia kenakan dan akan ia ganti dengan rok sebentar.

Ayanha menghampiri Dmitriev yang baru saja keluar dari mobilnya. laki-laki itu selalu rapi. Ayanha bersidekap saat berada di depan Dmitriev. sedangkan laki-laki itu hanya menatap heran.
"Kau tidak ingin meminta maaf?" tanya Ayanha.

"Meminta maaf?" ujar Dmitriev.

"Benar. kau tidak berniat meminta maaf padaku atas semua kesalahan mu itu. tuan muda Dmitriev."

"Nona berani sekali kau bersikap seperti itu pada tuan muda kami!" ungkap seseorang yang menjadi supir pribadi sekaligus asisten sang Dmitriev.

"Berhenti ikut campur." titah Dmitriev pada asisten pribadi nya.

"Atas dasar apa aku harus meminta maaf. nona keras kepala?"

"Atas dasar dua hal." Ayanha menunjukkan kedua jarinya.

"Kedua. kau kira aku tidak tahu bahwa kaulah pengendara mobil hitam yang membuat seragam ku basah dan kotor." ungkap Ayanha.

"Itu karena ulahmu sendiri. kau membuang bekas minuman mu secara sembarangan dan kau marah karena ulahmu sendiri? lelucon macam apa ini." jawab Dmitriev.

"Yang pertama dan yang paling utama.
Mobil mu itu menggores body motor kesayangan ku sehingga harus dibawa ke bengkel sehingga kemarin menyebabkan aku berjalan dan menyebabkan aku lagi terkena cipratan minuman yang kau gilas." papar Ayanha.

"Lalu?"

"Lalu? kukira kau keturunan marga Dmitriev yang terkenal beretika. lalu apa ini? meminta maaf saja kaupun enggan." ungkap Ayanha.

Percakapan keduanya tak luput dari banyaknya pasang mata yang berada di sana. memperhatikan mereka dengan seksama dan terang-terangan mengatai Ayanha bodoh karena mengatakan hal seperti itu kepada Dmitriev.

Vivara dan Helena sontak berpandangan. "Oh my godness." ucap keduanya.

"Apa yang anak itu lakukan." ujar Helena menggigit ujung jarinya.

Keduanya berjalan menuju Ayanha lalu dengan segera menarik Ayanha untuk pergi. tetapi sebelum itu mereka berdua meminta maaf.
"Tolong maafkan teman kami. dia memang sedikit bodoh." ungkap Helena.

"Kau apa-apaan." ungkap Ayanha.

"Diamlah." celetuk Vivara membungkam mulut Ayanha.

Ayanha saja sangat heran. Helena yang harga dirinya sangat tinggi dengan anti mengucapkan kata maaf itu meminta maaf pada Dmitriev dengan sedikit membungkuk. seberapa disegani Dmitriev ini.

"Kalian untuk apa meminta maaf padanya. dia yang bersalah disini." ungkap Ayanha namun Vivara malah menginjak kakinya membuat Ayanha meringis.

"Kami akan segera membawanya pergi." mereka berdua menyerah Ayanha pergi. sedangkan gadis itu memberontak dan terus mengeluarkan sumpah serapah pada Dmitriev.

Dmitriev memerintahkan pada asistennya untuk membeli sebuah motor sport keluaran terbaru dan ia perintahkan untuk mengirim pada gadis keras kepala yang sering sekali marah-marah padanya yang bahkan namanya saja ia tidak ketahui.

Ayanha rasanya benar-benar marah pada kedua sahabatnya ini. bisa-bisanya mereka berdua menariknya secara paksa dan mempermalukan nya di depan laki-laki sombong itu.
"Kalian berdua apa-apaan!" sentak Ayanha.

"Jangan bertindak seperti itu lagi." ungkap Vivara.

"Dia yang bersalah. motor ku rusak karena nya." bela Ayanha.

"Hei. kau bisa membeli motor baru Ayanha. jangan bertindak seolah-olah kau ini sangat miskin lagi menderita. dengarkan ini bahkan membeli harga dirimu saja Dmitriev mampu." Helena menambahkan.

"Tidak ada yang sedang berjualan harga diri di sini. kalian tidak akan mengerti, aku hanya ingin agar bagaimana tuan angkuh itu menyadari kesalahannya. kalian terlalu memuja dan mendewakan nya." papar Ayanha.

"Kami mengerti. tapi alangkah lebih baik jika kau tidak terlibat masalah dengannya. dia itu berbahaya Ayanha. kita tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya yang genius." ungkap Helena.

"Jangan mencari gara-gara dengannya lagi. kami tidak membela nya tapi kami ingin kau jauh dari yang namanya masalah. paham?" Vivara menjelaskan pada Ayanha.

"Hmm. terimakasih jika niat kalian seperti itu."

"Ayolah. kau tidak ingin hidupmu menjadi problematik bukan? walau aku tahu Dmitriev itu sangat tampan." Vivara terkekeh membayangkan keindahan wajah Dmitriev.

"Tampan saja tidak akan cukup."

Mereka berjalan menyusuri koridor.

Sesekali bercanda ria namun ada hak yang sangat membingungkan di sini.
Hampir sejauh mana mata memandang pasti akan terlihat seseorang ataupun sekelompok orang sedang belajar. mereka terlihat sangat ambisius.

Tidak heran jika di universitas ini banyak orang-orang yang sangat ambisius. namun kali ini berbeda mereka menjadi lebih ambisius. mereka terlihat bersungguh-sungguh dan entahlah mereka semua sedang belajar dengan sangat giat.

Ayanha saja heran. melihat pemandangan ini. karena hampir di setiap sudut ada orang yang sedang belajar lagi dan lagi.
"Ini ada yang aneh." celetuk Vivara.

"Benar. mengapa semuanya terlihat lebih ambisius." jawab Helena.

"Apa ada sesuatu?" tanya Ayanha. mereka bertiga bertatapan satu sama lain. lalu terkejut melihat tayangan di layar informasi yang terpasang menggantung di atap-atap plavon. mata merekan kontan membulat.
saat layar itu berubah menampilkan sebuah informasi yang mengagetkan mereka.

Coming soon
Selection for three Triangle Hierarchy.

______TBC_____

University WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang