~ •23• ~

451 60 3
                                    

Seekor gagak yang bermimpi menjadi merpati

Panik dan kacau adalah kondisi Ayanha saat ini. beberapa hari belakangan dirinya tak pernah peduli tentang informasi apapun karena dia sedang fokus pada penelitianmya tentang robotik alhasil dia tidak tahu menahu terkait informasi terpenting dan terdarurat saat ini. Ayanha mengacak rambutnya frustasi dan memelototi kedua sahabatnya yang justru hanya acuh tak acuh padanya.

"Kalian mengapa tidak memberitahuku jika seleksi nya itu be-sok." tekan Ayanha. sungguh ingin mencakar wajah kedua orang itu.

"Apa kau bertanya? tidak kan." jawab Vivara.

"Tapi aku tidak mempersiapkan apapun. apa yang harus kulakukan. Tuhan hukum saja aku." ratau Ayanha frustasi. seleksi Triangle Hierarchy itu besok dan dia sama sekali tak pernah mempelajari apapun kecuali pada kegiatan penelitian robot terbarunya.

"Kau tidak perlu khawatir aku akan memberikanmu contekan." Helena mengemukakan ide kreatif nya.

"Dosa apa yang telah aku lakukan." Ayanha sudah sangat pasrah.

"Tenanglah Ayanha lagipula apa pentingnya test seleksi itu?" tanya Vivara.

Ayanha menengadah dengan disertai senyum Paksa. "Benar. apa yang penting dari seleksi itu. hanya seleksi biasa yang tidak akan mendapatkan jaminan GPA tambahan."

Vivara tertawa. "Itu akibatnya kau terlalu sibuk nona ilmuwan." ejek Vivara yang mengetahui kesibukan Ayanha akhir-akhir ini.

"Kalian tidak membantu sama sekali, pergilah." titah Ayanha.

"Baik nona ilmuwan." kompak keduanya.

Ayanha melihat kedua orang itu telah menjauh. Ayanha juga melihat Gerhana yang sedang serius mengerjakan sesuatu dan Ayanha yakin ini untuk besok. dan Ayanha juga melihat Dmitriev yang kaya raya itu.

Perkataan Dmitriev yang akan menggantikan motor Ayanha itu memanglah benar. alangkah terkejutnya Ayanha sewaktu ia pulang dan disuguhi dengan motor keluaran terbaru yang harganya tak main-main. Ayanha tahu itu dari Dmitriev dan Ayanha tidak berterimakasih.

Ayanha menerima motor itu dengan senang hati. andai Ayanha tahu bahwa Dmitriev akan mengganti motornya yang lecet dengan motor keluaran terbaru. sudah pasti waktu itu ia akan membawa mobil saja.

"Dia memang tampan, rapi dan juga kaya raya tapi dia sangat kaku, sombong juga angkuh. siapa yang akan tertarik pada laki-laki sepertinya." Ayanha berceloteh melihat Dmitriev yang duduk santai di samping air mancur dengan posisi menyilangkan kaki dan wajahnya tertutupi buku tebal.

Sadar jika ada yang memerhatikannya Dmitriev mencuri pandang melalui buku yang menutupi seluruh wajannya. kontan ia menaikan satu alisnya melihat gadis yang sangat keras kepala juga sedang menatapnya dengan sorot kental akan permusuhan.

Dmitriev dapat melihat jika gadis itu melakukan pergerakan seolah mengatakan 'APA' namun Dmitriev enggan menanggapi gadis keras kepala itu. dia menghubungi asistennya dan menanyakan sesuatu.

"Kau sudah menggantikan motor gadis itu?"

"Sudah tuan."

"Atas nama?"

"Ayanha Clevelandria Denver."

Sambungan telepon itu ia matikan sepihak.
Dmitriev tahu jadi nama gadis keras kepala itu Ayanha. nama yang indah tapi tidak dengan orang nya pikirnya. Dmitriev bahkan tidak kalah kaget saat gadis yang ia ketahui bernama Ayanha itu mengacungkan jari tengah padanya. gadis keras kepala, kasar dan arrogant siapa yang akan tahan dengan sifat gadis itu pikirnya.

Dmitriev menjadi tidak fokus pada bukunya. perhatian nya selalu tertuju pada gadis yang sedang sangat frustasi itu. hampir setiap menit dia mengacak surainya dengan kasar. seakan dia adalah orang yang sangat depresi.
"Ckk. pemandangan yang menganggu." gumamnya meletakan buku yang dipegangnya. lalu menatap Ayanha serius nan datar.

Dmitriev berjalan mendekat, langkah yang tegap nan angkuh kedua tangannya ada dibalik saku celananya. sorot mata yang datar terus menilik Ayanha yang bahkan tidak sadar sama sekali.
"kau tahu ekspresi mu sangat mengganggu ku." ungkap nya tepat di hadapan Ayanha yang sedang fokus pada MacBook miliknya.

Ayanha berdiri dengan kasar.
"Bahkan ekspresi ku sekalipun kau permasalahkan? what's wrong with you?" kesal Ayanha.

"Kau terlihat depresi dan nyaris gila dan itu adalah pemandangan terburuk yang kulihat."

"Aku memang gila. apalagi sejak kau berada di sini aku semakin gila." Ayanha rasanya Ingin sekali menendang orang ini.

"Jadi pergilah tuan Dmitrie yang terhormat. orang seperti anda tidak pantas berada di samping orang gila ini." Ayanha membungkuk sembilan puluh derajat dan hal itu membuat Dmitriev mengernyit.

"Aneh." cetusnya.

"Saya memang aneh tuan." Ayanha masih membungkuk. sudah masa bodoh terhadap harga dirinya yang terpenting tuan angkuh itu segera pergi. Dmitriev melangkah pergi namun ia kontan berhenti mendengar perkataan Ayanha.

"Orang gila ini akan menjadi saingan terberat mu besok." Ayanha tersenyum remeh.

"Seekor gagak yang bermimpi menjadi merpati." balasnya tanpa menoleh sedikitpun pada Ayanha.

"Lihat saja akan kupastikan orang gila yang kau sebut gagak ini akan mengalahkan mu!
Tuan angkuh, sombong dan merasa paling tampan. dasar jelek!" Ayanha meneriaki Dmitriev yang terus mmelangkah pergi. tak peduli dengan harga diri atau apapun. ambisinya lebih mendominasi saat ini.

"Aku menyesal memujinya tampan tadi."

"Kau marah padanya?" ungkap Gerhana tiba-tiba.

"Kau membuat ku terkejut." balas Ayanha.

"Kau marah padanya?" ungkap Gerhana sekali lagi.

"Tentu saja. dia selalu meragukan kemampuanku bahkan menghinaku dia pikir dia itu siapa." jelas Ayanha.

"Dia putra sulung prov. Maverick orang yang kau sanjung dan puji itu kalau kau lupa."

"Itu untuk Prof. Maverick bukan anaknya yang sombong itu. lagipula entah mengapa karakternya jauh berbeda dengan Ayahnya."

"Ayanha boleh aku jujur padamu?" tanya Gerhana.

"Apa?"

"Aku ingin kita menjadi teman." tawar Gerhana.

"Alasannya? biar kutebak karena aku pintar dan cantik. benar begitu bukan?" jawab Ayanha percaya diri.

"Karena aku ingin melihat kemampuan mu sejauh apa." jawab Gerhana jujur.

Ayanha terkekeh. "Kita berteman sekarang. aku menyukai orang-orang yang jujur seperti mu. jadi mari saling memanfaatkan."

"Jangan lupa ajak aku ke basecamp milik geng motor mu itu. sudah sejak lama aku sangat penasaran." ungkap Ayanha.

______TBC_____

University WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang