Hai~
Gimana, puasanya lancar? 😀
Kemarin pas prolog ada yang bingung siapa itu Rean kan? Jadi di sini aku mau ngasih tau kalau Rean itu...? Jawab sendiri ya😉
Tebak2 tebak yok🤡
Klarifikasi: pacar Genta yang meninggal itu bukan Shea namanya, tapi Syena.
Vote dan komennya, dipersilahkan:)
Ayo komen, banyakin pahala. Bantu orang dpt pahala😇😉
Eh langsung aja....
Happy Reading^^
Langkah lebar itu berjalan menyusuri koridor kampus. Banyak pasang mata memperhatikan penuh kagum pada pria berhoodie abu-abu itu, paras tampannya kian terpancar saat rambut hitamnya tertutupi kupluk kain.
Headphone mengalung di leher, raut datarnya tak memudar. Walau sudah beberapa gadis di sana menyapanya dengan senyuman hangat. Deka sama sekali tidak tertarik untuk sekedar melirik.
Deka merasa hari-harinya membosankan. Sebelum kehilangan itu melanda, Deka justru terlihat tenang sebab hampir setiap saat Aya selalu bersikap bucin terhadapnya.
Sigap Deka memindahkan posisi headphone itu pada kedua telinganya karena mengetahui langkah kaki seseorang di belakang mencoba mendekat. Dan seratus persen Deka yakin, bahwa orang itu adalah Eva.
Gadis gila yang akhir-akhir ini selalu menempel padanya. Karena kejadian naas yang menimpanya malam itu, malam dimana Deka tergiur untuk menghempaskan semua masalah dengan meminum alkohol sebab merasa frustasi memikirkan peristiwa tempo hari. Istrinya tidak mau pulang, dan berpura-pura tak mengenalnya.
"Sayang tunggu." Bunyi musik terdengar sangat keras membuat si pemilik telinga tak mendengar teriakan gadis dengan dres pendek di atas lutut dibaluti cardingan pendek berwarna hitam.
Seolah tidak memperdulikan wanita yang menyempil di sampingnya itu, Deka terus berjalan cepat. Berulang kali ia menepis tangan Eva yang berusaha mengalung di lengannya.
Sampai pada akhirnya Deka tiba-tiba berhenti di tempat. Melontarkan tatapan tak sukanya ke arah perempuan centil yang menghadang di depannya.
"Aku bilang tunggu, aku mau jalan bareng sama kamu," ujar gadis itu lembut. Membuat Deka memutar bola mata malas.
Tak ada jawaban, Deka hanya mengamati bibir Eva berbicara namun sama sekali tidak mendengar isi pembicaraan tersebut. Ia melengos begitu saja, melewati tubuh gadis itu dengan santai.
Eva menghela nafas panjang, menghentakkan kaki kesal. Ia berbalik menyusul dambaan hatinya, lalu tanpa Deka duga Eva melepas headphone di telinganya.
Deka mendelik tajam pada perempuan tersebut.
"Jangan ganggu gue!" tegas cowok itu penuh penekanan.
Belum sempat Deka kembali melangkah pergi, gesit Eva menahan lengan kekar itu. Menatap mata tajam milik Deka dengan tatapan serius.
"Kamu gak inget kejadian malam itu?" ujarnya mengingatkan.
Lantas segera mendengus, menarik lengannya kasar. Hingga membuat Eva tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI? (On Going)
Teen FictionBIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, SILAHKAN BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU!! Semenjak mengetahui kabar kehilangan istrinya, dunia Deka terasa hampa. Rasa bersalah bagaikan bayangan yang selalu mengikuti, menguntitnya tiada henti. Suara tangisan...