Maaf lama update 🙏😊
Aku ngejar target sebenarnya, tapi vidio promosinya susah bngt buat rame, jadi kepikiran trus males buat up. Ini aku usahain buat readers yang masih nungguin kelanjutan cerita ini. Btw thanks ya💗🌻
Happy Reading^^
Kedua sahabat itu menghadang di hadapan Eva. Kompak mereka melontarkan tatapan kurang bersahabat pada wanita pelakor tersebut.
"Minggir," usir Eva dingin.
"Berhasil ya rencana jahatnya," singgung Serin tiba-tiba. Sudut bibirnya terangkat memberikan Eva tatapan sinis penuh kecurigaan. Membuat gadis itu merasa terintimidasi.
"Iyalah, kalau gak pake cara kotor mana bisa ngedapetin apa yang di mau, bener gak?" sambung Disa tertawa remeh.
"Maksud kalian apa, rencana jahat apa yang gue lakuin? Dasar gak jelas!" Seolah memilih tak peduli, kaki jenjangnya melangkah membelah angkuh kedua bahu kedua sahabat tersebut.
Serin berdecih sinis, setelah apa yang Eva lakukan pada adiknya tidak semudah itu untuk lepas dan terlihat tenang hidupnya. Aya adalah bagian dari kebahagiaan yang dimiliki oleh Serin. Ketika keluarganya mengabaikan arti sebuah kebersamaan, Serin justru merasakan itu saat dekat dengan Aya.
"Jangan sok polos!" Tarikan keras tangan Serin pada rambut Eva berhasil membuat tubuh kurus itu berbalik mundur, Eva memekik pelan mencoba untuk lepas.
"Aya jatuh dari rooftop karena ulah lo yang pura-pura pingsan biar bisa kegatelan sama Deka, kan!" bisik cewek berjaket levit itu sarkas. Serin menyugar rambutnya ke belakang, ia terkekeh sinis melihat raut kesakitan yang ditampilkan oleh wanita ular itu.
"Apaan sih? Gue gak tau Aya bakal jatuh dari sana! Lagian gue beneran pingsan waktu itu karena belum terlalu pulih akibat habis ditusuk sama cewek sialan itu!" ungkap Eva gregetan.
"Halah! Bacot!" Dengan jahil Disa menggelitik perut putih Eva yang terekspos karena hanya mengenakan crop top dengan setelan rok di atas lutut.
Sontak badan Eva menggelinjang, matanya melirik tajam Disa yang tertawa merasa puas. Namun, beberapa menit kemudian wajah gadis itu berubah datar saat telapak tangan Eva menampar sebelah pipinya.
"Anjing lo!" umpat cewek berambut dicepol itu membalas tamparan yang Eva berikan padanya.
"Ngaku! Aya jatuh itu rencana lo kan!!" bentak Serin berapi-api. Menambah tarikan lebih kuat hingga membuat rambut gadis itu terasa hampir mau lepas dari kepala.
"Nggak, bukan gue sumpah," ucap Eva takut. Melihat ada Rendi yang berjalan tak jauh dari sana. Matanya mengisyaratkan agar sang kakak segera menolongnya.
"Pelakornya cuman lo, yang gak suka sama Aya cuman lo! Lalu, gak menutup kemungkinan lo ada niatan buat Aya pergi dari dunia ini," balas Disa menginjak sepatu berwarna putih milik Eva.
Anak-anak lain hanya lewat tak terlalu begitu penasaran dengan adegan seperti ini. Membuat Serin dan Disa menjadi lebih leluasa memberi pelajaran pada gadis itu. Namun, tiba-tiba suara tegas Rendi menggagalkan semuanya.
"Gue mau bicara sama lo, sekarang!" Rendi menyentak kasar tangan Serin di rambut sang adiknya. Memasang wajah sok sangar pada Eva, demi membuat kedua sahabat itu percaya bahwa mereka tidak ada hubungan apa pun.
"Woi! Gak bisa gitu dong, kita belum selesai!" teriak Disa sambil menguyah keripik. Menatap jengkel kedua punggung dua bersaudara yang sudah menjauh.
"Ganggu banget, setan!" umpat Serin terlihat masih belum puas menyiksa mangsanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI? (On Going)
Teen FictionBIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, SILAHKAN BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU!! Semenjak mengetahui kabar kehilangan istrinya, dunia Deka terasa hampa. Rasa bersalah bagaikan bayangan yang selalu mengikuti, menguntitnya tiada henti. Suara tangisan...