ꕥ Jangan berharap semua akan jadi lebih mudah. Berharaplah kau jadi lebih baik ꕥ
Ayanha hanya bisa pasrah saat bundanya mendandani nya malam ini.
katanya, dia akan ikut bersama bundanya di acara dinner dengan para teman bisnis bundanya itu.
Ayanha pikir itu hal yang membosankan karena hanya ada bisnis dan bisnis yang akan dibahas dan tidak ada pembicaraan ala remaja seusianya.Namun sebagai anak bunda yang baik Ayanha harus menurut dan mau tidak mau dia harus bergabung di acara dinner para pebisnis yang membosankan itu.
"Ay, kenapa lututnya ada bekas luka?" bundanya menatap dengan lamat bekas luka akibat balapan itu, yang berusaha Ayanha untuk tutupi.
"Ayanha jatuh dari motor bunda."
"Bukannya bunda melarang kamu buat naik motor Ay?"
Ayanha menggaruk tengkuk nya
"Itu.... Ayanha lagi bosan bunda jadi Ayanha keluar naik motor.""Kalau kamu terluka lagi bunda akan jual motor kamu."
"Janji, Ayanha tidak akan membuat bunda khawatir." Ayanha menautkan kelingking nya dengan kelingking sang
bunda."Bunda percaya sama kamu, lebih baik kita segera pergi Ay, karena kita udah telat."
Tempat untuk dinner malam ini tergolong restoran mewah dengan penilaian bintang lima tentunya.
Banyak para pebisnis hingga investor ternama menjadikan tempat ini sebagai ajang jual beli dan untung rugi.Ayanha dapat membayangkan nasibnya seperti apa nanti pasti hanya mengangguk, tersenyum dan tertawa ala wanita karir. matanya menelisik interior mewah di restoran ini sedetik kemudian bundanya menarik tangannya menuju meja yang sudah terpenuhi oleh rekan bisnis bundanya.
Raut terkejut Ayanha tak bisa ia kendalikan saat melihat Caroline dan Gerhana berada pada satu meja yang sama dengannya. apakah bundanya ini sengaja ingin membuatnya mati kutu.
ditambah ekspresi sinis yang Caroline tunjukkan ingin rasanya Ayanha menjambak rambut panjang bergelombang itu.tapi yang menjadi pertanyaan adalah bahwa rektor dari University War juga ada disini. dan Ayanha tidak heran jika Gerhana bisa ada disini, tapi apakah relasi bundanya seluas itu sampai seorang rektor ternama bisa berhubungan baik dengannya.
Ayanha tersenyum kikuk saat harus berjabat tangan dengan para pebisnis terkenal itu. jika saja Ayanha tahu akan seperti ini nantinya maka lebih baik dia berada di rumahnya sendirian.
"Ay, jangan menunjukkan wajah yang tertekan mu itu." bisik bundanya lalu tersenyum kembali pada rekan rekan bisnisnya.Ayanha dengan segera mengubah ekspresinya menjadi lebih santai.
"Wajah tertekan Ayanha jelas banget bunda?" balas Ayanha dengan berbisik juga."Sangat jelas, kesannya bunda jadi paksa kamu." Ayanha tersenyum mendengar penuturan dari bundanya, bukankah dirinya memang dipaksa untuk mengikuti dinner membosankan ini.
"Ay, coba lihat anak laki-laki yang sepantaran sama kamu."
"Kenapa?"
"Itu adalah anak dari rektor universitas yang sekarang kamu tempati." bisik bundanya.
Ayanha dengan malas menanggapi saat harus berbicara tentang Gerhana si menyebalkan itu.
"Ayanha tahu bunda.""Sepertinya pembicaraan antara ibu dan anak ini sangat menyenangkan. benar begitu nyonya della?" cetus seorang wanita yang tampil dengan sangat anggun.
"Maafkan saya mrs.diana, saya terlalu asik bercengkrama dengan anak saya."
"Jika boleh tahu apa yang sedang kalian bicarakan sedari tadi?" ungkapnya.
"Anak saya bercerita bahwa malam ini anak laki-laki Mrs Diana sangat tampan." Ayanha sontak memelototkan matanya kenapa bundanya mengatakan hal yang sangat memalukan itu.
"What the_" bisik Ayanha namun bundanya malah menginjak kakinya.
"Anak saya memang tampan, dia mewarisi keturunan western dari Apollo." ucapnya terkekeh.
"Ayanha,?" tanyanya membuat Ayanha menatapnya.
"Bukankah kamu ingin meminjam buku fisika milik saya?" tuturnya membuat Ayanha benar-benar mati kutu.
"I_itu..."
"Kamu bisa meminjamnya, Gerhana telah mengatakan semuanya pada saya." tuturnya mengeluarkan sebuah buku yang waktu itu menjadi incaran Ayanha.
"Waktu itu saya berpikir bahwa buku itu milik Gerhana. namun ternyata itu milik Anda." tutur Ayanha sopan.
"Sekarang buku ini menjadi milikmu. anggap saja sebagai hadiah pertemuan pertama kita Ayanha." Ayanha terperangah kenapa rektornya ini sangat baik padanya.
"T-terima kasih." Ayanha tersenyum tulus.
Dibalik interaksi itu ada sepasang mata yang memandang sinis namun ada pula tatapan yang tak dapat diterjemahkan.
"Mrs Diana it's for you." Caroline memberikan sebuah bingkisan yang entah apa isinya."Terima kasih." balas wanita itu tersenyum Anggun.
"Mrs Diana apa anda tahu bahwa putri saya Caroline merupakan anak yang berprestasi, serta memiliki paras yang cantik." tutur salah satu wanita yang merupakan orang tua Caroline.
"Saya tahu itu." balasnya.
"tidak ada hal yang tidak bisa putri saya lakukan, serta latar belakang pendidikan nya yang bersih dan dari lulusan sekolah ternama yang tidak terlibat kasus apapun." Sindirnya.
"Apa anda sedang menyindir anak saya nyonya Ralina dew lyn yang terhormat." tutur Della_bunda Ayanha.
"Saya tidak pernah membahas anak anda Nyonya Della yang terhormat tapi jika anda tersinggung berarti hal itu adalah fakta." ungkapnya.
"bunda jangan terbawa emosi," bisik Ayanha.
"Bukankah acara malam ini adalah untuk menjalin relasi agar lebih luas lantas mengapa ada perdebatan didalamnya." komentar Ayanha.
"Saya setuju. untuk masalah pendidikan bukan kah kita semua adalah orang yang berpendidikan? dan tidak ada pendidikan yang buruk." imbuh Gerhana yang akhirnya angkat bicara.
"Saya setuju dan lagipula Ayanha adalah ilmuwan cilik yang berhasil membuat sebuah robot. Yang saat itu mustahil dilakukan untuk anak seusianya." tutur wanita yang menjabat sebagai rektor itu.
"Kalian semua adalah mahasiswa yang terdidik dan berprestasi dan saya mengakui hal itu." imbuhnya.
______TBC______
![](https://img.wattpad.com/cover/358641030-288-k101844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
University War
Fanfiction𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝚑𝚒𝚐𝚑 𝚜𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕. 𝙳𝚒𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝙷𝚒𝚐𝚑 𝚂𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚊𝚑𝚞𝚕𝚞. 𝓤𝓷𝓲𝓿𝓮𝓻𝓼𝓲𝓽𝔂 𝓦𝓪𝓻 Hari pertama memasuki universitas Ayanha mendapatkan banyak hal-hal...