Maaf lama updatenya 🙏
Happy Reading^^
"Mpus nama kamu sekarang Miaw ya," ujar Aya sambil mengelus kepala berbulu itu penuh sayang.
Meraih hewan menggemaskan itu untuk dippangku. Menimang tubuh mungil dengan gemas, membuat si mpus berkedip pasrah atas perlakuan majikannya itu.
"Sekarang kamu bagian dari hidup aku." Bibir merah muda sang majikan menempel lama ke pelipis imut kucing tersebut mengharuskan mata kuningnya memejam.
Setelah merasa puas bermain-main dengan hewan lucu itu, Aya segera melepaskannya. Posisinya yang duduk di sofa ruang tamu menghadap ke halaman luar. Menunjukkan luasnya lapangan dengan diisi beberapa tanaman mahal nan segar.
Asik memandang, Aya tak sengaja menatap punggung bodyguard kekasihnya. Pak Tomy sedang berdiri sesekali mengusap air mata.
Wajah cantiknya menunjukkan rasa khawatir, Aya bangun menggunakan satu tongkat menghampiri bodyguard tersebut.
"Om kenapa nangis?" tanya Aya mengerutkan alis.
"Oh... gak kenapa-kenapa kok Nona," dalih pria itu menunduk menyembunyikan kesedihan.
"Gak kenapa-kenapa, tapi kok nangis? Om Tomy udah aku anggap keluarga aku sendiri loh, kalau ada masalah boleh dong cerita ke Shea." Telunjuk mungil milik Aya mengangkat dagu ditumbuhi jenggot pria berumur empat puluh tahun itu. Tomy mendongak dengan mata sembab. Bibir setengah hitamnya lantas tersenyum tipis.
Semenjak bertemu Aya. Bapak-bapak anak satu itu selalu dibuat terharu sekaligus bahagia karena kehadiran pacar majikannya tersebut. Ras rindu pak Tomy terhadap anak perempuan tunggalnya menjadi terobati hanya ketika wajah gadis imut ini tampak di matanya
"Saya rindu sama anak saya di kampung. Mau ijin pulang dua hari, tapi Tuan Rean tidak memperbolehkan," ungkap pak Tomy sedih.
"Ya ampun maaf ya Om. Nanti kalau Rean datang, Shea bujuk deh. Om jangan sedih lagi ya, Shea ikhlas kok jadi anak om buat dua hari atau kalau bisa selamanya juga gapapa. Shea gak tau rasanya punya Ayah, kata Rean papah aku udah meninggal."
Sudut bibirnya ditarik ke bawah, suasana hatinya tiba-tiba saja muram ketika mengingat pembicaraan mereka ketika berada di rumah sakit beberapa bulan yang lalu mengenai informasi keluarganya.
"Boleh gak kalau pembicaraannya jangan formal Om. Vibes Om Tomy tuh kayak ayaable banget buat aku," ujarnya penuh harap.
Raut kebingungan kentara di wajah hitam manis tersebut. Menatap tidak enak ke arah pacar majikannya.
"Sudah kewajiban saya berbicara formal sebagai tanda menghormati Nona, pacar Tuan Rean," jawab pak Tomy jujur.
"Yah.. Om kok gitu. Padahal Shea berharap banget bisa disayang juga sama Om Tomy." Melihat Aya menundukkan kepala sedih, pria berbaju hitam tersebut langsung merasa bersalah.
"Saya sayang kok sama Nona. Non Shea sudah saya anggap seperti putri saya sendiri, pas gak ada di rumah waktu itu. Saya khawatir banget, sedih karena takut Non Shea kenapa-napa, sekarang udah ada di sini lagi, saya seneng." Garis senyum tulus tercetak, memandang wajah imut di depannya penuh sayang. Ingin rasanya memeluk, tapi sebagai pembantu Tomy harus sadar diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI? (On Going)
Teen FictionBIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, SILAHKAN BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU!! Semenjak mengetahui kabar kehilangan istrinya, dunia Deka terasa hampa. Rasa bersalah bagaikan bayangan yang selalu mengikuti, menguntitnya tiada henti. Suara tangisan...