4. Bersama Lagi

3.1K 140 21
                                    

Pengen banget buat jadwal update biar aku bisa konsisten. Tpi takut gk berhasil, karena suka mager🙈🤫

Coba2 buat up cepet deh, kalian jangan lupa timbal baliknya ya🤡☺

Dh lah langsung aja:)

Happy Reading^^

Deka mendudukkan sang istri di belakang motornya. Aya masih terus bergerak gelisah agar bisa kabur. Tenaga sang suami lebih kuat dibanding dirinya membuatnya harus pasrah sekarang.

“Aku mau pulang!!” teriaknya menggebu-gebu. Keduanya bola matanya membesar mengarah pada sosok pria di hadapannya yang berekspresi datar.

“Gue emang mau bawa lo pulang,” sahut Deka santai.

Menaiki motornya kemudian memasang helm. Tak lupa menarik kedua tangan Aya untuk memeluk perutnya. Dengan tampang galak, gadis itu menarik tangannya kasar, memalingkan wajah dengan linangan air mata.

“Udah aku bilang, aku mau pulang! Aku mau Rean!!” Sebagian orang yang lewat menatap keduanya heran, Aya tidak memperdulikan. Matanya tertuju pada pria berhelm di depannya. Ada sekelebat amarah yang tak bisa ia keluarkan sekarang.

Dadanya naik turun bersamaan remasan kuat di tangannya. Menahan sesuatu yang akan meledak, sikap sok kenal Deka membuat dirinya muak. Aya merasa terancam. Ia takut diculik karena ketidakmampuan fisiknya untuk melawan.

“Aku bukan Aya!! Aku Shea!!” jeritnya lagi.

“Bisa diem gak?” Deka menoleh. Menatap dingin gadis itu.

“GAK!”

“Kalau mulut lo gak bisa diem, biar lakban aja yang ngediemin.” Aya menggeleng memundurkan kepala tatkala lakban hitam itu mendekati mulutnya. Ia menepis cepat tangan sang suami, tapi apa boleh buat Deka harus bersikap kejam kali ini. Perkataan pedas istrinya tadi cukup menyakitkan untuk didengar.

Suara Aya teredam sempurna, tangannya yang terbebas memukul kepala Deka keras.

Seolah tak memperdulikan. Deka mulai menyalakan motor meninggalkan tempat tersebut.

🙈

Penyambutan pertama yang Aya dapatkan ketika memasuki rumah besar keluarga Anggara adalah pelukan hangat nan erat dari seorang wanita paruh baya. Menyerukan tangis haru yang berhasil membuat keningnya berkerut. Ada apa dengan wanita itu?

“Ini beneran Aya kan? Ya ampun makasih banyak Tuhan, Kau sudah mengabulkan doaku. Akhirnya menantu kesayanganku ini kembali.”

“Kak Aya.” Uswa memeluk lama tubuh kakak iparnya itu. Tak ada balasan dari sang empu selain senyuman kaku. Aya tertekan, badannya terasa panas dingin ketakutan.

“Aku sama sekali gak kenal siapa kalian. Jadi, aku mohon Tante bilang sama anaknya Dika... buat antar aku pulang ke rumah,” tuturnya penuh harap.

“Deka bukan Dika!” tegas laki-laki itu marah.

Syifa dan suaminya mengangga tidak percaya. Luruh sudah air mata ibu Deka itu, menelan ludah susah payah. Malik mengelus punggung sang istri menenangkan.

Penantian mereka selama ini berakhir mengecewakan. Aya mengalami amnesia akibat benturan keras mengenai kepalanya saat terjatuh dari ketinggian.

USAI? (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang