Asik membaca buku, tiba-tiba sebuah tangan memukul pelan pundaknya. Dia pun menoleh."Ke club malam ini, ada orang yang mau ketemu lo di situ,” ucap temen sekampusnya itu kemudian berlalu pergi. Alis Rean mengeryit samar. Menatap punggung cowok itu dengan otak penuh tanya.
Seakan bodoh amat, Rean beranjak. Meninggalkan tempat duduknya menuju luar.
Deka dan keempat sahabatnya memperhatikan gerak gerik sang target. Melalui ekor matanya, Rean melirik sekilas.
Sampai di ambang pintu, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Meninggalkan raut sinis dari Deka.
“Coba lo tebak, dia bakalan datang gak malam ini?” Rendi mendekati posisi meja ketua Delax.
“Datang gak datang, dia tetap gue awasin.” Pernyataan suami Aya tegas. Ia menunduk, mengirimkan beberapa pesan pada istrinya. Namun, sejak kemarin hingga sekarang Deka terus menelan kekecewaan begitu melihat tak ada respon apapun dari Aya.
“Gak akan dibales, Rean pasti tau rencana gue waktu itu. Hp Aya mungkin udah rusak,” ujar Genta memberitahu. Membuat Deka mengeluarkan tatapan dingin, gebrakan emosi dalam dada semakin menjadi-jadi.
Sontak mata Nando melebar mengalihkan pandangan ke arah Deka.
“Ini masuk akal banget. Reandra Bagaskara satu-satunya Rean yang denger obrolan kita kemarin. Setuju?” Genta dan Arga mengangguk mantap. Sedangkan Deka sendiri berusaha mencerna, merasa bodoh. Mengapa baru sekarang dirinya peka terhadap hal sepele ini.
“Malam ini... buat dia ngaku!” ucap Deka ambisius.
🙈
Tibalah malam yang dinanti-nanti. Sudah lebih dua jam Deka duduk di mini bar menunggu tamu. Berbagai jenis godaan terlihat di tempat tersebut. Dimulai dari gema musik mengundang pinggul untuk bergoyang. Lampu kelap kelip menyinari setiap insan di sana.
Tersisa mereka berdua. Genta, menuangkan secuil air alkohol dalam gelas kemudian meneguknya hingga tuntas. Memperhatikan interaksi kedua sahabat Aya yang juga sedang duduk di sofa.
“Lo masih betah ngejomblo?” Pandangan Rean yang semula fokus pada kedua wanita itu, langsung berpindah menatap Deka.
“Betah-betah aja,” balas Genta santai. Deka terkekeh kecil.
Kepala Deka menoleh ke belakang, memandang dua perempuan cantik yang kini tengah menatapnya juga.
“Mereka jomblo, pepet gih.”
Genta tersenyum tipis mendengar saran dari sahabatnya itu.
“Sayangnya tipe cewek yang gue suka gak ada di diri mereka berdua,” jawab cowok itu apa adanya.
Deka mengangguk paham.
Mengamati wajah sangar Genta, lagi-lagi Deka memutar kepala ke belakang. Matanya ikut menajam tatkala orang yang dicari tiba.
Begitu melihat langkah Rean mendekat, sigap mereka berdua turun dari mini bar. Dengan raut santai, Deka menghampiri Rean yang terlihat kebingungan.
“Hei bro,” sapa Deka ramah. Diikuti oleh Genta.
Tak ada balasan apapun dari orang yang disapa selain tatapan datar.
“Minggir, gue gak bisa lama-lama di sini. Ada orang yang mau ketemu sama gue,” ungkap cowok itu polos. Lantas mengundang kekehan dari Deka.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI? (On Going)
Teen FictionBIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, SILAHKAN BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU!! Semenjak mengetahui kabar kehilangan istrinya, dunia Deka terasa hampa. Rasa bersalah bagaikan bayangan yang selalu mengikuti, menguntitnya tiada henti. Suara tangisan...