Buat readers baru atau lama, jangan sider lah. Aku butuh suport biar semangat up ceritanya.
Apa-apa yang gelap? Yang lagi baca tapi gak vote/komen (pembaca gaib) atau gelap😊💔
Langsung aja ya🌻
Happy Reading^^
Deka memasang wajah malas ketika berhadapan dengan perempuan di hadapannya. Dengan terpaksa ia mengobati luka di lutut Eva.
Tak selang beberapa menit, bunyi tapak kaki seseorang masuk ke ukk (unit kesehatan kampus). Membuyarkan antensi kedua manusia itu.
Eva berdecak sinis ketika melihat kedatangan dua perempuan yang kemarin melabraknya. Waktu bersama dengan sang pujaan hati jadi terganggu, padahal dirinya sudah membayangkan hal-hal romantis yang akan Deka lakukan untuknya.
Rencana ini memang telah Eva siapkan agar mendapat perhatian Deka. Dan terbukti berhasil, sesuai harapan kini cowok itu mengobati lukanya walaupun respon Deka tidak begitu khawatir.
"Ganggu ya?" tanya Serin sinis.
Sesekali ia meringis merasakan perih di salah satu jarinya sehabis terluka karena bermain gitar terlalu bersemangat.
"Siniin cepet kotak obatnya, gue butuh." Serin menatap kurang bersahabat pada dua makhluk itu, terutama Eva. Menyodorkan tangan seperti ingin merampas.
"Jari lo kenapa?" Setelah memasang hansaplast di lutut Eva, cowok itu berdiri menyodorkan kotak p3k itu pada sahabat istrinya itu.
"Buta mata lo! Gak liat ini berdarah, masih nanya. Ya luka lah apalagi?!" balas Serin menaikkan suaranya, menarik kasar kotak itu.
"Lanjutin aja berduaan di sini, btw kenapa gak di semak-semak aja? Biar gak ada yang liat. Kali aja mau buat anak, mumpung Aya lagi gak ada?" ucap Disa sarkas.
Membuat Deka mengepalkan tangan emosi. Perkataan sampah seperti itu tidak pantas terucap oleh siapapun, apalagi ditujukan untuknya. Mata teduhnya berubah garang.
"Maksud lo apa, gue ngobatin nih cewek sebagai bentuk tanggung jawab doang. Gak ada maksud lain," bantah Deka tidak terima.
"Yaudah sih gak ada yang peduli. Orang istri lo aja gak ada, ya pasti aman kalau mau begituan mah," sambung Disa lagi mendapat lirikan sinis dari Serin yang tengah sibuk mengobati lukanya sendiri.
"Dasar bad attitude! Gue bukan cewek murahan yang dengan gampangnya nyerahin tubuh gue ke cowok lain!" Eva turun dari brangkar lalu menghampiri Disa yang bersedekap dada menantang.
"Oh gitu ya? Kirain lo kayak gitu," sahut cewek berambut dicepol satu itu berpura-pura percaya.
"Gak nyadar ya, lo juga ngejar Juna kan. Udah pasti kecentilan juga ya kan? Lagian cewek bodoh kayak lo mah bukan tipe Juna!" Disa menggeram marah. Refleks telapak tangannya melayang mengenai pipi mulus milik Eva hingga tertoleh ke samping.
"Diem lo! Seengaknya gue gak macam lo, dasar pelakor!"
"Jangan bawa-bawa Juna gue bangsat! Selesai kuliah di luar negeri, dia janji bakal pulang ke indo buat nemuin gue. Dan nyatain perasaannya!" Disa menendang keras betis Eva sehingga gadis itu merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI? (On Going)
Teen FictionBIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, SILAHKAN BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU!! Semenjak mengetahui kabar kehilangan istrinya, dunia Deka terasa hampa. Rasa bersalah bagaikan bayangan yang selalu mengikuti, menguntitnya tiada henti. Suara tangisan...