Prolog

9.5K 256 55
                                    

Assalamu'alaikum~

Hai gimana? Rindu sama AyaDeka gak?

Gantungnya gk lama kok, g tau kalau nanti puasa. Mikir2 dulu guys🤧✌

BIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU. KARENA INI S2 NYA

Happy Reading^^

Sudah empat bulan Deka lalui tanpa sosok sang istri. Selama waktu itu juga dirinya terus berusaha mencari keberadaan Aya dengan harapan masih hidup. Namun pencariannya sia-sia, ia gagal.

Rasa penyesalan menghantui setiap saat, membuat Deka rasanya ingin tertidur lama  hanya untuk sekedar menenangkan pikiran.

Bibirnya menempel di sedotan, menghisap air dalam gelas panjang dalam pegangannya. Deka menatap ke arah jalanan, sinar matahari siang menyoroti setiap insan yang berlalu lalang di sana.

Tidak terasa, hari kelulusan berlalu begitu cepat. Sekarang, Deka dan keempat sahabatnya tengah bersantai di kantin kawasan kampus.

“Gimana, udah move on sama istri lo?” tanya Rendi memecah keheningan.

Sontak keempat orang itu menatap Deka.

“Gak tau. Firasat gue dia masih hidup, jangan tanya itu lagi ke gue. Jawabannya tetap sama.” Deka mendengus, mengalihkan pandangan pada dinding kaca.

“Gue dukung lo tetap bertahan, jangan nyerah buat nunggu Aya,” sambung Arga menepuk bahu Deka pelan, mencoba menyakinkan. Arga tau bahwa sahabatnya itu selalu berfikiran negatif akan kondisi istrinya itu. Entah hidup atau sudah meninggal, Deka terkadang setres memikirkan hal tersebut.

“Gue juga,” sahut Nando.

“Lo berdua gimana?” Arga menatap secara bergantian pada Genta yang sejak tadi diam. Sedangkan Rendi ia mengedikkan bahu acuh.

“Gue ikut-ikut aja,” jawab Rendi terkesan cuek. Padahal di dalam lubuk hati, ia sangat tidak sudi mendukung hubungan sialan yang menghancurkan perasaan adiknya.

“Jawaban gue sama.” Genta memaksakan diri untuk tersenyum, baginya pertanyaan tersebut sangat sulit. Demi menjaga perasaan Deka, ia harus berpura-pura.

Sibuk termenung memandang aktivitas di luar, Deka sontak tercengang saat pandangannya melihat seseorang yang sangat amat ia kenal. Gadis itu memakai baju rumah sakit serta duduk di sebuah kursi roda.

Tak sampai di situ, Deka dibuat mengeryit heran ketika memperhatikan sosok lelaki dengan setelan jaket panjang berwarna coklat berjalan sambil mendorong kursi roda menuju masuk ke bandara.

Hati Deka berdebar penuh amarah, sebelah tangannya terkepal kuat di atas meja. Tanpa membuang waktu lagi, dirinya sigap berlari keluar. Semua sahabatnya sontak terkejut, menatap heran pada Deka.

🙈

Saat memasuki bandara, Deka mengedarkan pandangan ke segala arah. Memperhatikan dengan jeli setiap orang yang lewat. Kerumunan di sana membuat Deka sulit menemukan keberadaan orang yang dia cari.

“Sialan!” umpat Deka mengusap wajah gusar.

Namun, mata itu kembali melebar. Begitu menangkap dengan jelas punggung gadis itu berada tak jauh dari kerumunan. Deka langsung berlari menghampiri.

USAI? (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang