ꕥ Jangan biarkan keadaan mengontrolmu, kamulah yang harus mengontrol keadaan ꕥ
Ayanha baru saja keluar dari toilet seraya bersenandung menyusuri lorong toilet yang tampak sepi itu, sorot matanya menajam saat mendengar samar-samar suara tangisan dari salah satu bilik toilet di seberang. hal yang menjadi pertanyaan adalah kenapa di pintu toilet itu terpasang tulisan sedang diperbaiki.
Ayanha melangkah menuju arah suara itu lalu beralih mengetuk pintu toilet yang Ayanha yakini seseorang sedang terjebak didalam.
"Ada orang di dalam?" ujar Ayanha yang mencoba membuka pintu toilet itu.
"T-tolong… buka… pintunya.”
"A-aku… tidak bisa… membuka pintunya.” ujar seseorang yang berada dalam toilet itu.
Ayanha terus berusaha membuka pintu toilet itu namun nihil usahanya sia-sia. lagipula gagang pintunya juga sudah rusak tidak mungkin bisa mengandalkan kunci bukan.
"tolong mundur soalnya pintunya akan ku dobrak." ujar Ayanha.
Ayanha mencoba mendobrak pintunya namun percobaan pertama gagal, setelah itu dengan seluruh tenaganya dia kembali mendobrak pintu itu dan mendapatkan seorang gadis yang berkacamata dalam keadaan yang basah kuyup.
"T-terima kasih," ungkapnya terbata.
Ayanha jelas tahu siapa perempuan di hadapannya ini, peraih peringkat kedua di university War, Anasera Pradigma.
tapi mengapa dia seperti sudah dibully,
Bukankah tiga besar triangle hierarki terbebas dari aturan semacam itu.
"Kamu... dibully?" tanya Ayanha sopan dia ingat bahwa perempuan ini adalah seniornya.
"Terimakasih telah menolong ku, tapi ini bukan urusan mu." ungkapnya kemudiansaja hendak pergi namun Ayanha terlebih dahulu mencekal pergelangan tangannya.
"Siapa yang berani membully peraih peringkat kedua di Universitas ini? kecuali peringkat pertama," ungkap Ayanha.
"Sudah kubilang ini bukan urusan mu!" tegasnya lalu melepaskan cekalan tanyan Ayanha.
"Tolong jangan bertindak seolah kamu punya kuasa di sini. satu bulan lagi, jika kamu mampu merebut posisinya maka aku akan sangat berterima kasih." ungkapnya menghela nafas.
"Tapi jika kamu tidak memiliki kekuasaan apapun, maka tetap berada di posisi mu dan pastikan dirimu jangan melewati batas." peringatnya.
"Aku Anasera dan sekali lagi terimakasih telah menolong ku."
Ayanha menatap lamat punggung seniornya itu yang perlahan-lahan sudah tidak terlihat lagi. Ayanha jadi merasa semakin bingung dengan semua hal ini namun dia harus tetap berada pada batasannya atau akan terjadi skenario terburuk.
Gadis berponi itu terus saja melamun sehingga tak memerhatikan bahwa Caroline tengah menjulurkan kakinya bermaksud membuat Ayanha terjatuh, namun hal itu tak berjalan dengan baik saat ada seseorang yang membantu Ayanha agar tak terjatuh.
"Jangan melamun Ay." Fernando merapikan rambut Ayanha yang sedikit berantakan.
Ayanha menoleh kebelakang di sana ada Caroline yang memandangnya remeh, pagi ini benar-benar membuat Ayanha dalam keadaan mood yang berantakan.
"Oh, I see you’re really putting in a lot of effort. What are you doing exactly?" Ayanha mendorong bahu gadis itu dengan lumayan keras.
"just playing around, I feel bored." elaknya dan Caroline merasa tertantang karena ada yang berani melawan dirinya.
"Berhenti bermain-main denganku Caroline!" peringat Ayanha.
"Ayanha... Ayanha calm down, it's just for have fun."
"Jangan bermain-main denganku Caroline atau__" Ayanha menunjuk Caroline penuh peringatan.
"Atau apa? kau ingin apa Ayanha? kau ingin membalasku?" sergah Caroline.
"Tetap pada batasanmu Caroline Lewlyn." peringat Ayanha.
melihat kedua perempuan yang tak pernah akur itu membuat Fernando menghela napas panjang, mau tidak mau dirinya harus memisahkan kedua perempuan itu atau akan terjadi perkelahian yang tidak diinginkan.
"Ay, kita pergi." Fernando menarik tangan Ayanha dengan perlahan namun Ayanha enggan untuk meninggalkan tempat itu.
"Nando, urusanku dengan nya belum selesai!" geram Ayanha.
"Besok lagi aja Ay, cukup untuk hari ini." bujuk Fernando.
"Pergi!" usir Ayanha.
"Ay dengarin,"
"PERGI!" Fernando tak dapat berbuat banyak jika sudah seperti ini mau tidak mau ia harus pergi dan dia yakin bahwa Ayanha bisa menjaga dirinya.
"Kau ternyata sangat pengecut." ejek Caroline. jangan tanyakan mengapa Ayanha berbicara dengan Caroline dengan bahasa formal, gadis itu masih belum terlalu fasih berbahasa kekinian.
"SHUT UP BITCH!"
"What are you say? I'm bitch? are you kidding me!"
"You're bitch and loser."
Iris mata Caroline memerah pertanda ia sedang menahan amarah, ucapan Ayanha berhasil menggores egonya. sebelumnya tak ada yang berani memaki dirinya bahkan hanya menatap saja mereka berpikir dua kali, tapi gadis didepannya ini benar-benar berhasil membungkamnya.
Caroline menginjak kaki Ayanha membuat ringisan keluar dari mulutnya. "Jangan berani melawan ku Ayanha!" Caroline semakin memperkuat injakan kakinya.
Caroline berlalu pergi setelah selesai dengan Ayanha. tenaganya tidak boleh habis di satu orang yang sangat menyebalkan, tapi mengingat bahwa Ayanha sama sekali tak memperlihatkan ekspresi kesakitan lagi dan lagi membuat nya merasa kesal.
_____TBC____
KAMU SEDANG MEMBACA
University War
Фанфикшн𝚂𝚎𝚚𝚞𝚎𝚕 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝚑𝚒𝚐𝚑 𝚜𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕. 𝙳𝚒𝚜𝚊𝚛𝚊𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊 𝙶𝚎𝚗𝚒𝚞𝚜 𝙷𝚒𝚐𝚑 𝚂𝚌𝚑𝚘𝚘𝚕 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚊𝚑𝚞𝚕𝚞. 𝓤𝓷𝓲𝓿𝓮𝓻𝓼𝓲𝓽𝔂 𝓦𝓪𝓻 Hari pertama memasuki universitas Ayanha mendapatkan banyak hal-hal...
