24 - 10 Oktober 1843

66 8 0
                                    

SEMUA berakhir terlalu jauh. Memang sedari awal menginjakan kaki di Avaloria adalah jalan satu-satunya menghindari kejaran orang-orang, tetapi ini berakhir terlalu jauh. Lebih dari seribu sembilan puluh lima hari bukanlah waktu yang singkat, itu tiga tahun. 

Katakan saja ia cukup tidak tahu diri. Maria menggunakan perasaan Alfred untuk selalu setia menutupi identitasnya, memanfaatkan perasaan hati pada fantasi yang ia buat. Mereka bertindak begitu jauh, tak sadar jika percikan cinta pun tumbuh di antara keduanya. 

Alfred terlalu jauh dalam merawat Maria, ia jatuh pada kungkungan Maria. Maria sendiri terlalu terbutakan dengan kehidupan yang berbanding terbalik dibandingkan tiga tahun lalu. 

Pada dasarnya mereka berbanding terbalik. Alfred adalah seseorang yang membela kebenaran dan membantu yang lemah. Maria adalah seseorang yang bahkan tidak memperdulikan kehidupan seseorang, menganggap jika kematian adalah jalan terakhir manusia, dan tidak menyukai perbedaan pada manusia yang akan berakhir setara jika bertemu kematian.

Maria sadar jika Alfred jatuh hati padanya, dan ia gunakan kesempatan itu untuk kepentingan dirinya. Namun, ia sendiri terlalu bodoh. Malam kala itu menjadi saksi bisu antara mereka, bulan bersinar terang menyinari mereka yang melupakan riuhnya dunia.

Lalu Alfred resmi menjadi Starfield—sepuluh prajurit terkuat. Jadwalnya padat, kembali ke rumah hanya untuk beristirahat lalu kembali bertugas. Tanpa tahu bahwa terdapat janin pada tubuh Maria. 

"Kau bohong."

"Untuk apa aku berbohong?"

Ruang makan menjadi terasa hening. Tubuh Alfred menegang, ia duduk di kursi dengan tangan yang mencengkeram keras gelas berisi air minum. Maria masih santai mencuci piring kotor, lalu kembali duduk di hadapan Alfred.

"Apa yang kau ingin lakukan pada bayi itu?"

"Akanku jaga jika kau ingin. Akanku aborsi jika kau tidak menginginkannya."

Alfred seketika menggebrak meja. "Jangan! Kau ingin membunuh seorang bayi yang bahkan belum lahir?!"

"Kau bertanya, Alfred, itulah jawabanku dari pertanyaanmu itu." Maria menunduk, menatap perutnya. "Kau tahu sendiri, bukan? Aku bahkan seseorang yang tidak segan-segan untuk membunuh. Lalu kini aku mengandung. Pada dasarnya aku ini adalah seseorang yang berpusat pada kematian, tetapi aku justru memberi kehidupan pada seorang bayi."

"Aku tidak peduli dengan bagaimana cara pandangmu itu, Marielle.  Aku tahu kau ini kriminal, selalu membunuh demi kepentingan pribadi. Lalu dengan filosofimu itu—menganggap jika manusia akan menghadapi kematian. Aku tahu betul sifat dan pemikiranmu, tetapi kau perlu membedakan cara berpikirmu jika bersama keluarga dan orang lain!"

Maria mendongak, menatap heran ke arah Alfred. "Keluarga?"

Alfred berdiri, ia menghampiri Maria. "Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Marielle, kita sudah melalui banyak hal walau kau selalu harus menutup identitasmu. Lalu dengan seluruh waktu yang telah kita habiskan, kau menganggap aku sebagai apa, Marielle?"

Tatapannya melembut, Alfred memegang pundak Maria. "Tidak bisakah kau berpikir lebih jernih? Aku memang bodoh, aku tidak seharusnya melakukan hal yang terlalu jauh. Namun, apa? Memang dari kita berdua yang membutuhkan satu sama lain. Aku seharusnya tidak menaruh hati padamu, aku bahkan seharusnya berpikir jernih bahwa kau telah berlumuran darah dari orang lain."

"Kau benar." Maria menepis pelan tangan Alfred. "Kita memang sudah terlalu jauh. Aku menghargai perasaanmu itu, Alfred. Namun, yang kubutuhkan saat ini hanyalah keinginanmu untuk membesarkan bayi ini atau tidak."

"Ya."

Maria menoleh.

"Aku ingin membesarkannya. Maaf, Marielle, aku tahu itu adalah tubuhmu dan kau berhak melakukan apa pun dengan tubuhmu itu. Namun, jika aku perlu egois, aku tidak ingin kau menggugurkannya."

𝐂𝐡𝐫𝐨𝐧𝐢𝐜𝐥𝐞 𝐨𝐟 𝐍𝐚𝐦𝐞𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang