14. Aya or Shea?

1.4K 101 54
                                    

Sebelum baca alangkah lebih baik di vote dulu😌

Bunga buat readers yg vote+komen=💐

Yg nggak= 🪨
Canda

Happy Reading^^

Aya menangis histeris saat tangan pacarnya itu bersiap menutup pintu kamarnya dari luar.

“Jangan Rean, Shea mohon. Hukum Shea aja, om Tomy gak salah. Shea siap dipukul demi om Tomy,” mohonnya penuh harap, memegang erat lengan Rean yang terbungkus jaket berwarna coklat brown.

“Gue lagi gak mau nyakitin lo. Lo pasti capek banget kan, sekarang lo istirahat di kamar. Nanti kalau urusan gue udah selesai, gue bakal ke sini lagi,” tutur cowok itu tenang, dengan hati yang berkobar api amarah.

"Nggak! Kamu tetap di sini, jangan sakitin om Tomy, kalau om Tomy kenapa-napa. Shea gak akan maafin kamu, kalau om sakit nanti Shea gak ada temen lagi di sini. Plis Rean, turutin Shea kali ini.” Dengan derain air mata, gadis bertubuh pendek itu melayangkan tatapan rapuh yang memilukan.

“Lo yang harus nurut sama keputusan gue!” bentak Rean menepis kasar tangan Aya di lengannya. Pupil matanya membesar memperlihatkan bahwa di sana terdapat kemarahan besar.

“Shea aja yang dipukul.” Tubuh Aya luruh ke bawah bersimpuh di kaki kekasihnya. Suara tangis menyayat hati itu tak kunjung membuat Rean luluh. Justru dirinya semakin bersemangat untuk menyiksa bodyguard yang telah berkeja dengannya selama lebih lima bulan tersebut.

"Kenapa lo segitu pedulinya sama pak Tomy. Tugas dia di sini itu cuman babu! Gak berhak dapat perhatian lebih dari seorang majikan, jangan ngerendahin harga diri demi orang gak jelas.” Perkataan angkuh pacarnya membuat Aya ikut merasakan sakit. Serendah itukah pak Tomy di mata Rean? Bahkan ketika status yang membedakan, Aya tetap menganggap bodyguard itu sebagai bagian dari keluarganya.

Dalam dunia ini, jarang sekali manusia dapat bertindak adil terhadap sesamanya. Tak jarang dari mereka yang bertindak seperti binatang yang pada dasarnya memang tak memiliki akal dan aturan.

Pandangan rendah memang biasa dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Merasa paling sempurna hingga tak menyadari bahwa mereka memiliki hati dan pikiran rendahan.

🙈

“Kenapa lo gak becus jagain pacar gue!!” hardik Rean di hadapan Tomy yang menunduk ketakutan. Hatinya terus melafalkan doa meminta pertolongan pada Tuhan.

“Saya ketiduran, nona Shea sebelumnya juga gak kabur Tuan. Dia bilang cuman main sama kucingnya, jadi saya bolehin, tolong maafin kecerobohan saya, Tuan....”

Rean meludah kasar, raut wajahnya terlihat sangar. Seolah menolak permintaan maaf tersebut.

Mereka berada di luar apartemen, gelapnya langit dimbumbui terpaan angin sepoi-sepoi menerpa kulit. Keadaan sunyi menambah sensasi mencekam di sana. Sekalipun pak Tomy sekiranya mampu melawan Rean, tetap saja sebagai seorang yang butuh gaji dari pekerjaannya. Dia harus bersikap profesional.

Setelah beberapa menit berdiam diri, Rean mulai melakukan aksinya. Menghantam tubuh besar pak Tomy dengan tonjokan brutal. Pak Tomy yang memilih mengalah, akhirnya terkapar di atas tanah dalam keadaan babak belur.

USAI? (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang