34 - Tujuan, Alasan, Kebenaran

64 7 0
                                    

BANGUNAN tinggi dan dinding yang diukir dengan sempurna. Furnitur yang ditaruh pada beberapa sisi bangunan tidak main-main, terlihat sekali akan kemewahannya. Lukisan-lukisan besar dipajang di beberapa tempat, dan terdapat salah satu lukisan besar yang menarik perhatian Volkov sesaat ia melewati sebuah lorong.

Lukisan berukuran sangat besar dengan bingkai yang menghiasinya. Lukisan bergambar seorang perempuan bersurai cokelat gelap dan netra biru dengan gaun pernikahan, bersama seorang pria bersurai hitam dan netra hijau dengan pakaian mewah.

Netranya berbinar, lukisan ini bukan main, benar-benar membuatnya terpukau. Langkah kakinya berhenti untuk menikmati lukisan tersebut, dunianya terasa terhenti saat melihat lukisan tersebut. Volkov kini menatap ke arah lukisan seorang perempuan tersebut, dan ia terus terpukau.

Inikah dirinya? Vivienne?

Volkov mengakui, parasnya Vivienne pada lukisan tersebut benar-benar membuatnya terpesona. Dan Volkov mengakui jika Vivienne tidak begitu mirip dengan Maria, tetapi surainya benar-benar sama persis. Lalu pria di sebelahnya dalam lukisan tersebut—tetap membuatnya terpesona. Mereka persatuan yang sangat cocok.

"Apa yang kau lakukan? Cepat masuk." Ren sudah berdiri dan membuka pintu yang membawa mereka ke dalam suatu ruangan. Volkov menoleh dan berjalan ke arah Ren, masuk ke dalam ruangan.

Ini semacam ruangan khusus untuk menyambut tamu. Sofa besar yang nyaman diduduki, jendela besar yang menampilkan halaman belakang kerajaan, serta furnitur mewah bersama hiasan cantik.

"Tunggu di sini dan jangan ke mana-mana, aku akan menaruh dua penjaga di luar. Pastikan kau tidak melakukan tindakan aneh selama aku memanggil Ratu," ujar Ren sebelum ia melenggang pergi.

Volkov mengangguk, ia duduk pada sofa dan menikmati pemandangan halaman belakang kerajaan. Rerumputan hijau terlihat sangat indah, beberapa bunga juga ditanam dengan baik dan tumbuh sempurna, menghiasi halaman belakang.

Belum lama ia menunggu, suara langkah kaki seseorang terdengar dari kejauhan. Volkov menduga-duga itu adalah Vivienne, ia segera berdiri dan menghadap ke arah pintu.

Pintu terbuka lebar, dibantu dengan penjaga yang membukanya. Benar dugaannya, Vivienne datang, memasuki ruangan dan menemukan seorang pria yang tak ia kenal berdiri di tengah ruangan dengan setelan rapi.

Gaunnya indah, dengan surainya dibiarkan terurai begitu saja. Tatapannya lembut, membuat Volkov tenggelam pada tatapannya. Jantungnya berdegup tidak keruan, perasaan gugup menguasainya. Volkov menundukkan tubuhnya sebagai rasa hormat, lalu kembali duduk saat Vivienne duduk di sofa dan berhadapan dengan Volkov.

Volkov menarik dan membuang napas, ia menutup netranya sejenak dan kembali membuka kelopak matanya. Marielle, rupa anakmu benar-benar tidak masuk akal ....

Vivienne berdehem, ia tersenyum tipis. "Baiklah, siapa dirimu, Tuan? Dari mana asalmu dan apa tujuanmu kemari?"

Volkov terdiam sejenak, ia meneguk ludahnya sendiri untuk membasahi tenggorokan. "Suatu kehormatan dapat berbicara dengan Anda, Yang Mulia Vivienne. Maaf jika kedatangan saya mengganggu. Nama saya Volkov Zivkovie, datang untuk memberitahu beberapa hal karena saya memiliki hubungan cukup dekat dengan Maria De Euphanice—Marielle Von Noëlle."

Netra biru Vivienne membulat, tubuhnya menegang dan senyuman pada wajahnya seketika menghilang. "Apa tujuanmu kemari hingga mengungkit rahasia masa lalu?!" Vivienne berdiri, tangannya dikepal.

"Yang Mulia, tolong tenang, saya bisa jelaskan semuanya." Volkov mencoba menenangkan Vivienne, tidak ingin membuat keributan dan berakhir diusir keluar. "Saya datang sebagai teman baik Marielle. Dan saya datang untuk memberi tahu masa lalunya selama ia hidup."

𝐂𝐡𝐫𝐨𝐧𝐢𝐜𝐥𝐞 𝐨𝐟 𝐍𝐚𝐦𝐞𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang