ꕥ Andai sedari dulu ku tahu bahwa ketulusan ternyata sudah punah ꕥ
Secret mindcam Melawan kemustahilan, menembus batas normal pikiran dan melawan arus kehidupan. Inovasi teknologi yang tiada habisnya dari IGT Corporation sukses membabat habis logika dunia. Penemuan terbaru yang digadang-gadang mampu memprediksi masa depan mampu membuat problematika kehidupan.
Kemustahilan yang nyata, melawan bahkan mungkin mendahului takdir. IGT Corporation kini merajai teknologi dunia dengan penemuan super genius dan canggih. Lusa adalah perilisan dan perkenalan secara resmi teknologi Secret Mindcam ke seluruh dunia.
Pameran ini akan diadakan di gedung pusat IGT. Dengan mengundang tamu VVIP dan beberapa media ternama.Akankah penemuan ini mampu merubah dunia? Ataukah mengubah sprektum kehidupan menjadi semakin tak terkendali. Nantikan informasi selanjutnya terkait,
Secret Mindcam ancaman atau bantuan.Ayanha menutup laptopnya setelah membaca berita panas hari ini. Mengetukkan jarinya kemeja seraya berpikir penuh makna. Ini pasti berkorelasi dengan Dmitriev yang sudah jarang ia lihat akhir-akhir ini, ternyata keluarga bermarga Dmitriev itu amat berbahaya dan sangat obsessional.
Ayanha jadi berpikir kira-kira akan seperti apa nasib orang-orang di depan kamera pembaca pikiran itu? Akankah mereka mampu merubah takdir bahkan parahnya menghindari kematian. Entahlah penemuan itu amat berbahaya sekaligus menguntungkan.
Ayanha melirik jam dinding dan ternyata sudah pukul sembilan malam. Segera dia bergegas mengambil jaket kulit hitamnya, kunci motor serta bergegas menuruni tangga.
Ayanha bebas malam ini, bundanya sedang sangat sibuk.Malam ini sesuai perjanjian sebelumnya bahwa ia akan memacu adrenalin bersama Gerhana. Balapan tentu saja. Ayanha yakin Gerhana sudah menunggu sedari tadi. Balapan ini mengikat mereka berdua dalam Perjanjian dan juga kesepakatan.
Memacu kendaraannya Ayanha berhasil menyalip satu persatu kendaran lain di jalan raya besar itu. Selang beberapa saat Ayanha menghentikan laju motornya tepat dihadapan Gerhana dengan sedikit Freestyle. Gadis cantik itu membuka helmnya dan memandang remeh terhadap Gerhana yang sedang bersandar pada motor hitam miliknya seraya mengunyah permen karet.
"Sudah siap kalah tuan?" ungkap Ayanha.
"Sepertinya kau yang akan kalah nona." Gerhana memasang helmnya.
"Mari lihat seberapa banyak uang yang harus kau keluarkan sebagai kompensasi nanti."
Bendera balapan itu kini terjatuh di tanah. Gerhana ataupun Ayanha sama-sama tak ingin kalah. Kendaraan mereka melaju cepat, mendesing di sepanjang lintasan dengan suara gemuruh mesin yang menghentak.
Gerhana melirik sekilas ke arah Ayanha di sebelahnya. Di balik helm, ia tersenyum tipis, penuh percaya diri, seolah-olah balapan ini tak lebih dari sekadar permainan baginya. Rasanya dia tak sabar untuk mengalahkan Ayanha dan mengambil kompensasinya.
Ayanha merasa kesal. Bisa-bisanya Gerhana mempermainkan nya dengan terus menghalangi saat ia berusaha menyalip. Dia menambah kecepatannya dan mendekati Gerhana dengan gerakan tajam. Namun, Gerhana malah semakin santai. Ia sengaja memperlambat sedikit, membiarkan Ayanha mendekat.
"Kelinci kecil pemarah" Gerhana membatin sambil melambatkan sedikit lajunya di tikungan tajam. Ayanha mengambil alih posisi, terlihat penuh semangat. Seketika, kerumunan penonton bersorak melihat aksi Ayanha yang berusaha unggul.
Namun, Gerhana sudah memperhitungkannya. Begitu Ayanha menyalip, ia mengamati gerakan lawannya dengan saksama, menunggu momen yang tepat. Di lintasan lurus terakhir, Gerhana kembali menginjak pedal gas dalam-dalam. Kendaraannya melaju dengan kecepatan penuh, membuntuti Ayanha, dan tanpa ragu, ia menyalip dengan mulus, meninggalkan Ayanha dalam kepulan debu di belakang.
Gerhana melintasi garis finish, nyaris tanpa ketegangan di wajahnya. Ia mengangkat tangan seolah kemenangan ini sudah bisa ditebak. Sesaat kemudian, ia menoleh ke arah Ayanha yang baru saja tiba di garis finish, dan dengan senyum tipis, berkata dengan santai,
"Jadi? Kau merasa puas setelah dikalahkan olehku?"Kemenangan ini terasa seperti pengingat bagi Ayanha, bahwa Gerhana tidak hanya cepat, tapi juga penuh strategi dan… sedikit arogansi yang sulit untuk dilawan.
"Ckkk, Aku hanya kurang fokus." bela Ayanha.
"Baiklah, ternyata gadis pemarah ini kurang fokus tadi." Gerhana berucap pada anggota geng nya yang sedari tadi bersorak riuh.
Ayanha melemparkan helmnya pada Gerhana yang telah disambut baik. "Diamlah! Menyebalkan sekali." gerutu Ayanha. Dia menelisik satu persatu wajah anggota geng motor Gerhana itu. Pandangannya terpusat pada satu orang.
Ayanha segera turun dari motornya dan menarik kerah baju orang itu. Atensi orang-orang kini tertuju padanya termasuk Gerhana. "Dia! Aku mengenalnya. Dia pernah menyerangku dan berusaha mengambil barang-barangku." Ayanha masih ingat kejadian yang sudah lama itu.
Itu adalah anggota yang waktu itu Gerhana perintahkan untuk melawan Ayanha sebagai syarat masuk kedalam Geng Gragianzz.
"Calm, akan kujelaskan." ucapnya."Kau merekrut kriminal berandalan ini?" ucap Ayanha.
Gerhana melerai mereka berdua. "Temperamen sekali kau ini. Aku yang memerintahkannya waktu itu." jelas Gerhana.
"Kau? Kenapa? Maksudku apa tujuanmu Gerhana." Ayanha jadi merasa kesal pada Gerhana.
"Sebagai syarat masuk kedalam Gragianzz." balasnya.
Ayanha tersenyum miring. "Bisa-bisanya kau menerimanya saat dia tidak mampu mengalahkan ku." Ayanha dengan sombongnya.
"Selain temperamen, nakal, susah ditebak kau juga sedikit sombong ternyata." Gerhana terkekeh.
Ayanha mengibaskan rambutnya "that's me."
"Jadi apa yang kau inginkan? " tanya Ayanha.
"Bukankah sudah kukatakan, akan kupikirkan nanti."
"Aku harap kau tidak meminta tiket untuk berlibur ke bulan." gurau Ayanha.
"Permintaan ku jauh dari itu. Hal ini akan sangat membuat ku bahagia dan juga membuatmu bahagia."
"What is that?"
"Making love."
______TBC______
KAMU SEDANG MEMBACA
University War
Fanfic𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝚑𝚒𝚐𝚑 𝚜𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕. 𝙳𝚒𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝙷𝚒𝚐𝚑 𝚂𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚊𝚑𝚞𝚕𝚞. 𝓤𝓷𝓲𝓿𝓮𝓻𝓼𝓲𝓽𝔂 𝓦𝓪𝓻 Hari pertama memasuki universitas Ayanha mendapatkan banyak hal-hal...