5. Kebersamaan

2.7K 109 35
                                    

Hai, maaf lama updatenya🙏😁

Happy Reading^^

Deka berjalan menyusuri koridor. Wajah muram yang biasa tertampil kini tampil lebih cerah. Hatinya berbunga-bunga dari kemarin hingga sekarang. Entah kenapa rasanya ia ingin berteriak saking gembiranya.

Langkah menuju kantin, keempat sahabatnya telah duduk menikmati hidangan di atas meja. Tak halang mereka kompak mengeryitkan alis bingung ketika melihat Deka terlihat ceria sekali hari ini.

Senyuman lebar nan tulus tercetak di wajah tampannya. Menepuk pundak Rendi singkat lalu duduk di sebelah cowok itu.

“Keliatan seneng banget lo hari ini?” ujar Rendi merasa heran.

“Iya tuh, pasti ada sesuatu nih?” sahut Arga menaikkan alis menggoda. Melirik Nando yang juga mengangguk menyetujui.

“Aya udah ketemu, sekarang dia gue sekap dalam kamar. Jaga-jaga siapa tau ada yang nyulik.” Ekspresi keempat pria itu lantas tercengang, Genta ikut bahagia mendengar kabar tersebut. Bibir tipisnya tertarik membentuk senyuman tipis.

“Kok bisa?” tanya Rendi sedikit mendesak. Sungguh, mulutnya sudah amat gatal ingin mengumpat. Mengingat situasi yang tidak memungkinkan, Rendi memilih untuk memendamnya.

“Ya bisalah bego!” sahut Arga jengkel.

“Tau, tapi kok bisa gitu ketemu. Kronologinya gimana?” ujar Rendi keras kepala.

“Gue pasang poster orang hilang di beberapa tempat, terus ada orang yang liat Aya bareng pacarnya jadi langsung aja gue samperin. Yaudah, gue culik aja. Orang dia istri gue, belum cerai. Enak aja tiba-tiba gandeng pasangan baru lagi,” jelas Deka panjang lebar.

“Terus kenapa harus disekap? Aya bisa pengap di dalam.” Genta mengangkat pandangan, menatap Deka tidak suka.

“Tenang aja, keluarga gue yang jagain dia. Kalau sampai dia kabur atau diculik cowok itu lagi, bunda akan telpon gue,” jawabnya tenang.

“Cowok yang lo sebut sebagai pacar Aya itu siapa? Lo kenal?” Wajah bingung milik Nando mewakili pertanyaan dalam benak Arga, Genta dan juga Rendi.

Deka mengigit bibir pasrah. Ia menggeleng.

“Gue gak kenal pasti siapa orangnya, tapi Aya selalu manggil nama dia Rean.” Jawaban tersebut sukses membuat pikiran mereka mengeluarkan opini-opini lain dalam otak.

“Apa mungkin Rean anak baru itu?” tebak Nando membuat Deka mengeryit begitu pun dengan Genta. Matanya langsung mengarah pada orang yang dimaksud.

Terlihat tak jauh dari tempat mereka, Rean tengah duduk bermain ponsel.

“Gak mungkin sih, dia aja baru kenal gue kemarin,” sahut Deka mencoba berfikir positif.

“Nasib selingkuhan lo gimana dong? Ya kali Eva hamil lo tinggal gitu aja,” sela Rendi mengingatkan. Tanggapan Deka terlihat bodoh amat, ia memilih untuk tidak menjawab walaupun sebenarnya sudah sangat muak.

“Eva bukan urusan Deka. Jangan ngubah topik pembicaraan,” tegur Genta dingin.

“Gen gue ngomong fakta kok. Cewek kalau udah rusak, siapa lagi yang mau tanggung jawab selain orang yang buat dia rusak.” Asap rokok berhembus dari mulut Rendi, sama sekali tidak merasa bersalah karena sudah mengatakan itu.

USAI? (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang