Semoga hari kalian senin terus💗
Jangan lupa untuk berbuat baik ya dengan memvote & komen cerita ini🙌
Happy Reading^^
"Lo gak akan bisa berbuat apa-apa, keputusan gue udah bulat. Dan gak bisa dibantah!" Rean dengan menampilkan senyum kemenangan membelai rambut sang pacar menggoda.
Aya memalingkan wajah cemas.
Sesuai dugaan, tubuh mungil itu terlentang di atas tempat tidur akibat dorongan kasar yang dilakukan Rean. Terbit seulas senyum miring di bibirnya seketika membuat Aya merinding.
Berniat akan bangun dari posisinya, namun pergerakannya terlebih dahulu dicegat oleh sang kekasih. Guratan di wajah cantiknya menandakan bahwa gadis itu sedang ketakutan. Belum lagi irama jantung yang seakan berdegup bagaikan disko di sana.
"Jangan lakuin itu, aku gak mau," ucap Aya dengan meneteskan air mata.
"Hukuman harus dijalankan dengan baik, sayang." Kecupan singkat mendarat di pelipis mulus yang sedang berkerut dibasahi oleh keringat dingin, Rean terkekeh pelan.
"Kamu gak berhak ngelakuin itu selagi belum ada ikatan pernikahan, kita baru pacaran." Dengan nada gemetar, Aya bersuara menegaskan. Matanya berusaha tetap menatap mata Rean yang berada di atasnya dengan kedua tangan menumpu.
"Pacaran atau nikah sama aja, gue mau lo sekarang," balas cowok itu sensual. Tak berhenti memberikan senyuman manis seolah malam ini adalah malam pertama bagi mereka.
"Gak! Aku gak bisa, ini terlalu jauh buat dilakuin," jawab gadis itu sambil menggelengkan kepala tidak setuju.
"Ini hukuman!!" bentak Rean seketika, membuat mata gadis di bawahnya membelalak terkejut.
"Kalau aku gak setuju, perlakuan kamu aku anggap sebagai pelecehan!" Dengan keberanian penuh Aya mendorong keras tubuh yang tadi mengurungnya. Spontan raut sangar tercetak di wajah sang kekasih.
Lagi-lagi rambut pendeknya ditarik sekuat tenaga oleh Rean. Tangannya mencoba untuk membela diri. Akan tetapi malah menjadi korban kebringasan pacarnya. Aya menjerit tatkala satu tangannya dipelintir.
"Rean kamu nyakitin aku, plis ini sakit banget," ucap Aya lirih. Tetes demi tetes air bening membasahi kedua pipinya. Ia tidak menyangka Rean akan berbuat sekejam ini.
"Makanya nurut! Puasin gue sekarang!!"
Bibir merah muda itu bergetar. Menggelengkan kepala sebagai jawaban, memancing jiwa kejam dari Rean semakin meningkat.
Dalam sekali gerakan tangan yang bertugas memelintir berpindah ke leher jenjang Aya. Mencekiknya hingga gadis itu kesulitan bernafas.
"Kamu j-jahat," ujar Aya dengan nafas tak beraturan. Perlawanan darinya tak ada apa-apanya oleh tenaga Rean yang sudah lebih dulu dimasuki iblis.
"A-ku mau putus!" Mendengar ucapan kurang ajar tersebut, tatapan cowok itu menggelap. Dikelabui oleh emosi yang memuncak, mendorong dirinya agar berbuat lebih kasar.
Rean mengeluarkan seluruh tenaganya, dalam satu tarikan tubuh Aya yang semula berada di kasur kini telah berpindah ke lantai yang dingin. Nafas cowok itu terengah-engah seolah baru saja berlari jarah jauh setelah meghempaskan badan kecil sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI? (On Going)
Teen FictionBIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, SILAHKAN BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU!! Semenjak mengetahui kabar kehilangan istrinya, dunia Deka terasa hampa. Rasa bersalah bagaikan bayangan yang selalu mengikuti, menguntitnya tiada henti. Suara tangisan...