Vote dan komen dulu sebelum baca😖🙏
Jangan sider🤡😇
Akankah lebih baik membacanya selepas maghrib. Biar gampang, takutnya terselip kata-kata kasar di cerita ini🙏
Judulnya: Usai?
Apakah usai beneran?Eits! Ada tanda tanya di akhir "usai?" ☺
Jangan khawatir ☺
Eh, langsung aja!
Happy Reading^^
Serin duduk di taman. Sesekali rambutnya terkibas angin sehingga menambah aura kecantikannya, matanya terlihat sendu memperhatikan pemandangan sejuk nan asri di taman kampus Universitas Akademi Bright Hill.
Memanggku gitar, membuat irama-irama asal yang terdengar merdu di telinga guna menghilang kebisingan di kepala.
Semenjak hari menyedihkan itu tiba, Serin selaku orang yang paling dekat merasa sangat kehilangan. Hiburan kecil seperti ini teramat ia butuhkan sebagai bentuk keluar dari rasa sedih.
Dirinya bahkan merelakan waktu senggang untuk belajar bermain gitar. Hari-harimya terus teringat, memikirkan keadaan sang adik yang hingga sekarang belum menemukan titik kepastian.
Wajahnya murung, nada petikan gitar mengalun sedih membuat bibir gadis itu melengkungkan bibir.
“Kangen banget,” ujarnya lirih.
“Kangen siapa Rin?” sahut antusias Disa yang tiba-tiba duduk di samping sahabatnya itu.
Lantas, Serin menoleh lalu menyampingkan gitar tersebut.
“Aya,” jawabnya lesu.
Raut semangat tadi berubah masam. Disa menepuk bahu sahabatnya pelan.
“Gue juga Rin.” Serin menampilkan senyum tipis, seperti tidak berniat melakukannya. Dirinya kurang bersemangat, mau dibawa senang seperti apa pun suasana suram di hati masih tercetak. Serin gundah gulana.
“Filing gue, Aya masih hidup. Lagipula polisi juga belum ada konfirmasi kan tentang hal ini. Bahkan setelah berhentinya masa penyelidikan. Gue jadi curiga sama orang yang diceritain Deka pas di rooftop, Kira-kira siapa ya?”
Kedua perempuan itu sama-sama dibuat berfikir, menerka-nerka isi kepala yang beropini negatif.
“Intinya dia orang yang benci banget sama Aya, terlepas siapapun orangnya. Selama gue sahabatan sama Aya, gue rasa dia gak pernah cari masalah sama orang. Ya, orang yang selama ini bermasalah sama adek gue cuman Eva. Apa mungkin pelakunya Eva?” Disa spontan melebarkan mata terkejut, tebakan Serin berhasil membuat hatinya ikut menyetujui.
“Tebakan lo salah. Deka kan cerita kalau dia nolongin tuh cewek ke uks, dan setelah itu Aya dikabarin jatuh,” balas cewek berambut setengah pirang tersebut. Serin menghela nafas, padahal dirinya sudah sangat bersemangat untuk pergi melabrak perempuan sialan itu.
“Dia pingsan waktu itu biar si pelaku ada waktu buat ngelakuin aksinya,” sahut Serin lagi.
“Fiks! Harus kita labrak tuh cewek pelakor!” seru Disa menggebu-gebu. Diangguki oleh Serin.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI? (On Going)
Teen FictionBIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, SILAHKAN BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU!! Semenjak mengetahui kabar kehilangan istrinya, dunia Deka terasa hampa. Rasa bersalah bagaikan bayangan yang selalu mengikuti, menguntitnya tiada henti. Suara tangisan...