Maaf lama update 🙏😇
Para sider semoga harimu tidak menyenangkan😇👍
Doakan semoga Deka bisa balik ke Aya😇🙈
Doain aku biar bisa nerbitin cerita ini😔🙌
Happy Reading^^Selesai mengirim pesan pada Deka. Gadis itu beranjak keluar kamar menuju dapur. Suasana apartemen tampak gelap, hanya tersisa bayang-bayang sinar lampu teras.
Aya pergi dengan mengendap-endap, walaupun terlihat aman. Dirinya tidak mau terlibat resiko jika Rean terbangun dan melayangkan protes.
Sebenarnya, cowok itu memintanya untuk tidur satu ranjang. Namun, dia menolak. Takut hal diluar dugaan terjadi, Rean menurut karena terpaksa.
Dalam jiwa yang sama. Shea dan Aya tentu memiliki kesamaan, seperti sekarang. Gadis dengan piama terusan itu tengah sibuk memasak mie samyang kuah. Sembari menunggu, ia menekuk dagu.
Setelah beberapa menit akhirnya mie mengunggah selera itu masak. Setelah tersaji di mangkuk, Aya langsung meraih sumpit lalu menggulung mie panjang itu masuk ke mulutnya.
"Enaknya," gumamnya sambil menggoyangkan kepala ke kanan dan ke kiri.
Sekarang mie tersebut Menjadi makanan favoritnya. Akan tetapi Aya harus diam-diam menikmatinya. Pasalnya, sang pacar melarang dia untuk memakan makanan pedas. Aya tidak menyukai larangan tersebut, baginya Rean terlalu berlebihan.
"Kok aku ngerasa pernah makan mie ini sebelumnya? Padahal ini pertama kali aku makan," ucap Aya kebingungan. Mie telah tersebut tersisa setengah.
Asik menunduk menikmati hidangan. Aya sampai tak menyadari bahwa orang yang sejak tadi ia takuti untuk datang ternyata sudah stay berdiri sambil bersedekap dada.
"Enak ya mienya?" Sontak saja suara dengan nada dingin itu membuat Aya terkejut. Bahkan sumpit di tangannya sudah terjatuh mengenaskan di lantai. Gadis itu menelan ludah susah payah.
"A-aku gak bisa nahan, soalnya udah pengen banget. Maaf yah, Shea janji gak bakal ngulangin lagi," ungkap Aya jujur. Meraih satu tongkatnya kemudian berdiri menunduk. Tak menyadari bahwa raut kekasihnya sudah memerah akibat emosi.
"Masih ingat konsekuensi melanggar aturan gue?" ucap Rean sembari mendekat. Mengangkat mangkuk tersebut lalu menuangkan air putih ke dalamnya. Aya menatap miris makanannya itu.
Semenit kemudian tanpa dirinya duga mie bercampur air melayang sempurna membasahi wajah cantiknya. Aya lantas mengangkat bahu kaget, rasa panas nan perih menggerogoti wajah serta lehernya. Aya memekik histeris.
"Pedas, mataku perih," keluhnya menangis kelimpungan. Satu tangannya bergerak mengipas, namun tak memberikan reaksi apapun. Aya berniat pergi dari sana. Rean yang masih marah sigap mencekal tangan gadis itu kuat.
"Tetap di sini, jangan ke mana-mana. Biar rasa pedesnya lo rasain juga ke muka lo, kan lo doyan yang pedes-pedes," ujar cowok itu sambil tertawa pelan.
"Gak bisa ini perih banget. Panas Rean, mukaku nanti bisa merah-merah." Mata itu terus memejam efek rasa pedas membuatnya sulit untuk sekedar membukanya sedikit. Aya bergerak gelisah. Sedangkan sang pacar sama sekali tidak terlihat kasihan. Justru ia menikmati tontonan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI? (On Going)
Teen FictionBIAR GAK BINGUNG SAMA ALUR, SILAHKAN BACA JODOH UNTUK DEKAYAS TERLEBIH DAHULU!! Semenjak mengetahui kabar kehilangan istrinya, dunia Deka terasa hampa. Rasa bersalah bagaikan bayangan yang selalu mengikuti, menguntitnya tiada henti. Suara tangisan...